Bab 25 Mantan

53 4 7
                                    

Sejak pagi hingga bel masuk setelah istirahat berbunyi beberapa menit yang lalu, mood Naura terlihat sangat baik karena selalu mengingat kejadian kemarin sampai terbawa mimpi pula.

Di dalam mimpinya, Nata tiba-tiba datang menyelamatkannya dengan pakaian bak pangeran zaman dulu saat Naura sedang di siksa oleh saudara tirinya. Anehnya saudara tirinya itu adalah muka adiknya sendiri, Zahra. Mungkinkan mimpi semalam itu tanda-tanda kalau Zahra ternyata bukan saudara kandungnya?? Terserah lah. Yang pasti hari ini Naura benar-benar dibuat berbunga-bunga dengan mimpi semalam.

Dengan rambut indahnya yang biasa tergerai, Naura berjalan menuju kopsis sekolah untuk membeli pulpen. Oh bukan-bukan lebih tepatnya, mau melihat doi di kelasnya yang memang searah dengan kopsis sekolah.

Naura dibuat terkejut saat seseorang menarik tangannya ke lingkungan yang masih sepi. "Woi! Lu siapa?" ucap Naura saat tangannya masih ditarik.

Naura dihempaskan begitu saja ke arah dinding sekolah, alhasil tubuhnya membentur dinding membuatnya meringis.

"Lo kemarin jalan sama Nata?" gertak cewek yang ada di depannya sambil menggebrakkan tangan ke dinding.

"Jalan?" ulang Naura yang masih bingung.

"Cih! Gak usah pura-pura lo!" cewek itu membuka ponselnya dan menunjukan sebuah foto ke depan muka Naura.

"Lo yang ada di foto ini kan?" Naura menyipitkan mata dan mengamati foto itu. Matanya berbinar melihat foto yang terpampang di depan matanya.

"Wah iya, ya ampun keren banget foto gue sama Bang Nata. Kirim ke whatsapp gue dong Kak!" pinta Naura langsung mendapat pelototan tajam.

"Berani banget lo deketin Nata hah! Nata itu pacar gue! Dan jangan sekali-sekali lo sok caper ke dia!" ucap Felicia yang sudah merasa kesal dengan tingkah cewek centil dihadapannya ini.

"Pacar?? Masa sih, kok gue gak yakin ya kalau kakak ini pacarnya. kenapa nggak pernah berangkat sekolah bareng, atau setidaknya dianterin pulang sama Bang Nata gitu?" ujar Naura membuat Felicia tambah kesal.

Sialan nih anak! Batin Felicia.

"Masih berani jawab lo ya!" geram Felicia sambil mengepalkan tangannya. Tangan Felicia yang satunya bersiap untuk menampar Naura, tapi ada seseorang yang mencegah terlebih dahulu sebelum tangan Felicia mendarat di pipi mulus Naura.

"Ngapain lo masih ngejar-ngejar Nata. Nata tuh udah gak suka sama lo! Kalau udah jadi mantan harusnya lo nyadar diri, tempat lo itu di tempat sampah! Jadi lo mending mundur dan biarin Nata milih cewek yang dia suka! Atau lo ga berani saingan sama ni cewek?" Argi mengarahkan dagunya ke arah Naura.

"Ngapain juga lo ngancem kek gini hah?" ucap Argi semakin meninggikan suaranya.

"Bukan urusan lo ya!" bentak Felicia sambil menyentakkan tangannya yang digenggam kuat oleh Argi.

Wajah Argi mendekat ke arah Felicia sambil memberikan tatapan tajamnya, "Gue peringatin ke lo! Jangan pernah macam-macam sama Naura! Atau gue bakal tunjukin video lo yang ngancem si Naura!" Felicia terkejut lalu segera berjalan pergi karena merasa merinding melihat tatapan Argi.

"Lo nggak papa?" tanya Argi, wajahnya tak seseram tadi.

Naura menggeleng, "Nggak papa, makasih Mas Avisha!" ucap Naura tulus.

"Yaudah, sana balik ke kelas."

"Tapi ... Mas Avisha kok bisa di sini?" tanya Naura yang bingung dengan kedatangan Argi yang tiba-tiba.

"Gue gak sengaja lewat aja!"

"Oh ya, Mas Avisha emang beneran punya video yang aku diancem tadi?" tanya Naura lagi.

"Nggak lah," ujar Argi sambil mengangkat bahunya.

"Orang ponsel gue ketinggalan di kelas," ujar Argi membuat Naura seketika cengo.

****

jett_queen
zul_sweet



Angin Halus Pembawa Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang