Let's Talk
"Minie, denger dulu!" Junhui lari kejar Jimin yang keluar mobil setelah parkir di depan gerbang rumah Namjoon. Jimin yang paksa ketemu Namjoon tanpa mau denger penjelasan Junhui dulu.
Jimin jalan masuk ke dalem, nerobos tanpa aba-aba. Masa bodo sama sopan. Dia cuma pengen tau kenapa Abangnya yang dia percaya bisa bohong sebesar ini sama dia.
"Minie, please!"
Namjoon yang lagi ketawa-ketawa karna emang sedang kedatangan tamu pun noleh, begitu pun mereka yang disana. Hoseok, Yoonji, juga Suga. Natap ke arah dua tamu lain yang datang tanpa ucap salam.
"Minie, denger gue ya?" Junhui bujuk halus sambil genggam tangan kecil Jimin. Doi tau kalau mantan pacarnya ini harus diadepin pakai cara halus supaya nurut. "Inget, jangan pakai emosi. Ini ada salah gue juga. Gue berhak angkat bicara dan ngelurusin semuanya. Oke?"
Jimin cuma natap Junhui, antara rasa bersalah dan benci karna orang-orang yang dia sayang udah bohongin dia sampai sebegininya.
Satu tangan Junhui keangkat, ngusak kepala Jimin lembut sambil ukir senyum tipis. "Kita kelarin baik-baik supaya ini bener-bener selesai. Supaya gue bisa jujur dan nebus beban di pundak gue ke Lo. Supaya hati Lo juga lega dan nggak nyalahin siapa-siapa termasuk diri Lo. Ngerti ya?"
Suga di tempatnya ngerut dahi, nggak suka ngeliat gimana reaksi Jimin yang ngangguk nurut tanpa basa-basi. Padahal dia yakin kalau pas dateng mukanya Jimin udah nggak enak banget. Dan, Junhui segampang itu ngebujuk Jimin?
"Jun?" akhirnya, Namjoon buka suara. Beranjak dari duduk dan sapa tamu jauhnya. "Lo.. apa kabar?"
Junhui senyum kalem, ngulurin tangan untuk sapa Namjoon. "Baik, Bang. Maaf kalau datengnya nggak sopan ya? Minie tadi main pergi jadi gue paksa anter kesini. Dan.." Junhui ngelirik Jimin yang natap Abangnya lekat. "gue pengen menuhin janji gue buat nemuin Lo juga Minie."
"Yakin?" satu alis Namjoon keangkat. dia noleh ke tamu lainnya, seolah minta izin waktu untuk ngobrol bertiga.
"Gue mau cabut sama Hobi, Lo kelarin aja. Gampang obrolan kita besok sambung lagi." Yoonji curi tatap ke Jimin, kangen sebenernya, pengen ngobrol dan jalan bareng. Cuma kayanya waktunya belum pas. Jadi, Yoonji pilih lempar senyum waktu Jimin sadar dan natap dia sedikit kaget. Seolah baru sadar kalau tamu Namjoon adalah dia dan kakaknya.
"Joon, gue juga cabut. Lupa kalau harus ketemu orang." Suga ikut nyaut setelah dapet tatapan dari Jimin.
Jimin sendiri masih kaya orang ling-lung. Di satu sisi dia pengen masalah masa lalu dia kelar dan di sisi yang lain, hatinya mencelos sewaktu Suga buang muka sedetik setelah tatapan sama dia. Padahal waktu ketemu di kampus mereka biasa aja. Dan, lebih sakit lagi waktu suga ngelewatin dia gitu aja setelah pamit ke Namjoon.
Dua alis Namjoon keangkat ngeliat gimana tatapan Jimin yang fokus natap punggung Suga ngejauh. Sedikit ngelirik Junhui dan senyum separo yang bikin Junhui justru kedik bahu santai.
"Oke, ayo ngobrol."
Jimin di tarik paksa dari lamunan, tangannya di genggam Namjoon buat di tuntun nuju sofa. Junhui di seberang sedang mereka sendiri duduk jejer di sofa panjang.
"Junhui atau Jimin dulu yang mau bicara? Abang dengerin dan bakal jawab."
Jimin lepas genggaman Namjoon paksa, natap lurus tanpa kedip. "Kak Jun udah cerita semua. Abang.." Jimin udah mau nangis aja rasanya, nggak percaya kalau Namjoon setega ini bohong sama dia selama bertahun-tahun. "-bener kalau Abang tau semuanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PARTNER
FanfictionBAGI YANG KUAT MENGHADAPI KENYATAAAN, SILAHKAN BACA SERIES KE-2 DARI "BF" INI 🤗 💌 happy reading 💌