delapan belas

144 16 0
                                    

Chapter sebelumnya,

°
°
°
°
°
°
°
°
°
°

"Baixian" suara sosok itu muncul dan terdengar oleh Baekhyun.

Baekhyun semakin mengernyitkan dahinya.

"Siapa kau?" Tanya Baekhyun ketika dirinya sudah sadar dan memilih tak mendengarkan detak jantungnya yang berdetak lebih kencang sejak tadi.

"Kau tak mengenalku?" Pertanyaan dari orang yang berada di depannya semakin membuat Baekhyun bingung.

Apa katanya. Tak mengenalnya? Bukankah memang begitu? Memang Baekhyun sepertinya tak merasa kenal dengan sosok di depannya.

"Tidak. Maaf" jawaban Baekhyun membuat sosok di depannya semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Baekhyun yang kini berubah menjadi 5 senti.

Baekhyun langsung menelan ludahnya sendiri dengan kasar. Apa-apaan ini?? Kenapa wajah ini jadi semakin dekat? Dan kenapa kepalanya jadi tak bisa bergerak?

"Mengapa kau pergi begitu lama honey" ucap pria di depannya.

Cup.

Entah wajah Baekhyun berubah menjadi apa sekarang. Kecupan ini berbeda dari milik Sehun. Kecupan yang membuat seluruh tubuh Baekhyun kaku tak bergeming.

"Aku merindukanmu" ucapan dari suara bass bercampur serak membuat saraf Baekhyun jadi tersengat listrik.

"Aku sangat merindukanmu sayang" ucapan yang diakhiri ciuman mendadak penuh kerinduan dari Park Chanyeol.

Dan dengan kedua mata Baekhyun yang membelalak terkejut.

▪︎•▪︎
▪︎•▪︎
▪︎•▪︎
▪︎•▪︎

Chanyeol melepas perlahan ciuman sepihaknya itu. Lalu memandang dengan intens sekali pada sosok mungil di hadapannya. Kedua mata Chanyeol tak melewatkan setiap detiknya untuk waktu dan kesempatan yang tidak pernah ia sangka selama ini.

Ia masih tidak percaya dengan sosok yang ada di hadapannya sekarang ini. Wajah mungil yang hanya berjarak beberapa senti darinya itu seperti menyelam kembali ke dasar masa lalu. Mata sipit bak bulan sabit itu tak berubah.

Hidungnya yang selalu membuatnya gemas. Kedua pipinya. Raut wajah yang selalu Chanyeol rindukan setiap waktu. Bibir tipisnya yang merah muda, sungguh tak bisa ia hilangkan dari memorinya. Chanyeol mungkin terlalu memuja sosok mungil itu. Hingga postur tubuh pun, Chanyeol hafal dengan benar sekali.

Suasana di sekitar tak membuat kedua insan itu terusik. Mata Chanyeol tetap memandang sosok mungil di hadapannya bagai melihat lukisan hidup. Dan yang Baekhyun rasakan sekarang ini adalah, detak jantungnya yang berdebar. Debaran yang aneh namun begitu menyenangkan.

Kedua mata sipit Baekhyun pun jadi lancang untuk memperhatikan wajah dengan rahang tegas dan raut wajah rupawan itu. Walaupun Baekhyun tak bohong bahwa terselip rasa takut karena di hadapannya adalah orang asing. Rasa terkejut yang membuatnya jadi gugup dan berkeringat sekarang.

Menelan salivanya sendiri sedikit susah karena tatapan intens itu seolah menyedot tubuhnya habis tak bersisa. Baekhyun seperti merasakan hal itu. Ia bahkan lupa bahwa tujuannya saat ini adalah pulang ke rumah.

"Honey..jangan pergi..aku akan berubah..jangan pergi lagi, honey" Chanyeol melirihkan kata-kata yang terucap begitu saja.

Menghasilkan kernyitan samar di dahi Baekhyun setelahnya. Honey? Ia dipanggil honey?

Baekhyun tak bisa menolak ketika wajahnya tiba-tiba ditangkup begitu saja oleh telapak tangan yang lebih besar dari miliknya itu.

"Aku sudah frustasi. Jangan pergi lagi sayang. Jangan lagi..maafkan aku, Bee" ucapan yang menyiratkan keputus-asaan itu membuat Baekhyun tak tahu harus apa.

Anathema - ChanbaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang