Kalian pasti tau cara menghargai karya seseorang..
Cukup pencet bintang
Gak ribet kan? Hehe :)Selamat membaca ^_^
.
.
.
.
.Bara dan teman temannya kini berada di ruang ganti setelah menyelesaikan tanding basket dengan Rio dan team-nya. Bara melepas pakaian basketnya, membiarkan angin menerpa tubuh indahnya.
"Woww! Wow! Wow! Perut lo makin kotak aja bro". Ucap Devon memecah keheningan. Ia memegang perut Bara namun langsung ditepis oleh Bara.
"Lo kenapa sih Bar? Lo tau gak, gara gara lo tim kita hampir kalah, lo mikirin apa sih hah?" Kata Adit sedikit kesal.
Bara meneguk satu botol air mineral hingga tandas tak bersisa. Sangat terlihat raut lelah di wajahnya. Ia menatap kedepan dengan tatapan kosong. Beberapa saat ia tersadar, kemudian memakai baju seragam putih abunya dan berlalu meninggalkan sahabatnya.
***
Naya dan teman temannya kini berada dikantin bersama Rio, David dan Beno. Mereka asik berbincang satu sama lain, mengabaikan berbagai macam jenis tatapan yang tertuju pada mereka.
"Lo kalahhh!!"
"Yayaya..terus gue harus ngapain?"
"Lo harus masukkin tiga sendok garem ke es jeruk lo dan minum sampe abis!" Titah Naya membuat Rio hanya bisa menurutinya pasrah.
Rio memejamkan matanya seraya meneguk es jeruk rasa garam itu, berharap minuman itu masih bisa diterima lidahnya. Namun garam tetaplah garam, rasa asam dan asin menjadi satu. Naya yang melihat ekspresi Rio yang ingin muntah, tertawa terpingkal pingkal. Teman teman mereka pun ikut tertawa melihat itu.
"Gunting..batu..kertas.." Ucap Naya dan Rio bersamaan seraya mengangkat tangan mereka ingin mengeluarkan salah satu gerakan dari tiga pilihan. Tangan Naya membentuk kertas sedangkan Rio membentuk gunting.
"Yessss!!"
"Jadi?" Naya memutar bola matanya malas, ketika kemenangan tak berpihak padanya.
"Lo harus temenin gue latihan basket sore ini sampai selesai!"
"Oke! Gak masalah! Udah ah gue capek".
Semuanya kini hanya fokus dengan makanan mereka. Audy dan Safira masih agak sungkan berbicara dengan Rio dan teman temannya.Tetapi Safira memberanikan diri untuk berbicara.
"Eh Beno! Kok rambut lo kibo sih?"
"Emang kenapa?"
"Ya gak papasih cuma nanya" Jawab Safira sedikit malu, karena jawaban Beno yang kurang bersahabat.
"gak usah malu-malu anjing deh lo, gue tau dari muka lo, lo itu orangnya cerewet dan gak bisa diem".
"Kucing bego!!" Sahut Rio sambil menoyor kepala Beno. Lalu Beno hanya mengusap usap kepalanya sendiri.
"Hehe tau aja" Safira hanya nyengir kuda.
"Yailah sok sok an bilang orang cerewet, sendirinya sering ngebacot gak jelas". Kata David yang sedari tadi diam. Beno merasa kesal karena David yang sudah membongkar image jeleknya. Beno mengambil tusuk gigi didepannya yang tersedia di setiap meja kantin. Ia melemparnya tepat kedalam bakso David.
"Ban*sa* Beno!"
"Sorry gak sengaja kelempar pas bersihin gigi" Jawab Beno Santai. Audy yang melihat kejadian itu dari awal sudah menahan tawa sekuat mungkin.
"Ihh hati hati vid, gigi Beno kumannya bejibun lohh" Audy ikut mengerjai David.
"Makan tuh tai gigi gue"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAYA (HIATUS)
Teen FictionCERITA INI TIDAK DILANJUTKAN!! Dengan jangka waktu yg belum diketahui. (Dibuat sebelum tau tentang KBBI, EYD, PUEBI atau penulisan yg benar, harap maklum!) . . . "Rio! Rio! Kalo lo bisa masukin tuh bola dalam satu kali lompatan, gue cium lo!" Rio ya...