"Naura!" merasa terpanggil, Naura menoleh ke sumber suara. Seketika matanya berbinar melihat orang yang baru saja memanggilnya.
"Bang Nata!" Naura tersenyum lebar.
"Mau pulang bareng nggak?"
"Mau mau," jawab Naura dengan antusias.
"Yaudah yok," Nata menggandeng tangan Naura ke arah parkiran.
Naura terus memandangi tangannya yang digandeng oleh Nata. Setelah sampai di parkiran baru dia tersadar.
"Eh, latihannya emang udah selesai?""Udah kok, cuma sebentar emang nggak kayak biasanya. Disuruh istirahat sama nyiapin mental buat besok pas pertandingan," jelas Nata.
"Oh, kalo gitu aku bilang mas Avisha dulu dong. Takutnya dia nungguin soalnya kan aku biasa pulang bareng dia," ya walaupun kadang suka ninggalin sih, batin Naura.
"Aku liat Argi udah pulang kok tadi," ujar Nata.
"Oh yaudah deh."
Nata menyalakan motornya, bukan dinyalain pake korek tapi ya. Kemudian Nata mengulurkan tangannya, membantu Naura menaiki motor yang memang cukup tinggi.
Ini nih kalo motornya terlalu keren, naiknya susah. Tapi enak bisa modus sama bang Nata. Batin Naura sambil tersenyum.
Setelah Naura berhasil naik, Nata mulai melajukan motornya melewati gerbang diiringi banyak tatapan siswi SMA PERI yang berlalu-lalang.
"Kita mampir cari makan dulu ya?" tanya Nata di tengah bisingnya kendaraan.
"Iya nggak papa," sahut Naura sedikit berteriak agar Nata dapat mendengarnya.
Nata menghentikan motornya di depan sebuah cafe bergaya klasik yang ramai pengunjung.
"Kamu mau makan apa?" tanya Nata kepada Naura yang duduk di depannya.
Naura mengalihkan pandangannya yang sedari tadi mengamati ruangan, "Makan apa aja deh, sama kayak bang Nata aja."
"Spaghetti dua, sama thai tea dua ya mba," ucap Nata kepada pelayanan yang ada di sebelahnya.
"Baik, ada lagi?"
"Nggak."
"Baik, ditunggu pesanannya."
"Kamu suka tempatnya?" tanya Nata yang dijawab anggukan antusias dari Naura.
"Bang Nata kok bisa tau tempat kaya gini?"
"Ya tau aja," jawab Nata sambil tersenyum.
"Kamu, deket sama Argi?" tanya Nata.
"Nggak sih, biasa aja. Cuma sering nebeng aja kalo pulang soalnya searah hehe."
"Udah lama?"
"Apanya?"
"Udah lama deket sama Argi?"
"Aku nggak deket sama mas Avisha, kita juga baru kenal beberapa minggu yang lalu kok. Bang Nata nggak usah cemburu," Naura tertawa lepas.
"Bagus deh, aku emang cemburu," jawab Nata membuat Naura seketika menghentikan tawanya.
"Hehe bang Nata bisa aja," jawab Naura dengan pipi memerah.
"Beneran." Jawaban Nata membuat jantung Naura berdetak dengan cepat.
Nata mengusap kepala Naura lembut, "lucu banget ya ampun."
"Udah dimakan dulu, makanannya udah dateng tuh."
Keduanya menikmati makanan masing-masing sambil sesekali mengobrol.
Akhirnya hayalan gue selama ini bisa jadi kenyataan, udah sedeket ini sama bang Nata aja gue udah bersyukur banget. Berkat mas Avisha, batin Naura.
Nata menghentikan motornya di depan rumah Naura. Naura turun dari motor lalu menghadap Nata.
"Makasih ya bang udah dianterin sampe rumah, malah ditraktir pula," ucap Naura sambil tersenyum lebar.
"Iya asal kamu seneng, aku ikut seneng," jawab Nata.
Naura tersenyum malu-malu, menunduk menyembunyikan wajahnya yang merah.
"Kamu kenapa deh manggil aku, bang?" tanya Nata dengan keheranan yang selama ini disimpannya.
"Em kenapa ya? Suka aja gitu."
"Panggilan sayang?"
"Eh," Naura gelagapan mendengar pertanyaan Nata.
Nata mencubit pipi Naura gemas.
"Sakit," Naura mengerutkan bibirnya.
"Gemesin banget sih kamu," ucap Nata sambil tersenyum.
"Permisi!" celetuk seseorang dengan cukup keras. Naura menoleh ke belakang mendapati adiknya Zahra sedang berdiri di sana.
"Kalo pacaran jangan di tengah jalan!" ucap Zahra kemudian berjalan keluar.
"Ish ganggu aja," kesal Naura.
"Siapa Ra?" tanya Nata heran.
"Gatau, orang hilang."
"Hah?" Nata menaikkan alisnya.
"Adik aku."
"Ohh, yaudah aku pulang dulu ya? Udah ditunggu sama temen di rumah," Ucap Nata sambil memakai helm.
"Iya, sekali lagi makasih ya kak," ucap Naura sambil melambaikan tangan.
"Sama-sama," jawab Nata sambil tersenyum manis, kemudian melajukan motornya.
Tuuttttt....
"Eh kok gue kentut?"
Naura menepuk dahinya. Duh iya, gue abis minum thai tea tadi kan ada susunya. Untung aja kentutnya pas bang Nata udah pergi, batin Naura.
Tuuttt...
Bodo amat kentut, yang penting udah pulang bareng bang Nata. Batin Naura sambil tersenyum lebar mengingat momen beberapa menit yang lalu.
"Kyaa...," teriak Naura meluapkan kebahagiaan.
Naura berjalan menuju pintu rumahnya sambil berjoget dan berteriak. Tidak peduli saat ditegur mamanya, Naura tetap melanjutkan jalannya ke kamar masih dengan aksinya.
****
Akhirnya sinyal dateng
Jadi bisa up yeyeeeyy
Ada yang kangen nggak?
Nggak
OkeMakasih banget lohh kalo mau kasih vote sama komen
Kasih bintang gampang kok
Klik bintang di pojok kiri bawah
👇 makasih 😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Angin Halus Pembawa Cinta (END)
Novela JuvenilKetika angin halus yang membawa kisah seorang Naura Ghania Izzati mengejar pujaan hati. Akan kah Angin halus membawanya kepada sang pujaan hati atau membawanya ke lain hati? Cerita kolaborasi •Badrinisa •Jet_queen •Zul_sweet