Bab 40 End

93 7 2
                                    

Naura berjalan cepat ditengah ramainya bandara sambil menoleh kanan kiri diikuti Kelvin. Naura semakin mempercepat langkahnya saat melihat seseorang yang dicarinya sedang berdiri membelakanginya membawa dua koper di tangan kanan dan kirinya.

Naura menubruk Argi memeluknya erat sambil terisak. Argi melepaskan pelukan Naura lalu berbalik mendapati Naura menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Kok lo disini?" tanya Argi heran.

"Mas Avisha jahat nggak bilang-bilang sama gue! Apa gue nggak ada artinya buat lo?"

Argi bingung mendengar ucapan Naura, menengok ke arah Kelvin. Kelvin mengangkat bahunya sama-sama tidak mengerti dengan yang sedang terjadi.

"Maksudnya?" tanya Argi meminta penjelasan.

"Gue suka sama lo!" ucap Naura tiba-tiba.

"Apa?!" Argi dan Kelvin sama terkejutnya.

"Setidaknya gue udah jujur sebelum lo pergi," ucap Naura lirih.

"Ada apa Gi?" tanya Githa yang baru datang entah darimana.

"Nggak ada apa-apa, Bunda dari mana?"

"Ke toilet sebentar, Om kamu masih belum balik juga?" tanya Githa melihat sekitar, lalu menyadari ada Naura dan Kelvin.

"Itu Om Aksa dateng," Argi menunjuk seorang pria paruh baya sedang berjalan mendekat.

"Kelvin, kamu di sini? Ini siapa?" Githa menunjuk Naura.

"Ini Naura Bun, temen aku. Kelvin yang nganterin ke sini tadi."

"Temen cewek?" Githa tersenyum penuh arti.

"Naura tante," Naura menyalimi Githa.

"Em kayaknya ada salah paham, Bunda berangkat aja nanti telat. Om, udah ketemu kan? Nih kopernya," Argi menyerahkan kedua koper di tangannya kepada Aksa.

"Bunda hati-hati ya, Om jagain Bunda, ok?"

"Ok bos!" gurau Aksa.

"Argi duluan!" Argi menarik tangan Naura yang masih dengan raut bingung.

"Duluan tante, om!" Kelvin pasrah saja mengikuti dua orang aneh di depannya.

****

Argi membawa Naura ke tepi danau dan menyuruh Kelvin kembali ke sekolah. Argi duduk bersebelahan dengan Naura di sebuah bangku di tepi danau yang tenang. Tidak banyak orang yang datang sehingga suasana sangat tenang.

"Jadi bukan lo yang mau pergi?" tanya Naura tiba-tiba setelah cukup lama saling diam.

"Bukan lah, Bunda sama Om mau ke rumah saudara yang kemarin meninggal di luar kota. Sekalian ada urusan bisnis di sana."

"Abisnya lo pake baju rapi gitu bawa koper kayak mau kemana."

"Mau ke bandara lah, masa gue ke bandara pake kaos oblong doang kan nggak keren. Siapa sih yang bilang gue mau pergi?"

"Nggak ada sih emang, tapi Kelvin bilang lo mau ke bandara gue jadi inget pernah denger lo ngomong soal Australia waktu di taman belakang sekolah."

Argi mengacak rambut Naura gemas, "Itu masih lama ya ampun."

"Salah siapa kemaren gue nanya nggak dijawab," kesal Naura.

"Kemaren, lagi nggak bisa mikir jernih gue."

"Nyesel gue ngomong kayak gitu di bandara. Gue tarik kata-katanya pokoknya," ucap Naura.

"Ngomong yang mana?" goda Argi tersenyum jahil.

Angin Halus Pembawa Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang