Sore ini Zabran terlihat sangat bersemangat, buktinya Zabran berjalan sambil bersiul ria menuju lapangan voli. Setelah mengedarkan pandangan, Zabran melihat sosok yang dikenalinya sedang memasang net ditengah lapangan. Dengan senyum yang masih mengembang Zabran menuju kearah sosok itu.
"Yo whatsup bro!" sapa Zabran sambil mengangkat tanganya untuk bersalaman ala pria pada Nata yang sedang memasang net. Nata yang notabennya pangeran baik hati itupun menghentikan aktivitasnya dan menanggapi salam dari sahabatnya itu. Sebelum akhirnya Zabran memulai untuk cipika-cipiki Nata sudah mengetok jidat Zabran dengan kencang.
"Najis bambang!" seru Nata.
"Anjerr sakit kampret!" Zabran mengusap jidatnya yang barusan digetok oleh Nata.
"Bodo amat! Gue nggak liat lagi pake sempak," jawab Nata sekenanya.
"Eh si anying malah ngelawak."
Zabran membantu Nata yang terlihat kesusahan memasang net sendiri.
Nata yang kaget dengan sikap Zabran memicingkan matanya, meneliti setiap inci muka Zabran. Apakah sosok yang berada disebelahnya itu sahabatnya atau bukan."SAHA ETA? AING MACAN ARRGHHH!" teriak Nata Sambil menirukan suara macan dan kemudian menjaring Zabran dengan net yang dari tadi dibawanya.
"GUOBLOK!! Harusnya gue yang ngomong aing macan Bambang! Nih ngapa gue pake dijaring segala dikira gue ikan sarden apa?" kesal Zabran yang melihat perilaku Nata yang mulai menunjukan keisengannya, sangat berbeda sekali dengan sifatnya yang tebar-tebar pesona, kalem yang sering dia tunjukan pada orang lain. Nata tertawa lepas, menertawai sahabatnya yang terkurung jaring itu. Membuat cewek yang sedari tadi mengawasinya dari pinggir lapanganpun tersipu.
Nikmat mana lagi yang kau dustakan. Batin Naura.
"Lo kesambet? Senyum-senyum sendiri," sindir Argi pada Naura yang sedang duduk disebelahnya dan seketika dihadiahi plototan tajam oleh Naura. Sebenarnya Argi tahu apa yang membuat cewek itu senyum-senyum sendiri dan entah kenapa membuat sesuatu didalam hatinya berdenyut nyeri.
"Percuma lo melotot, mata lo kecil gitu nggak ada yang takut hahaha." Naura memanyunkan bibirnya mendengar perkataan Argi.
"Sendirinya juga kecil matanya. Ehh-" Naura yang tak mau kalahpun akhirnya mengarahkan telunjuknya kearah mata kanan Argi dan tak sengaja mencolok mata Argi.
"Duh jangan dikucek ntar tambah perih. Buka pelan-pelan matanya!" Argi menuruti perintah Naura, Namun mata Argi terlalu perih untuk dibuka dan akhirnya Naura membantu membuka mata Argi dengan jari-jarinya dan meniup-niup mata Argi agar berkurang rasa perihnya. Argi yang kaget hanya berdiam diri seperti patung karena jarak mereka begitu dekat.
Degg
Entah kenapa mata cokelat Argi begitu menghipnotis Naura. Seperti ada beban yang sangat berat dipikul oleh cowok itu.
"Ehem..., udah nggak perih lagi kok. Tapi kalo lo buka terus mata gue, gue jadi nggak bisa kedip wadah jamban! Kering nih lama-lama mata gue," protes Argi membuat Naura tersadar dari lamunanya.
"Eh.. i..iya." Naura buru-buru melepaskan tanganya yang berada di wajah Argi, dan menjauhkan wajahnya yang begitu dekat dengan wajah Argi.
Kini Argi bernapas lega setelah Naura melepaskan tanganya di wajah Argi, entah tadi itu apa? Hatinya berdegup sangat kencang dan susah untuk bernafas. Perasaan macam apa itu.
Anjerrr!!! gue tadi sarapan pake pindang goreng. Napas gue bau amis dong? lah gimana kalau mas Avisha nyium baunya, gue tengsi dong ya ampun. Naura merutuki kebodohanya.
Priiiiitttttttt
"Semuanya berkumpul dilapangan!" perintah pak Bus pada seluruh anggota club voli.
"Gih sono pergi! hus hus hus!" Naura mendorong punggung Argi. Argi hanya menurut saja dan sedikit berlari menuju lapangan karena hampir semua anggota voli sudah berkumpul di sana. Argi sempat menoleh setelah mendengar teriakan Naura, "Semangat mas Avisha!"
Seperti biasa teriakan Naura membuat percikan keberanian muncul pada diri Argi.
"Dua hari lagi kita semua akan berjuang. Jadi tolong untuk menjaga kekompakan, kita berjuang sebagai tim bukan perorangan! Mengerti?" ujar pak Bus sambil membuka catatan kecil miliknya.
"Mengerti coach!" jawab serempak.
"Oke kalau begitu hari ini akan saya umumkan yang jadi tim inti dan cadangan, mengingat kita harus bergempur terus untuk meraih juara di lomba kali ini!" semua mengangguk mengerti.
"Saya akan menyebutkan nama tim inti dan sisanya jadi cadangan. Mengerti?"
"Mengerti coach!" jawab mereka serempak .
"Nata, Arvin, Kelvin, Rafi, Mirza, terakhir Zabran."
Zabran yang merasa namanya terpanggilpun menunjukkan wajah sumringahnya, deretan giginya yang putih menghiasi tawanya yang renyah.
"Ralat! Maaf terjadi kesalahan. Saya ulangi lagi yang jadi tim inti untuk lomba tahun ini adalah Nata, Arvin, Kelvin, Rafi, Mirza, dan Argi." ujar pak Bus meralat kesalahan tadi.
Seketika tawa Zabran luntur. Bisa-bisanya gue jadi tim cadangan. Bukannya yang paling semangat dan niat latihan cuma gue? Tapi kenapa posisi gue direbut Argi! Bikin kesel aja, batin Zabran.
Nata yang sangat faham dengan sahabatnya itupun berusaha meredakan emosinya yang sangat kentara. Dengan tepukan dipunggung Zabran, Nata berusaha menyalurkan semangatnya. "Nggak ada yang namanya tim inti dan cadangan bro. Semuanya tim inti, ingat kita semua satu tim! Kalau misal tim inti cidera siapa yang gantiin? Tim cadangan kan? Kalau nggak ada tim cadangan nggak akan terbentuk suatu tim yang solid. Jadi mau inti atau cadangan kita semua berharga di club ini," ujar Nata perhatian.
"Thanks," dengan senyum tulus Zabran menyetujui ucapan sahabatnya itu. Tetapi entah kenpa hatinya sulit menerima kalau posisinya tergeser oleh Argi yang belum lama masuk club voli.
****
Makasih yang udah baca sampai sejauh ini. Makasihhh banget :")
Makasih juga yang sering voment.Aku kasih bonus deh hehe sapa tau pada kangen kan
Kalau nggak kangen juga nggak papa sih
Aku yang kangen kok :v

KAMU SEDANG MEMBACA
Angin Halus Pembawa Cinta (END)
Teen FictionKetika angin halus yang membawa kisah seorang Naura Ghania Izzati mengejar pujaan hati. Akan kah Angin halus membawanya kepada sang pujaan hati atau membawanya ke lain hati? Cerita kolaborasi •Badrinisa •Jet_queen •Zul_sweet