15. Siapa

1.3K 79 1
                                    

Happy reading :)

"Lepasin tangan lu dari cewek gua" Ucap Gilang dingin sambil memegang dua botol air mineral. Mereka semua terkejut bukan main.

"Bang Gilang?!"

"Ka..kapten?!" 

Bara melepaskan cekalan tangannya dari tangan Naya, lalu Gilang membawa Naya kebelakang punggungnya.

"Ada urusan apa lo sama dia? " Tanya Gilang dengan nada rendahnya, membuat bulu kuduk Devan dan Devon berdiri. Mereka semua tau, jika Gilang sudah marah, habis lah semua.

"Ge, di-dia teman aku" Sahut Naya dari arah belakang, mencoba menenangkan Gilang yang sepertinya sedang menahan emosi. Gilang memutar tubuhnya menghadap Naya.
"Kamu gak papa kan?" Naya hanya menjawab dengan gelengan kepalanya.

Sedangkan Bara masih diam ditempat, dipikirannya hanya ada satu pertanyaan. Kenapa Naya bisa kenal dengan Gilang, ada hubungan apa diantara keduanya?

"Kalian ber empat, keluar!" Ucap Gilang dengan penuh ketegasan didalamnya.

Devan, Devon, dan Adit menatap Gilang sejenak, lalu pergi dari sana. Bara juga melangkah mengikuti ketiga temannya, sebelum benar benar keluar dari tempat itu, Bara menatap Naya sekilas, lalu pergi meninggalkan Gilang dan juga Naya.

"Kamu kenapa sih?! mereka kan teman teman aku" Ucap Naya setengah kesal lalu duduk kembali dengan bibir yang dikerucutkan. Naya merasa tidak enak hati melihat mereka yang diusir oleh Gilang.

"Sejak kapan kamu kenal mereka?" Tanya Gilang yang sudah ikut duduk disamping Naya, kedua tangannya sambil membuka tutup botol, lalu menyerahkannya kepada Naya. Naya menyambut botol mineral itu dan meminumnya hingga tersisa setengah botol.

"Gak tau, intinya mereka kakak kelas aku"

"Oh" Sahut Gilang cuek, membuat Naya mendumel didalam hati.

"Yaudah ayok anterin ke sekolah" Ajak Naya yang sudah siap berdiri dan melangkahkan kakinya untuk keluar dari sana.

"Mau kesekolah? Udah jam segini ngapain kesekolah, mau dihukum? Hm?" Ucapan Gilang berhasil menghentikan langkah kaki Naya. Naya berbalik sambil tersenyum kikuk. Gilang menggelengkan kepalanya lalu terkekeh pelan. Lucu sekali gadisnya ini. Seketika pikiran Gilang melayang keucapan sang Ayah saat itu. Kenyataan itu sungguh sulit diterima oleh Gilang, sekarang masih pantaskah Naya ia sebut sebagai gadisnya lagi?

Beberapa  jam kemudian...

"Ge pulang yuk" Pinta Naya lagi, ia sangat bosan disini, ia sudah rela bolos sekolah demi menemani Gilang ketempat yang sama sekali tidak Naya ketahui namanya.

Gilang yang asik tiduran diatas sofa membuka perlahan matanya, lalu bangun dan duduk. Matanya menatap Naya yang juga duduk disampingnya.
Niatnya membawa Naya kesini hanya untuk sekedar melepas rindu, ia ingin berduaan dengan Naya tanpa ada pengganggu sedikitpun, meski tidak melakukan apa apa.

"Ayo Ge! "

"Ini baru jam 11 Putrii"

ΠΠΠΠ

Kini Gilang dan Naya sedang dalam perjalanan menuju rumah Naya, setelah Naya berhasil membujuk Gilang dengan seribu satu kata permohonan. Keduanya saling diam. Sesekali saling pandang kemudian membuang muka. Bingung ingin melakukan apa.

Mereka akhirnya sampai di depan rumah Naya. Gilang membuka sabuk pengamannya kemudian membantu Naya yang sedikit kesusahan untuk membuka sabuk pengamannya juga. Tangan Naya terulur untuk membuka pintu mobil namun Gilang dengan cepat mencegahnya.

ANAYA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang