"Luka yang pernah dengan keras membuatmu bahagia"

219 7 0
                                    

Mungkin, kau adalah keinginan-keinginan yang tak mampu ku usahakan dengan baik. Hingga kita menyerah, dan saling mengucap kata pisah. Kita memilih merela, padahal hati tengah meronta.

Saat itu, kita tengah duduk berdua kau memandangiku dengan ramah seolah memendam rasa bersalah, lalu kita menjadi sepasang manusia yang gugup. Saling mencari topik pembicaraan, hingga kau yang dahulu mengutarakan. "Seumpama kau dan aku tak menjadi kita,akan kah kita masih bisa saling sapa?", ucapmu di keheningan.

Aku mengeja di setiap kata yang kau ucapkan, merapalnya berulang-ulang. Memastikan kata yang mampir ketelinga masih ada atau tidak ada celah harapan-harapan. Kupandangi lebih dalam matamu yang berisi jawaban. Dan ku dapati seulas senyum yang tertahan, dengan binar mata yang berkaca-kaca.

"kau tau apa yang paling menakutkan dari perpisahan?" tanyaku pelan.
"Apa?"
"Kita saling memalingkan muka dan tak mau lagi bertegur sapa, kita sama- sama berpaling dan tak lagi mau memeluk kata saling".

Saat ini, larilah kemana hatimu merasa utuh. Terus berpegang jangan sampai renggang, beberapa hal memang harus dilepaskan,beberapanya lagi wajib di perjuangkan.

Dan seketika itu, ingatlah aku. Sebagai luka yang pernah dengan keras membuatmu bahagia.

Perihal LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang