Chapter 06

764 94 10
                                    

***Suara burung yang bercicit di samping jendela kamar itu dan cahaya matahari yang memaksa masuk dari sela sela tirai di kamar itu ternyata mampu menerobos masuk ke mata sang penghuni kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
Suara burung yang bercicit di samping jendela kamar itu dan cahaya matahari yang memaksa masuk dari sela sela tirai di kamar itu ternyata mampu menerobos masuk ke mata sang penghuni kamar. Mata bulat nya perlahan-lahan terbuka dan menangkap objek asing yang tengah tertidur di samping kasur nya sambil terduduk di lantai yang dingin.

Kening nya mengkerut mencoba mencerna apa yang dilihat nya, setelah lama bergelut dengan pikiran nya akhirnya ia mencoba menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah seseorang yang sejak tadi tertidur sambil menggenggam sebelah tangan nya.

Kulit putih pucat dengan anting - anting berbentuk buah semangka itu mampu membuat nya seketika sadar akan siapa wanita itu yang sekarang mulai bergerak dari tidur nya karena merasa ada sesuatu yang mengganggu tidur nya.

Mata indah itu perlahan terbuka, dan membuat sang pemilik kamar terpaku melihat keindahan pahatan tuhan yang sekarang sedang menatap nya bingung.

"Kau sudah sadar?" - tanya wanita itu yang sontak terbangun dari duduk nya dengan raut panik.

"Ya seperti yang kau lihat" - jawab si pria dengan wajah santai nya

"Apa masih terasa pusing? Perlu ku telepon dokter lagi? Atau mau ku ambilkan obat pereda sakit kepala?" - raut khawatir masih tetap tercetak jelas di wajah nya melihat wajah si pria yang masih pucat pasi.

"Hei hei tenanglah, aku sudah baik-baik saja tidak usah khawatirkan aku, aku bisa merawat diriku sendiri. Sudahlah pergilah sana aku bisa mengurus diriku sendiri dan tidak butuh bantuan mu" - ucap sang pria acuh tanpa memperdulikan perasaan sang wanita yang di usir begitu saja.

"Apakah kau tak pernah di ajarkan cara berterima kasih? Apa sebegitu susah nya hanya untuk berterima kasih? Aku bahkan rela menemani mu dan mengurus mu yang sejak semalam terus saja meracau dan menggenggam tangan ku, dengan kondisi badan mu yang menggigil dan panas tinggi, mengganti kompres mu setiap 1 jam sekali, dan lihat apa balasan mu? Aku tidak tau apa yang membuat mu sejak awal selalu membenci ku dan berkata kasar padaku, tapi setidaknya hargai sedikit usaha ku. Aku bukan orang yang gila hormat tetapi aku selalu di ajari yang namanya sopan santun dan berterima kasih!" - cecar sang wanita yang sambil terus mencoba menahan amarahnya, kesabarannya sudah habis, taehyung sudah kelewat batas tak ada lagi yang bisa di maklumi. Mereka sudah sama - sama dewasa bukan anak kecil lagi yang harus mempermasalahkan hal-hal kecil.

"Kau mau mengajariku hah?! Aku lahir lebih dulu dari mu, jangan sok mengajariku, lagi pula tak ada yang minta di urus oleh mu, atau mungkin kau hanya sedang berusaha mencari perhatian ku? Tak ada yang tau bukan? Mungkin saja kau ini sebenarnya fans fanatik ku yang membayar supaya bisa menjadi manger ku? Iya kan?" - taehyung

"KIM TAEHYUNG!!! Jaga kata-kata mu, Kau sudah benar-benar melewati batas mu, aku ini manager mu jadi wajar jika aku yang mengurusmu, aku bahkan meninggal kan kewajiban ku untuk menjadi manager hoseok dan mengurusnya selama bon voyage, hanya untuk mengurus mu disini. Lagi pula aku bukan wanita murahan yang mau membayar mahal hanya untuk mencari perhatian pria tak tau sopan santun seperti mu. Aku bersedia menjadi manager kalian karena permintaan paman ku yang terlilit hutang dan kami tak punya tempat tinggal di seoul jadi mau tak mau aku harus membantunya agar aku tak membebani ibuku yang harus menjaga dan membiayai adik ku di daegu!" - joohyun sudah tak bisa lagi menahan emosi nya taehyung benar-benar kelewatan

ONLY YOU [The Beginning]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang