Bagian 27

25 8 8
                                    

Dahulu papa menikahi mama karna ditanya oleh kakung tentang 'bagaimana kejelasan hubungannya dengan anak saya?',yang saat itu papa sudah berkunjung 3 kali ke rumah mama,soalnya kakung ditanya terus oleh tetangga sekitar 'siapa itu?' 'calon menantu?'  dan masih banyak lagi. Aku tak tau apakah papa mencintai mama atau tidak? Tapi kalau cinta, mengapa papa mendua? Kalau tidak,mengapa papa menikahi mama?

Aku tak habis pikir dengan kelakuan,dan tingkah ajaib papa. Dahulu tahun 2008,papa menikah untuk yang kedua kalinya bersama orang kampung bernama Jalang Siti dan mempunyai seorang anak perempuan. Sekarang papa menikah untuk yang ketiga kalinya bersama seorang janda yang notabenenya HAJAH(HJ),
bernama Jalang Aminah. Aku tidak tau lagi apakah masih ada perempuan lain yang dinikahi papa,yang jelas aku sangat benci dengan laki - laki yang seperti itu.

Aku sangat iba terhadap mama, untung saja beliau kuat dan tegar. Sayang sekali,padahal mama adalah perempuan baik, istri yang baik,dan mempunyai tingkat kesabaran yang tinggi, tapi harus mempunyai suami seperti papa. Sungguh, sebenarnya aku sangat menyayangi papa! Tapi karna kesalahan papa yang seperti itu, aku jadi membenci papa seperti ini.  Aku bingung,kenapa ada yang yang mau dengan papa? Uang,tidak punya. Tampan? Tidak sama sekali. Aku curiga, jangan - jangan papa menggunakan susuk atau pelet atau semacam pemikat untuk memikat lawan jenis. Bukannya aku suudzon dengan orang tua, tapi memang di keluarga papa itu masih percaya dengan yang namanya dukun.

Ya allah..maafkan hambamu ini yang tidak percaya bahkan terkesan membenci papa.

Aku itu selalu disuruh mijit kaki papa,kalau dahulu aku semangat,kalau sekarang aku malas dan terkesan tidak mau. Padahal mama selalu nyuruh untuk mijitin kaki papa,katanya 'biar bagaimana pun,papa adalah ayah kandungmu! Dia yang bekerja siang dan malam untuk kamu,dan selalu menuruti apa saja keinginanmu.' Ya allah.. mama baik sekali,aku jadi terharu rasanya. Memang benar sih apa yang mama katakan,tapi entah kenapa aku malas saja.

Sekarang tanggal 26 Mei 2019, sudah memasuki bulan puasa atau ramadhan. Kemarin kami sahur hanya dengan nasi dan telur rebus,karna papa tidak dapat uang. Saat sedang makan tiba - tiba saja papa berhenti, alasannya kenyang. Alhasil yang menghabiskan nasi dan telur sisa papa adalah aku, Amanda, dan mama. Terus saat sore hari menjelang buka puasa,papa chat ke mama.

"Untuk buka puasa tidak ada ya?" Tanya papa di chat. Nah kan! Papa itu aneh sekali pertanyaannya,papa saja tidak memberi uang saat berangkat kerja tadi pagi. Mama tidak membalas chat papa,karna kan papa sudah tau jawabannya kalau tidak punya apa - apa untuk berbuka puasa.

Sekitar jam 8.30 malam papa pulang,dan hanya membawa roti goreng saja. Papa juga membawa beras 2 liter,mie instan,telur,dan token listrik. Aku,mama,dan Amanda merajuk kepada papa karna hanya dibawakan roti goreng,bukannya tidak bersyukur tapi kami sangat lapar. Sebelum papa sampai di rumah,beliau menelpon menanyakan ingin makan apa? Sahur dengan mie instan apa? Kita sudah bilang ingin mie instannya,tapi saat ingin bilang makan apa,malah di putus sepihak teleponnya oleh papa.

Setelah itu disuruh membeli galon air,malah diberikan uang hanya 32 ribu. Galon air harganya 20 ribu,sisanya 12 ribu, belum lagi untuk beli sabun cuci pakaian. Aku pun berkata agak kesal.

"Kita itu lapar pah,malah dibelikan roti goreng!" Ucapku sarkas.

"Tadi di telpon kan sudah ditawari,tapi tidak ingin." Ucap papa.

"Kapan? Saat ingin bilang makan,telponnya dimatikan sepihak oleh papa." Ucapku.

"Yasudah papa belikan di warung nasi,pakai apa?" Tanya papa.

"Uangnya tak ada,tak usah." Jawabku.

"Ada,masih 30 ribu. Kan bisa masing - masing 10 ribu." Ucap papa.

"Tidak usah,sudah malam." Ucap mama menimpali.

"Makan saja mah,kasihan anak - anak." Ucap papa kepada mama.

"Bukannya tadi saja membeli makan,daripada roti goreng!" Ucapku sarkas. Sungguh,aku sangat berdosa sekali.

Papa menyuruhku untuk membeli gorengan martabak, tapi aku tidak mau karna takut orang gila dan papa memukul tanganku,pelan sih tapi namanya aku sedang tidak enak badan,jadinya aku langsung menangis.

"Papa sakit! Huweeeee...." Ucapku dan langsung berganti pakaian untuk membeli gorengan martabak.

"Yasudah sini berikan uangnya, biar papa saja yang membelinya kalu kamu tidak mau! Malah nangis lagi! Hanya seperti itu saja tidak kencang juga,malah menangis!" Ucap papa.

Aku pun langsung saja berjalan ke tukang penjual gorengan martabak,tapi sayangnya sudah tutup. Terus aku disusruh membeli kerupuk pedas saja, karna sudah terlanjur memasak nasi. Hari - hari pun berlanjut sampai lebaran dan tidak mempunyai uang sepeser pun. Kami juga tidak berkunjung ke rumah eyang kakung dan belum membayar kostan selama 3 bulan,mama sampai menangis tersedu - sedu di buatnya.

Sekarang tanggal 25 Juni 2019, aku,mama,dan Amanda pergi ke rumah eyang dan kakung. Kami bertiga dikirimkan ongkos sama aunty Lera,tapi hanya 100 ribu. Kami hampir 1 minggu disana, dan ada satu kejadian sebelum kami pulang. Pagi itu aku,mama, dan Amanda ingin diajak pergi ke Pamulang untuk membeli asinan. Fyi,rumah eyang dan kakung berada di Bintaro,tinggal bersama aunty Anggun dan uncle Anto. Kami semua sudah rapih, terus tiba - tiba eyang berkata.

"Sudah tau ibu nya kalau pagi harus makan,malah kamu belum memasak nasi Diana!" Ucap eyang. Fyi,kalau mama datang ke rumah keluarganya,pasti disuruh ini dan itu,kalau disuruh eyang tidak apa karna ibunya mama,tapi adik - adik mama yang lain juga terkadang menyuruh mama dengan seenak hati.

"Lah! Kan rencananya ingin makan asinan,ya tidak memasak nasi." Ucap mama.

"Tidak,ibu kan cuma ngomong kalau pagi ibu harus makan, seharusnya sudah memasak nasi." Ucap eyang.

"Yasudahlah,memasak dahulu saja." Ucap mama dan langsung melepaskan kerudungnya.

"Yasudah memasak saja,mbak." Ucap aunty Lera.

"Yah mah,tidak jadi?" Tanyaku.

"Sudah sih mah,mama istirahat saja! Mama kan lelah?!" Ucap Amanda emosi.

"Ya allah...kalian kenapa seperti itu sama eyangnya? Kalian itu anak kemarin sore,gak boleh gitu! Sudah Diana,kalo emang mau pergi ya pergi aja,ibu cuma ngomong." Ucap eyang sembari menangis meraung - raung. Semua yang ada di situ langsung menyalahi mama dan terus merambah ke hal yang lain - lain.

Malam harinya papa datang untuk menjemput kami pulang. Keesokan paginya papa,mama dan aunty yang lain mengantar eyang ke rumah sakit karna eyang mengeluh tentang sakit kepala dan segala macamnya. Terus kartu kesehatan eyang dan kakung dibawa mama untuk dipindah rujukan dan untuk membayar keterlambatannya.
Anehnya papa yang menyuruh mama untuk membawa kartu itu,tapi papa malah menyalahkan mama dengan berkata 'kenapa kartunya dibawa?' soalnya kakung nelpon - nelpon menanyakan kartu itu. Aku lebih geram lagi tatkala aunty Anggun dan aunty Lera chat mama untuk menanyakan kartu kesehatan eyang dan kakung sembari memaki mama. Katanya 'kalau gak bisa jangan kasih angin surga,belum tentu surga ada anginnya'. Keterlaluankan?  Sungguh,aku sangat geram sekali.







Annyeong! Cerita ini sudah mau tamat loh,ditunggu ya. Maaf kalau chapter ini kurang bagus. Maaf kalau masih banyak typo,dan maaf karna bahasanya kurang baik. Kutunggu votementnya😉😉😉
Borahae💗💗💗💗💗💗💗💗



Salam cinta dari istrinya Choi Siwon😍😘😍😘

It's My Life (END)✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang