Bab 28 Turnamen Voli 2

64 7 3
                                    

"Nat!" panggil Argi saat memikirkan sikap Zabran. Nata menoleh, menaikkan sebelah alisnya sambil menunggu Argi berbicara.

"Zabran ... ada masalah sama gue ya? Kok sikapnya jadi beda gitu waktu turnamen ini."

Nata mengerjap, menepuk bahu Argi sambil mengawasi sekitar, "Sepertinya dia merasa tersingkirkan sebagai pemain utama, padahal dia kan juga banyak nyumbang points di babak penyisihan kemarin. Gue juga udah bilang, nggak ada pemain inti atau cadangan, semua berharga," jelas Nata membuat Argi manggut-manggut.

"Nanti gue coba ngomong ke Zabran deh," tambah Nata yang langsung di cegah oleh Argi.

"Jangan Nat, biar gue sendiri saja yang selesaikan masalah gue."

"Yakin lo bisa? Zabran itu agak susah untuk friendly."

Argi tersenyum, "Gue pasti bisa buat dia friendly ke gue," Nata mengangguk saja, sambil menepuk-nepuk bahu Argi.

Saat pulang ke rumahnya, Argi dipusingkan dengan cara agar Zabran tidak merasa tersaingi lagi dengannya. Dia berharap, semoga pertandingan besok ada kesempatan agar Zabran tidak merasa tersaingi lagi olehnya.

****

Pertandingan final SMA PERI sepertinya semakin meriah, lebih banyak siswa-siswi yang menonton, lebih banyak juga suara penyemangat yang membuat pemain Voli mereka menjadi lebih semangat dan tidak takut kalah.

"Semangat Bang Nata!" teriak Naura yang berada di tempat duduk penonton, membuat Nata tersenyum saat melihatnya.

Saat pertandingan di mulai Argi angkat suara, "Pak! Saya mau jadi cadangan saja, semalem tangan saya agak terkilir," ujar Argi sambil memijat-mijat sebelah tangannya. Entah apa penyebabnya, tiba-tiba saja saat Argi bangun tangannya menjadi sakit dan sulit digerakkan.

"Yang bener lo Gi?" tanya Kelvin yang mengamati tangan Argi yang nampak baik-baik saja.

"Serius gue, semangat tanding!" ucap Argi, mereka berkumpul dan mengucapkan yel-yel penyemangat mereka.

"SMA PERI!"

"Always number one!"

setelah itu mereka segera menempati posisi masing-masing. Loh kok Mas Avisha gak main? Masa iya traumanya kambuh? Batin Naura saat melihat Argi yang duduk di bangku pemain cadangan.

Pikiran Zabran menjadi berkecamuk, kenapa tiba-tiba Argi ingin menjadi pemain cadangan? Apakah tangannya benar-benar terkilir, atau hanya akal-akalannya saja. Zabran menjadi bingung dan kurang fokus. Sesekali dia memperhatikan Argi yang memijat lengannya.

"Zabran! Fokus ke permainan! Kenapa melamun terus sih!" teriak Pak Bus yang kesal dengan sikap Zabran yang kurang fokus saat bermain. Selisih points mereka adalah 4, walaupun terlihat sedikit tapi lawan mereka cukup tangguh jadi tidak mudah mengejar ketertinggalan.

"Zabran, kamu mikirin apa sebenarnya? Nggak fokus seperti biasa! Kalau saja Argi nggak terkilir, saya sudah mengganti kamu sejak tadi!"

Zabran hanya diam saat mendengar amarah Pak Bus yang memuncak, tiba-tiba saja pundaknya ditepuk oleh seseorang. "Gue percaya lo bisa membalikkan keadaan Za," ucap Argi tulus membuat rasa kesal terhadap Argi sedikit demi sedikit meluntur.

"Fokus Za, setelah menang lo bisa melamun sepuasnya deh!" dukungan teman-temannya membuatnya kembali semangat. Zabran kembali bermain, kali ini dia lebih fokus membuat Argi tersenyum.

Belum selesai membalikkan keadaan skor, kaki Arvin salah berpijak setelah melompat membuat kakinya terkilir. Tangan Argi sudah membaik walaupun ada sedikit nyeri, dia masuk ke lapangan untuk menggantikan Arvin.

"Smash tipuan, lo ngerti maksud gue kan Za?" bisik Nata kepada Argi dan juga Zabran. Zabran mengangguk sebagai jawaban, servis bola dilakukan oleh tim lawan, Argi melakukan passing ke atas lalu Zabran naik untuk memukul tetapi yang memukul adalah Nata. Tambahan points pun berhasil mereka dapat.

"Go, go! Semangat Bang Nata! Mas Avisha! We always number one!"

Tak berhenti sampai di situ, mereka berhasil mengejar points yang awalnya tertinggal tujuh points. Dengan semangat berapi-api dan keringat yang mengucur deras, mereka mati-matian untuk mencapai points terakhir. Sorakan penyemangat yang tidak ada henti-hentinya menjadikan pertandingan semakin memanas. Skor sama persis, 24:24. Bola terakhir yang jatuh akan menandakan pertandingan selesai dan pemenangnya.

"Fokus! Satu points lagi!" teriak Nata yang juga semakin semangat. Servis dilakukan oleh tim lawan, Kelvin menahan serangan lawan dan melambungkan bola voli ke atas. Argi segera melompat dan memukul bola itu dengan kuat.

Prittttttt

Peluit berbunyi tanda pertandingan usai, "In!" ucap sang wasit, yang berarti SMA PERI mendapatkan juara pertama.

Mereka pun melompat-lompat dengan gembira, sampai ada yang melepas Jersey volinya.

"We are the Champions! SMA PERI always number one!" teriak mereka bersamaan.

****

jett_queen
zul_sweet

Hureeee menang :v
Udah lama banget nggak update
Hampir sebulan kayaknya
Mianhamnida hehe
Part berikutnya akan ada kejutan lohhh
Jangan lupa voment

Kata mas Avisha hati-hati corona
Dirumah aja bareng mas Avisha wkwk

👇👇👇

Angin Halus Pembawa Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang