20. Dia yang dulu

1K 68 3
                                    

Sebagai pembaca yang baik, mohon tinggalkan jejak terlebih dahulu, terimakasih, selamat membaca!!!

.
.
.

Kamu adalah bukti...
Dari cantiknya paras dan hatiii~
Kau jadi harmoni saat ku bernyanyi...
Tentang gelap dan terangnya hidup ini~

-Bukti

"Lo tau kenapa gue benci sama Bara Nay?" Naya menolehkan kepalanya sambil menatap Rio dengan satu alis yang terangkat. Pikirannya sekarang bercabang kemana mana. Sejujuranya ia juga belum tau ada masalah apa antara Bara dan Rio sehingga mereka nampak seperti musuh.

Sedangkan Rio masih memandang danau yang ada didepan sambil berpikir apakah ini waktu yang tepat untuk ia bercerita sedikit masalahnya dengan Naya.

"Karena Bara udah ngebunuh..."

Rio mendadadak tak bisa melanjutkan omongannya sendiri. Masa lalu kelam itu masih sulit untuk diterimanya. Naya memandang Rio seolah meminta kelanjutan, namun Rio tak membalas tatapannya, ia masih setia memandang danau di depannya.

"Sebenernya cukup sulit buat gue cerita tentang ini, tapi.."

"Kalo lo belum siap cerita sekarang mending gausah, gue tetep akan tunggu sampai kapanpun lo siap"

"Gak! Lo harus tau semuanya Nay, lebih cepat lebih baik" Sanggah Rio. Biar bagaimana pun, menurut Rio, Naya harus mengetahui semua kebenarannya. Namun masalalu itupun sebenarnya belum bisa dikatakan jelas kebenarannya.

Rio menggenggam tangan Naya, membawanya untuk ikut berdiri. Naya hanya menurut. Rio juga menarik tangannya entah ingin membawa dirinya kemana.

Rio menaiki sebuah perahu kecil, sedangkan Naya masih berdiri di ujung dermaga. Ternyata Rio ingin mengajak Naya untuk mengelilingi danau ini.

"Kok masih berdiri aja sih? Ayo naik sini"

"Perahunya kekecilan Rio! Kalo nanti kebalik trus kita berdua kelelep gimana?! Danaunya keliatan dalam banget lagi"

"Ya tinggal renang lah" Jawab Rio dengan entengnya.

"Udah, buruan sini" Rio mengulurkan tangannya dan disambut oleh Naya, tentunya dengan rasa ragu dan takut yang bercampur aduk.

Bukannya berjalan pelan, Naya melompat ke atas perahu saking takutnya. Kelakuan Naya itu membuat perahu sedikit oleng dan Naya yang kehilangan keseimbangannya. Tubuhnya bergerak ke sana kemari mengikuti olengnya perahu.

Tubuh Naya semakin tak seimbang dan membuatnya hampir tercebur ke dalam danau. Namun dengan cepat Rio memegang pinggang Naya dan mendekatkan tubuhnya di dadanya.

Naya mulai merasa tenang di dekapan Rio. Perahu yang mereka naiki juga mulai seimbang lagi. Namun ada sesuatu yang membuatnya sedikit mengejutkan. Rio memegangnya dengan erat membuat kepala Naya tepat menempel di dada kiri Rio. Dan Naya dapat merasakan detak jantung Rio yang berdebar kencang.

"Ri-Rio..." Gumam Naya yang dapat di dengar Rio karena jarak mereka sangat dekat.

"Hm" Rio dapat merasakan detak jantungnya sendiri yang berdegup kencang. Ia juga yakin Naya bisa merasakan itu.

Cekrek!

Cekrek!

Berjarak beberapa meter dari Rio dan Naya, ada seseorang yang tengah memotret keduanya. Orang itu tersenyum bahagia, seolah mendapat keberuntungan.

"Akhirnya ada juga yang bisa gue laporin sama bos, hihihi~"

Orang itu pun menyimpan hp nya di saku celananya. Ia berniat pergi secepatnya dari sini sebelum ketahuan. Ia juga harus secepat mungkin mengabarkan ini ke bosnya.

ANAYA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang