Juli, terima kasih ya. Akhirnya aku sampai pada titik meninggalkanmu. Hari-hari berat kemarin, ternyata sanggup kulalui dengan baik. Berkatmu kusadari bahwa aku kuat. Berkatmu, disadari betapa waktu takkan berhenti meski saat aku sedang merasa rapuh serapuh- rapuhnya hidup akan terus berlanjut, tak peduli meski duniaku runtuh. Waktu terus berjalan, tak perduli meski ragaku butuh teduh. Aku tak berharap banyak pada Agustus. Cukup semoga lebih baik dari sebelumnya, cukup semoga lebih ringan dari sebelumnya. Jika tidak, cukup jadikan aku kuat lebih kuat dari biasanya.
Hai Agustus, hadirmu membawa sejuta harapan bagiku. Baik-baik denganku, ya? Aku sedang menunggu seseorang untuk pulang. Entah kapan pastinya, tapi semoga sesegera mungkin dapat terwujud. Bantu aku mengatasi rindu, ya! Temani aku saat mengontrol cemburu. Dan ingatkan aku bahwa sesuatu yang baik akan selalu datang tepat waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Luka
Short Story"Teruntuk luka yang tak kunjung reda, kukatakan bahwa ini adalah pesan dari semesta yang berbisik manis di telinga. Tentang sahabat laraku yang kuberi nama luka, kuceritakan tentangmu yang tak kunjung membaik,lalu kubilang bahwa kamu bodoh dan selal...