chapter 7

523 53 5
                                    

hai... hai... semuanya. mumpung lagi liburan, aku akan kasih hadiah untuk semuanya dengan ngepost 'brownies' dan 'berdamai dengan waktu' dua kali dalam sehari sampai tanggal 31 desember, untuk menemani kalian para readers setia selama holiday. Jadi, selamat menikmati dan happy reading 😘😘😘

Aglan masuk ke dalam kamar. Menaruh satu botol air es yang dia bawa. Dia tidak membutuhkan air, dia membutuhkan wanita itu untuk menjadi kekasihnya. Aglan menjatuhkan tubuhnya di kasur dan membasuh wajah hingga ke kepala. Pertemuan mereka memang singkat saat itu, sama seperti saat ini wanita itu pun seakan tidak mempedulikannya. Mungkin baginya dia hanya anak kecil yang tidak bisa diandalkan. Tapi apa sebuah hubungan berpatokan pada sebuah usia? Laki-laki yang menjanjikan seluruh kebahagiaan padanya yang berusia lebih tua dari wanita itu, malah seperti bajingan yang pergi tanpa kejelasan. Aglan tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk wanita itu. Agar wanita itu mau belajar mencintainya. Apa dia harus menidurinya? Seperti yang Elmo dan Ramond lakukan pada wanita mereka. Tapi sayangnya dia tidak sebajingan itu.

Ketukan pintu membuat Aglan beranjak dari kasurnya dan membuka pintu. Gita melihat wajah kusut anak kecil itu. "Kenapa Glan?" Tanya Gita yang masih penasaran apa yang terjadi dengan adik ipar dan sahabatnya itu. Walau sebenarnya dia bisa menebak, tapi rasanya menjadi sangat menggemaskan dengan sikap diam keduanya.

"Gak ada apa-apa, kak. Kenapa?" Tanya Aglan.

"Lo entar nginep di apartemen dulu, ya. Soalnya gue mau party sama temen-temen. Gak enak kalo ganggu lo entar." Ucap Gita. Adik iparnya itu hanya mengangguk. Seperti merasa kecewa karena dia tidak bisa melihat Fanya. Awalnya Gita merasa perasaan Aglan pada Fanya hanyalah main-main. Saat itu dia baru berusia sembilang belas tahun, dan memang wajarkan usia seperti itu menyukai wanita yang lebih tua darinya. Tapi biasanya rasa itu akan menghilang begitu saja. Namun saat melihat wajah frustasi Aglan, seakan dia yakin perasaannya pada Fanya bukanlah main-main.

"Oke deh, kak." Ucap Aglan. Gita tersenyum pada adik iparnya itu dan menepuk bahunya, lalu pergi dari kamar adik iparnya. Aglan menghela napas dan kembali menutup pintu rapat-rapat. Serapat wanita itu menutup hatinya.

♥♥♥

Aglan menatap langit-langit kamar mandi. Dia membiarkan air hangat membasahi kepalanya. Dia tak bisa menahan Senyumnya setiap kali mengingat Fanya. Senyumnya, wajah cemberutnya, marahnya dan terutama bibirnya. Rambut sepinggang berwarna hitam pekat. Mata bulat yang teramat jujur mengekspresikan dirinya. Aglan menyukai semua yang ada pada wanita itu. Seakan wanita itu sudah menutup seluruh kerja otaknya. Dia tak bisa berpikir apapun selain memikirkan bagaimana cara untuk meraihnya. Mendekatinya. Tanpa harus membuatnya menjauh dan menghindar darinya.

Aglan menaikan suhu panas pada air, berharap bisa membuatnya berpikir lebih tenang dan logis. Dulu dia merasa kakak sepupunya itu gila karena mencari wanita yang jelas-jelas menghindarinya. Tapi siapa sangka sekarang dirinya melakukan hal yang sama seperti kakaknya itu. Mengejar wanita yang jelas-jelas membencinya.

Mematikan shower Aglan berjalan keluar dan menarik handuk. Ia merasa tidak akan gunanya. Mau seberapa lama pun ia menyiram tubuhnya dengan air panas, otaknya tetap saja terus berpikir tentang wanita yang sama. Fanya. Hanya dia yang ada di kepalanya.

♥♥♥

Aglan menuruni tangga dan melihat para pria masih berada di ruang tengah. Anak-anak mereka sudah tertidur di pelukan ayah mereka masing-masing. Terutama Mutia, keponakannya yang sedari tadi menangis karena daddynya akan pergi jauh. Dan sepertinya setelah lelah menangis dalam pelukan Elmo, gadis kecil itu tertidur pulas. Elmo pun terlihat masih enggan untuk membawa gadisnya ke kamar. Seorang bajingan yang hobi bermain dengan wanita, kini menjadi seorang ayah yang sangat di cintai wanita. Aglan rasanya ingin tertawa dengan perubahan kakak sepupunya itu.

Dia sangat mengerti dengan seluruh perjuangan kakak sepupunya itu. Karena dia ikut campur tangan dengan seluruh usahanya. Jadi mau tidak mau dia sangat tahu bagaimana sulitnya Elmo jika harus pergi jauh. Kalau dia bisa, rasanya dia ingin membawa kantor ke rumah dan melakukan seluruh meeting di rumah. Agar ia memiliki waktu penuh dengan anak dan istrinya. Tapi untungnya otak kakak sepupunya itu masih berjalan dengan baik.

"El, lo jalan jam berapa? Udah jam Sembilan ini," Aglan mengingatkan kakaknya itu, agar tidak ketinggalan pesawat.

"Sebentar lagi," Aglan mendengus dan duduk di samping Elmo. Tatapan lelaki itu teralihkan pada wanitanya, ia memperhatikan seluruh perempuan yang duduk di sofa panjang sambil berbincang. Mereka terlihat membicarakan anak-anak mereka dan liburan, sementara Fanya yang terlihat tidak fokus. Dia hanya membalas perkataan teman-temannya dengan senyum singkat. Otaknya terlihat jelas tidak berada di tempatnya.

"Jadi, lo udah nyuri start?" tanya Elmo dengan nada mengejek.

Aglan menoleh pada Elmo dan sialnya dua cowok lainnya itu menatapnya dengan tatapan yang sama. Mengintimidasi dengan senyuman bajingan mereka. Aglan menghela napas dan kembali menatap wanita yang masih terlihat tidak fokus itu.

"Kayaknya dia gak bakal mau nerima gue, karena baginya gue cuman anak kecil," Ucap Aglan.

"Segitu aja usaha lo?" ejek Ramond." Banci banget kalo gitu aja lo langsung kalah. Lo gak inget usaha kita-kita buat dapetin tiga cewek itu?" tambah Ramond.

"Dia belum bisa ngelupain rasa takutnya karena cowok bajingan yang ninggalin dia tanpa kejelasan. Dan dia berpikir, kalau cowok bajingan itu aja bisa nyakitin dia, apalagi lo yang masih anak kecil," Kini Nico yang bersuara.

"Dan pr buat lo, untuk yakinin dan ilangin ketakutan dia itu," Tambah Elmo. Berkumpul dengan tiga cowok yang memiliki kisah yang rumit dalam percintaan, membuat otak Aglan sedikit terbuka. Aglan kembali menatap wanita yang sudah bersandar di sofa dengan satu wine di tangannya. Rasanya dia ingin menjadi wine itu, bisa menyecap manis bibirnya dengan sangat mudah.

♥♥♥

brownies ( new version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang