Kalian pasti tau cara menghargai karya seseorang.
Cukup pencet bintang
Gak ribet kan? Hehe :)Selamat membaca ^_^
.
.
.
.
.
Putar di mulmed yaa
Mata mu melemahkan ku
Saat pertama kali kulihat mu
Dan jujur ku tak pernah merasa
Ku tak pernah merasa begini~Dari mata - jaz
~Rio Ganendra
"LO?!" Ucap keduanya bersamaan.
"Ngapain lo disini" Bara berubah menjadi dingin. Sedangkan Adit hanya diam, ia hanya ingin tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Naya memerhatikan setiap sudut wajah Bara. Naya terdiam. Ia berpikir keras.
Kata ibu majikannya luka, dia juga luka, berarti..batin Naya.
"Woyy lo tuli ya?!" Bentak Bara membuat Naya kembali tersadar. Naya menghela nafasnya. Kemudian kembali berjalan mendekati Bara. Naya langsung duduk di sampingnya dan menaruh kotak p3k. Bara menaikkan satu alisnya. Naya membersihkan darah di sudut bibir Bara. Bara diam membeku. Matanya seolah terkunci. Pandangannya tak bisa menjauh dari wajah cantik Naya. Dadanya bergemuruh.
Adit yang melihat itu, tersenyum senang. Ia tahu akhir akhir ini Bara sedang memikirkan sesuatu, seseorang yang kini berada disampingnya.
Ekkhemm
Santi berdehem membuat ketiganya terkejut. Santi membawa handuk kecil dan air di baskom. Ia kemudian menaruhnya di samping kotak p3k.
"Itu buat kompresin lebamnya" kata Santi. Bara menatap Santi dalam seolah meminta penjelasan. Santi yang paham pun kembali bersuara.
"Ohh kenalin ini Naya, Naya kenalin ini Bara"
"Udah tahu" Jawab keduanya bersamaan.
"Cielah pake sama lagi ngomongnya" Goda Adit. Bara yang kesal mengambil bantal sofa dan melemparnya tepat di wajah Adit.
"Ini anak ibu, Naya. Naya, ini majikan ibu, Bara" Jelas Santi. Kemudian Santi berlalu meninggalkan ketiganya menuju ruang makan. Keheningan kembali terjadi. Naya mengambil handuk kecil, mencelupkannya ke air dingin lalu memerasnya. Kemudian menempelkannya pada luka lebam Bara. Sebuah ringisan terdengar dari mulut Bara. Naya menjauhkan tangannya dari wajah Bara. Aksi saling tatap pun terjadi. Tidak ada yang berniat memutuskan kontak mata itu.
Beberapa detik kemudian kedua nya tersentak kaget oleh suara seseorang.
"PANDANGAN PERTAMAAA AWAL AKU BERJUMMPAA~" Suara yang sangat nyaring membuat aksi keduanya berakhir. Dua sosok kunti eh, maksudnya dua sosok manusia kembar yang sudah berdiri diambang pintu, entah sejak kapan. Ya dua orang itu adalah Devan dan Devon.Devonlah yang menyanyikan lagu untuk kedua insan yang sedang tatap tatapan itu. Bara dan Naya yang saling menatap tadi, kini sudah mengalihkan pandangan nya pada Devan dan Devon.
"Tatap tatapan nya nanti aja, entar khilaf nyaho lo " Ucap Devan dengan santainya lalu duduk disamping Adit, dan diikuti oleh Devon.
"Ngapain kalian kesini? " tanya Bara yang sudah kesal akibat ulah keduanya.
"Jengukin lo lah, kan tadi lo habis berantem sama Ri mmmppphhh" Ucapan Devon terhenti saat Adit membekap mulutnya.
"Diam"
"Tangan lo pait woy, habis megang apaan lo? "
"Bisa diam gak sih lo. Entar kita diusir, lo mau? Ucap Devan dengan berbisik ke arah Devon, namun masih bisa didengar oleh yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANAYA (HIATUS)
Teen FictionCERITA INI TIDAK DILANJUTKAN!! Dengan jangka waktu yg belum diketahui. (Dibuat sebelum tau tentang KBBI, EYD, PUEBI atau penulisan yg benar, harap maklum!) . . . "Rio! Rio! Kalo lo bisa masukin tuh bola dalam satu kali lompatan, gue cium lo!" Rio ya...