Bab 3 Senyum Mu

184 22 29
                                    

Sampai di lapangan voli, Naura mengamati Nata yang saat itu sedang melakukan servis atas, memperlihatkan tangan Nata yang lumayan berotot memukul bola voli dengan keras. Naura terlena saat melihat Nata tersenyum dan bertos ria dengan teman-temannya karena berhasil mencetak points. Ingin rasanya Naura berteriak kencang sambil loncat-loncat seperti pocong saat Nata berhasil mencetak points.

Nata bersiap dengan posisi kuda-kuda yang tepat, saat sadar dengan arah datangnya bola, Nata langsung melompat tinggi dan melakukan pukulan smash dengan kencang dan mendarat dengan sempurna. "Kyaaa..!!" melihat kelihaian sang pujaan hati tanpa sadar Naura berteriak dan berjoget seperti orang kejang-kejang habis minum Baygon.

Permainan usai, membuat para pemain voli berjalan ke tepi lapangan untuk istirahat. Naura masih setia memperhatikan wajah tampan Nata dibalik pilar dinding yang dia jadikan tempat persembunyian.

"Mantap lah pukulan Smash lo!" ucap Arvin yang duduk di sebelah Nata.

"Kebetulan aja."

"Sok merendah lo," canda Zabran.

"Gue ke kamar mandi duluan ya," ucap Mirza yang diikuti Kelvin dan Rafi. Nata yang masih duduk istirahat dengan Arvin dan Zabran saling melontarkan candaan dan tertawa membuat jantung Naura berdegup kencang.

Ya ampun bang Nata senyum mu Melemahkanku, batin Naura.

"Gerah nih, gue mau mandi dulu deh," ucap Zabran sambil mengibaskan kaus olahraga yang dia pakai. Zabran berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kamar mandi.

"Eh Nat, pulang sekolah nongkrong apa nggak?" tanya Arvin teman voli Nata yang paling dekat dengannya dibandingkan Zabran, Kelvin, Rafi, dan Mirza.

"Capek gue, mau istirahat dulu aja deh."

"Lo kok bisa pingsan di UKS sih kemarin? Gimana ceritanya?" tanya Arvin, yang masih heran melihat Nata sudah tergeletak pingsan di lantai dengan tubuh tertutup selimut seperti kepompong.

Nata menggaruk kepalanya, sebenarnya dia juga tidak ingat penyebab dia pingsan. Terakhir yang dia ingat, dia mengambilkan minyak kayu putih untuk seorang cewek yang tidak dikenalnya. Nata juga tidak terlalu ingat dengan wajah cewek yang dia temui di UKS. Maklumlah, fans Nata berjibun, setiap hari di sekolah selalu disapa cewek-cewek yang tidak sengaja dia temui. Jadi mana mungkin dia ingat satu persatu wajah cewek itu.

"Gue juga lupa, tau-tau pingsan," ucap Nata yang masih bingung dengan kejadian di UKS.

"Aneh bener," gumam Arvin yang masih tidak percaya dengan penjelasan Nata. Nata mengangkat bahunya, membuka botol air minum untuk diminum lalu membasahi rambutnya dengan air dari botol itu. Sungguh pemandangan yang pasti membuat kaum hawa mimisan.

"Naura!!"

"Astagfirullah demi sempaknya Bowo!" ucap Naura kaget. Naura menoleh ke arah seseorang yang mengagetkanya.

"Gue cariin ke mana-mana nggak taunya nyungsep di sini!" omel Kamila, teman sekelas Naura yang terbilang cukup dekat.

"Apaan sih Jamil! Nggak bisa apa liat temen bahagia dikit," ujar Naura yang nampak kesal karena terganggu oleh kedatangan Kamila.

"Heh, nama gue Kamila bukan Jamil!"

"Terserah, hush! Hush! Ganggu aja si lo!" usir Naura sambil mendorong tubuh Kamila untuk menjauh.

"Lo masih mau di sini atau balik ke kelas? bu Nanik mau ngadain ulangan Kimia, gue ijin ke toilet buat nyariin lo tadi," ucap Kamila lalu beranjak meninggalkan Naura.

"Iya Jamila, bentar lagi gue nyusul."

"Kamila anjerr, bukan Jamila!" geram Kamila pada Naura. Saat dirasa Kamila sudah menjauh, Naura kembali menghadap ke arah tempat duduk Nata.

Tapi sialnya tepat saat itu juga, Nata menengok ke arah Naura dan tatapan mereka bertemu. Naura kepergok sedang memperhatikan Nata, habislah dia. Sangat memalukan jika Nata tau bahwa Naura memperhatikannya sedari tadi. Ya memang Naura tidak sedang mengintip Nata di kamar mandi atau sedang melakukan sesuatu yang tidak boleh dilihat Naura.
Nata hanya sedang bermain voli di lapangan, tidak salah kalau Naura melihatnya. Hanya saja, memperhatikan diam-diam sepertinya...

Mampus, pada saat Naura sedang sibuk dengan pikirannya sendiri namun masih mempertahankan kontak matanya dengan Nata. Semua pikiran-pikiran tidak jelas itu lenyap seketika saat tiba-tiba Nata melempar senyum yang sangat manis kepadanya, membuat jantung Naura berontak seperti akan meledak. Saat ini pasti pipi Naura sudah sangat merah bahkan telinganya ikut memerah.

Melihat reaksi Naura, Nata semakin melebarkan senyumnya bahkan tertawa hingga matanya semakin menyipit. Sudah cukup, Naura tidak tahan lagi akhirnya langsung berlari menuju kelasnya 10 IPA 3.

****

zul_sweet
jett_queen

Huhu Nata cakep amat sihh, kan jadi nggak kuat lihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huhu Nata cakep amat sihh, kan jadi nggak kuat lihatnya.

Jangan lupa tinggalkan jejak
Terimakasih sudah baca
Minta vote dan coment boleh....

Angin Halus Pembawa Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang