Bagian 12

30 11 2
                                    

1 bulan kemudian...

Tibalah waktu UN dimulai,jujur aku sangat gugup takut nilainya jelek. Akhirnya 4 hari kemudian UN selesai,walaupun belum tau hasilnya tapi setidaknya aku bisa bernapas lega. Setelah UN siswa siswi kelas 9 diliburkan selama 3 hari, dan selama 3 hari juga aku sangat bosan. Setelah 3 hari libur, siswa siswi kelas 9 diminta ke sekolah untuk membahas prihal tur akhir sekolah ke Jogja. Fyi,libur hari pertama kemarin siswa siswi kelas 9 diminta kepala sekolah untuk coret2 dirumahnya karna kalau di jalan ditakutkan kepala sekolah nantinya akan bentrok dengan sekolah lain.

" Baiklah semuanya..langsung saja bapak akan memberi pengumumuman tentang tur akhir sekolah ke jogja." Ucap kepala sekolah dan seketika kelas gaduh dibuatnya.

"Tenang dulu semuanya,bapak akan memberitahukan rincian biayanya untuk tur ini. Tur sudah termasuk transportasi,makan, wisata,dan penginapan sebesar 1.150.000...Boleh kalian cicil sampai hari keberangkatan." Jelas kepala sekolah.

"Pak,kapan kira - kira berangkatnya?" Tanya Rio.

"1 minggu dari sekarang." Jawab kepala sekolah dan disambut antusias seisi kelas.

"Yasudah itu saja pengumumannya, Assalamualaikum." Lanjut kepala sekolah seraya keluar kelas.

"Sita,kamu ikut tidak?" Tanya Dinda.

"Tentu saja aku ikut,memangnya kenapa?" Tanyaku balik.

"Sepertinya aku tidak akan diizinkan orang tuaku." Jawab Dinda sedih.

"Kenapa?" Tanyaku bingung.

"Kamu kan tau aku ini anak semata wayang,jadi orang tua ku sangat over protectif  sekali denganku." Jawab Dinda.

"Apalagi ini tur ke Jogja,itu sangat jauh..mereka takut ada apa - apa disana." Lanjut Dinda.

"Ah..rupanya seperti itu,terus aku dengan siapa duduknya nanti? Sekamar dengan siapa? Dan mengobrol dengan siapa? Tidak asik sekali kamu tak ikut, Dinda." Ucapku panik.

"Kan masih ada TG yang akan menemanimu." Ucap Dinda menenangkanku.

"Tidak seru kalau hanya dengan mereka saja,aku ingin denganmu." Ucapku cemberut.
Fyi,TG itu singkatan dari 'The Girls' nama geng kami,terdiei dari 9 orang yaitu, aku, Dinda, Ratih, Dina, Inayah, Shinta, Nana, Sasa, dan Merry. Geng yang paling ditakuti di sekolah, guru saja takut pada kami. Entah mengapa,aku juga bingung.

"Maaf ya Sita,janga marah." Ucap Dinda.

"Iya deh oke,tidak apa kok!" Ucapku tersenyum.

Setelah itu kulihat Andi kelihatan murung sekali,para siswa pun menghampirinya.

"Di,kamu tak apa kan?" Tanya Viko.

"Tak apa." Jawabnya singkat. Setelah itu terdengar bel pulang berbunyi karna hari ini kelas 9 hanya pengumuman saja, sementara kelas lain tak belajar hanya bermain saja.

Seminggu kemudian...

Hari ini adalah hari yang kutunggu,yaitu tur akhir sekolah ke Jogja. Aku sudah persiapan sejak kemarin,sudah seminggu ini ada eyang dan kakung ku yang menginap. Aku bangun pagi untuk sholat Shubuh, mandi, memeriksa perlengkapan, dan sarapan. Tur sekolah akan berangkat jam 13.00 wib,aku sangat bersemangat sekali. Ini pengalaman pertamaku ke Jogja.

"Yasudah papa berangkat dahulu ya mencari uang untuk jajan Sita selama di Jogja." Ucap papa. Ini masih jam 06.00 wib dan hari minggu,tapi papa tetap berangkat untuk jajanku selama di Jogja. Aku sangat kasihan sekali dengan papa,di hari libur bukannya buat santai malah dipakai untuk kerja juga.

"Iya pah hati - hati,jangan lama - lama ya pah." Ucapku.

"Iya,sebelum jam satu siang papa sudah pulang. Assalamualaikum." Ucap papa.

"Waalaikumsalam." Ucap kami semua serempak.

Sekarang sudah pukul 12.00 wib, tapi papa belum ada tanda - tanda pulang. Aku, mama, Amanda, eyang, dan kakung menunggu diluar ruko sampai jam 12.30 wib. Akhirnya papa datang juga setelah lama kami menunggu,dan kami langsung berangkat ke sekolah. Untung saja belum berangkat busnya, ternyata mereka menungguku.

"Maaf Sita,papa belum dapat uang. Tapi nanti kalau sudah dapat papa akan kirim uangnya ke rekening guru Sita." Ucap papa merasa bersalah. Sebelumnya papa meminta nomor rekening salah satu guruku.

"Yasudah tak apa,Sita berangkat dahulu ya." Ucapku yang langsung naik bus tapi tertahan oleh mama, eyang, dan kakung yang tadi sempat pergi ke warung.

"Sita...mama belikan tolak angin, coklat beng - beng, obat - obatan, dan ini ada uang 50 ribu untuk pegangan kamu disana ya. Ini uang eyang yang mama pinjam,maafkan mama dan papa ya!" Ucap mama.

"Iya tak apa,Sita berangkat dahulu ya. Assalamulaikum." Ucapku seraya pamit kepada mereka semua.

"Waalaikumsalam,hati - hati Sita." Ucap mereka serempak dan hanya aku anggukkan kepala saja.

Aku naik ke bus dan duduk bersama Dina karna Dinda tak ikut. Fyi,di geng ku yang tak ikut ke Jogja itu Ratih, Inayah, dan Dinda karna mereka tak diperbolehkan ikut oleh orang tuanya.

5 hari kemudian...

Aku pulang dari Jogja jam 1 dini hari karna jalanan macet total. Yang menjemputku ke sekolah hanya mama dan papa, sedangkan eyang dan kakung menemani Amanda yang ketiduran menungguku pulang. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit dari sekolah,akhirnya sampai juga di ruko. Aku langsung masuk dan membagikan buah tangan dari Jogja. Aku langsung tertidur setelah membagikan buah tangan.

3 hari kemudian...

Aku lulus dengan nilai memuaskan,setelah itu aku santai mencari SMA nya.

"Pah,Sita ingin satu SMA dengan Dinda." Ucapku.

"Memangnya Dinda di SMA mana?" Tanya papa.

"SMA CAHAYA pah,Sita ingin disana." Jawabku membujuk.

"Tapi SMA itu pembullyan nya banyak,anak teman papa salah satu yang menjadi korban." Ucap papa tak setuju.

"Tidak pah,itu dahulu. Sekarang sudah tidak kok." Ucapku meyakinkan.

"Biaya masuknya berapa?" Tanya papa.

"5 juta,sudah termasuk seragam dan buku." Jawabku antusias.

"Yasudah nanti papa lihat dahulu." Ucap papa akhirnya yang membuatku senang sekali.

2 hari kemudian...

Papa ke SMA CAHAYA dan papa bilang tidak suka karna banyak anak berandalnya. Papa juga dulunya anak berandal,kenapa aku tak boleh sekolah disekolahan yang banyak berandalnya? Menyebalkan.

"Jelek sekali SMA nya,banyak anak berandalnya. Lebih baik kamu masuk ke SEREN lagi saja, lagipula sama kan ada SMA nya? Ucap papa.

"Tak sama papa...SEREN itu fasilitasnya buruk,sedangkan CAHAYA sangat bagus dan hampir sama dengan MERAH PUTIH. Lagipula, daripada masuk SEREN lagi lebih baik Sita masuk pesantren saja." Ucapku kesal.

"Serius lebih baik di pesantren daripada di SEREN?" Tanya papa memastikan.

"Iyalah,lagipula sama saja kan! Yang membedakan hanya pindah tidur saja!" Ucapku. Setelah keputusan ini aku tak tau akan ada bencana yang membuat semuanya hancur tak bersisa.

"Yasudah,nanti papa akan usahakan uang untuk mendaftarkan Sita ke pesantren." Ucap papa dan tak ku tanggapi sama sekali.


Chapter selanjutnya akan membuat kalian tau apa arti dari sebuah keputusan. Jika kalian ingin mengambil sebuah keputusan,ada baiknya di pikirkan dulu dengan matang karna kalian tak kan tau bencana apa yang akan menimpa kalian setelah itu.

Annyeong! Bagaimana menurut kalian tentang chapter ini?
Di chapter selanjutnya kuharap kalian bisa berpikir positif ya! Kutunggu votementnya😉
Borahae💗💗💗💗

Salam cinta dari istrinya Choi Siwon😘😍

It's My Life (END)✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang