Chapter 14

591 48 1
                                    

Maaf banget ya, karena minggu kemaren laptopku ketinggalan di rumah mamaku. Dan aku baru balik sempet ambil hari weekend. hehe... untuk nebus dosa. aku bakal post cerita pagi ini dan besok malam ya. happy reading semuanyaa... love you all. 

Beberapa hari ini mereka sibuk mengurusi pernikahan Fanya dan Aglan. Bahkan hari ini mereka baru kembali dari beberapa gedung yang teman-teman Fanya sarankan. Setelah kemarin mereka pergi untuk banyak barang untuk urusan pernikahan. Dari memesan cateringan, membuat gaun untuk acara pesta dan untuk makeup untuk pernikahan. Fanya merasa tubuhnya sudah tak bisa lagi bergerak. Dia ingin menyandarka tubuhnya dan menghilangkan rasa pegal di tubuhnya. Dan saat ia masuk ke dalam rumah Gita, rasanya ia merasa seperti memasuki surga.

Mereka semua berkumpul ruang tengah untuk membicarakan beberapa hal untuk pernikahan. Fanya menyerahkan semuanya pada teman-temannya. Dia sudah merasa lelah dan pusing. Kepalanya terasa seperti berputar sejak tadi pagi. Dia tidak bisa tidur dengan baik selama beberapa hari ini. siapa yang bisa tidur dengan nyenyak, di saat semua cerita hidupnya berubah bagai rollercoaster. Semua berjalan terlalu cepat. Dia sendiri belum bisa berpikir dengan kepala dingin. Karena semua yang ada di pikirannya sangatlah bertentangan dengan apa yang hatinya katakan. Hatinya mengatakan Aglan sangatlah sempurna. Namun pikiranya terlalu takut untuk hubungan ini. Bahkan dia pernah bermimpi buruk Aglan pergi darinya.

Fanya menghela napas dan bersandar pada sofa. Dia sama sekali tidak ingin ikut campur untuk pernikahannya. Dia menyerahkan seluruhnya pada teman-temannya. Kepalanya terasa semakin sakit, ia memijat kepalanya perlahan dan memejamkan matanya. Dan perlahan ia pun tertidur.

Semua orang masih membicarakan pernikahan. Tidak ada yang menyadari kalau si calon pengantin itu tertidur dengan sangat pulas. Lexa masih memilah milih wedding organizer yang ia kenal dan memiliki beberapa WO terbaik. Dia menoleh untuk Fanya memilih sendiri WO yang ia mau.

"Fan... Ada yang... Lah dia malah tidur." Ucap Alexa.

"Gue bawa dia ke kamar dulu." Ucap Aglan.

"Heh! Jangan diperawanin dulu!" Ejek Ramond. Membuat semua tertawa terbahak. Tanpa mempedulikan ucapan Ramond, Aglan mengangkat tubuh Fanya dan membawa Fanya ke kamar. Merebahkan tubuh Fanya dengan perlahan. Ia melepaskan higheels yang masih menggantung di kakinya. Dan tatapannya kembali tertuju pada wajah yang terlihat tenang. Beberapa hari ini Aglan melihat Fanya yang terlihat panik, bingung dan bisa dibilang ia juga terlihat pasrah.

Jemari Aglan membelai rambut dan berjalan ke pipi Fanya. Dia tidak mengerti kenapa hatinya bisa terpaut pada wanita di depannya. Karena seperti yang Fanya katakana, masih banyak perempuan yang lebih muda. Tapi sejak pernikahan kakak sepupunya, saat pertama kali ia melihat Fanya, dia sudah memutuskan untuk berusaha memilikinya. Tangan Aglan membelai bibir merah muda yang sangat menggemaskan. Bibir yang selalu menentangnya, bibir yang selalu tersenyum dengan sangat manis dan membuatnya jatuh cinta padanya. Aglan masih membelai bibir Fanya dan perlahan ia menunduk untuk memberikan sebuah kecupan di bibir Fanya. Mungkin orang-orang akan berkata kalau dia gila. Mungkin juga akan ada yang mengatakan kalau akal sehatnya sudah hilang. Tapi baginya ini bukanlah gila, tapi ini masalah perasaan. Hatinya yang sudah menentukan. Dan hatinya yang membuat semuanya menjadi gila.

Aglan membelai bibir Fanya dan berjalan ke pipinya. Dan berkata,"Jika cinta itu bisa melihat, maka cinta itu yang akan menunjukkan tulusnya cintaku. Jika cinta itu buta, maka ia akan tetap membiarkanku mencintaimu. Tanpa harus melihat fisik. Jika cinta itu abadi maka selamanya aku akan menjagamu. Menjadikanmu satu-satunya wanita dalam hidupku." Ucap Aglan. Sebelum beranjak dari kamar, Aglan kembali mencumbu bibir Fanya. Dia berharap Fanya bisa membuka hatinya dengan seiring berjalannya waktu.

♥♥♥

Fanya menatap wanita di hadapannya. Wanita yang mengenakan gaun modern dan rambutnya yang sudah di sanggul modern juga. Belum lama mereka mengikat janji dan kini Fanya berada di kamar hotel milik Elmo. Dan kini ia berdiri di depan kaca besar dan menatap wanita yang terlihat sangat berbeda. Biasanya wanita di hadapannya terlihat biasa, dia tidak pernah secantik sekarang. Bahkan tubuhnya terlihat sangat indah. Fanya merasa wanita yang berdiri di kaca itu adalah halusinasi. Tapi saat wanita itu mengikuti setiap gerakan dirinya, Fanya merasa yakin kalau itu dirinya.

brownies ( new version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang