FF. KILL THE KING

745 26 5
                                    

Kill The KingChapter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kill The King
Chapter. 01

Sekte Xiao dikenal sebagai Sekte yang berbudi luhur, mematuhi aturan dan suka membantu yang lemah.

Dahulu kala, Sekte itu terbiasa menggunakan warna putih dan biru sebagai warna dominan pakaian mereka.

Saat terjadi perang besar. Sekte Xiao berhasil menyatukan semua klan dalam pengaruhnya dan memimpin pasukan besar empat Sekte untuk memukul mundur pasukan dari negara asing.

Sekte Xiao lalu ditunjuk menjadi pemimpin para Sekte. Kerajaan besar dibentuk dengan Xiao Liu sebagai rajanya. Sebuah kerajaan besar yang diberi nama kerajaan Baoyu, yang berarti 'permata yang berharga'.

Di bawah kepemimpinan Sang Raja dan kebijakannya yang selalu mementingkan rakyat, kehidupan di daratan Baoyu saat itu sangat damai dan makmur.

Namun masalah muncul saat keturunan pertama Sang Raja yang lahir adalah seorang puteri. Sedangkan hukum di Baoyu menyatakan bahwa yang berhak menduduki singgasana raja setelahnya adalah seorang putra mahkota.

Waktu berlalu, Raja terus dipaksa untuk memiliki keturunan yang lain setelah ratu meninggal, namun Raja menolak.

Akibatnya terjadi banyak pemberontakan bahkan usaha untuk membunuh putri mahkota Xiao Zhan.

Malam itu kerajaan diserang, Sang Raja berhasil dipukul mundur dari jabatannya sebagai raja dan diasingkan.

Sekte Wang yang paling banyak terlibat dalam keberhasilan menumbangkan Raja lalu menggantikan pemerintahan.

Dan diangkatlah Raja baru untuk kerajaan Baoyu, yaitu Raja Wang Yibo.

Sekte Wang terkenal mempunyai fisik dan ilmu beladiri yang sangat kuat, mereka tegas dan disiplin dalam melaksanankan segala ajaran hidup nenek moyang mereka.

Sang Raja dari Sekte Wang dikenal sangat kuat dan dingin. Ia sendiri kemudian menahan putri Xiao Zhan dengan alasan jaminan keamanan, agar para pengikut Raja Xiao terdahulu yang masih setia tidak berani melakukan serangan balasan terhadap kerajaan.

.
.
.

"Apa dia sudah tidur?"

Seorang wanita membungkukan badan dan memberi salam hormat pada lelaki dengan jubah hitam itu. Aura yang dipancarkannya begitu kuat dan mengintimidasi.

"Saya memberinya obat penenang Yang Mulia."

Wang Yibo mendekati tempat tidur dengan wajah angkuhnya, menyibak tirai tipis yang menghalangi pandangannya pada gadis di dalam sana yang tengah tertidur, wajah itu layu, ada beberapa luka gores di dahi dan pipinya.

"Dia mencoba melarikan diri lagi?"

Wanita itu mengangguk, "Ya ... selalu. Setiap harinya."

Sang Raja diam namun tangannya terkepal hingga menarik jatuh tirai tipis yang terpasang di sekeliling tempat tidur kecil itu. Kain tipis bergambar sulaman bunga teratai berwarna ungu itu jatuh menutupi wajah dan tubuh gadis yang masih tak terganggu dalam diam tidurnya.

KatalogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang