tiga belas

243 19 0
                                    

Rate M

Warning!🔞2️⃣1️⃣

°
°
°
°
°
°

"Sshh..ahh..emmh..tusuk terus Emyyrr"

"Ahh..emmhhahh..ahh..nikmat ahh"

Chanyeol tengah santai memainkan jari-jarinya di lubang berkerut yang sekarang sedang menungging di hadapannya. Malam ini ia sedang berada di ruang kerjanya. Tepatnya di markas bawah Seoul yang biasa orang-orang kalangan yang mengetahuinya menyebutnya dengan sebutan Loei Sjedište.

"Emmh..euungh..akh! Teruskan ohh.."

"Hmm..ahh..lagih Emyrr..ahh..ohh nikmaatt"

"Tusuk lebih dalam Emyr..ahh..sshh"

Chanyeol sama sekali tak berhasrat dengan apa yang ia lakukan saat ini. Jari-jari besarnya bermain-main di dalam lubang berkerut milik pria Bottom koleksinya. Dirinya yang masih berpakaian rapih diatas kursi kebesarannya sedangkan pria Bottom itu sedang menungging pasrah dengan kedua tangan yang terikat menyatu di depan tubuhnya dan sekarang tengah bertumpu di atas meja.

Posisi pria Bottom itu benar-benar persis hanya seonggok mainan di mata seorang Park Chanyeol. Posisi si Bottom yang terlihat menekuk kedua kakinya seperti menahan beban berat dari tubuhnya sendiri yang dibiarkan meringkuk begitu saja diatas meja kerjanya dengan bokong yang menghadap si Tuan besar.

Niat Chanyeol memang ingin bermain saja tanpa harus melesakkan kejantanannya di lubang berkerut itu. Tanpa selera sama sekali. Setelah kedua matanya melihat si mungil kembali ke permukaan membuatnya seperti terotomatis untuk tak berselera dengan lubang manapun.

Chanyeol hanya menginginkan Baixian seperti dulu. Dan hanya akan menikmati keindahan surga dunia jika itu bersama Baixian. Bahkan sekarang ia tampak melamun dan jari-jarinya yang ia pakai bermain tadi juga sepertinya sudah lama berhenti dari tadi.

"Emm..Emyr? Emyr?" Pria Bottom bertanya kala tusukan di bokongnya itu berhenti.

Kepalanya ia beranikan untuk menengok ke belakang apa tuan-nya ini sedang mempersiapkan sesuatu seperti biasanya atau ada yang lain. Akhirnya mata Bottom itu melihat tuan-nya sedang terdiam dengan pandangan kosong. Apakah tuan-nya ini sedang melamun?




•••

"Baekhyun?" Panggilan tiba-tiba  dari Minho membuat Baekhyun setengah terkejut.

"Maaf jika appa mengejutkanmu" Minho berjalan menghampiri Baekhyun yang sedang tengkurap diatas kasur sambil menulis tugas dari sekolahnya.

"Emm..tak apa-apa appa..ada apa appa? Tidak biasanya appa langsung datang ke kamarku?" Tanya Baekhyun sambil membangkitkan diri dari acara tengkurapnya dan duduk manis menghadap appanya yang sudah duduk di pinggir ranjang.

Minho tersenyum simpul sambil satu tangannya terjulur untuk mengusap-usap pucuk kepala sang anak sulung. "Appa ingin bertanya, tapi ini mungkin sedikit serius. Bersedia nak?"

Baekhyun hanya mengerjapkan matanya yang sipit itu beberapa kali lalu setelahnya menganggukkan kepalanya tanda ia bersedia. "Katakan saja appa, sudah pasti aku takkan keberatan"

Minho sedikit terdiam sebentar mengambil nafas perlahan-lahan lalu menghembuskannya. Sebenarnya ia sendiri banyak pikiran mengenai pekerjaannya di perusahaan. Juga mengenai desas-desus angin yang berhembus menyebut salah satu anggota keluarganya yang berhubungan dengan perusahaan. Padahal dipikir-pikir ialah pemilik perusahaannya sendiri tapi gunjingan yang tidak sengaja ia dengar malah terkesan ia bukan sang pemilik perusahaan itu sendiri.

Anathema - ChanbaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang