Bagian 16

22 9 3
                                    

Flashback on~ kejadian sebelum keluar pesantren

Aku disuruh ke ruang guru saat ingin melaksanakan sholat maghrib di masjid. Aku masuk ruang guru dan sudah ada ibu yang punya pesantren menungguku.

"Ibu ingin bertanya sesuatu sama kamu,duduk." Ucap ibu tegas dan aku langsung duduk.

"Kamu bekerja sama dan membantu teh Susan kabur ya?" Tanya ibu menyelidik. Aku terkejut bukan main,aku takut sekali,keringat dingin bercucuran dan ku pastikan wajahku pucat pasi.

"M..itu...itu" Jawabku tergagap.

"Coba jawab yang benar! Kalau memang tidak benar tunjukkanlah!" Ucap ibu setengah berteriak.

"Iya bu,saya dipaksa teh Susan." Ucapku akhirnya.

"Tapi kamu tau tidak,kalau teh Susan itu membawa kabur uang pesantren sebesar 10 juta!" Ucap ibu berteriak.

"Sa..saya tidak tau soal itu bu. Dan saya juga tidak sendirian saat membantu teh Susan,saya dibantu Dela dan pak syaiful." Ucapku membela diri.

"Pak syaiful? Saya sudah memberikan sanksi duluan, berupa pemotongan gaji. Dela? Dia kan sudah keluar dari pesantren,jadi hanya tinggal kamu saja yang disini. Jangan macam - macam makanya! Sudah sana ke masjid sholat." Ucap ibu gemas.

"Iya bu." Ucapku ingin menangis.

Setelah itu aku berpikir untuk bunuh diri saja dari lantai 3 sekolah,atau meminum obat tidur 1 botol penuh agar tidur selamanya. Kejadian aku disidang oleh ibu tersebar keseluruh pesantren,dan bahkan tersebar juga ke seluruh murid sekolah. Yang memusuhiku bukan hanya dari pesantren lagi, tapi juga murid 1 sekolah. Tapi ada beberada teman sekolah, tukang setrika pesantren,dan warung makan sekolah percaya denganku.

Setelah itu hari - hari ku disini benar - benar seperti di neraka. Banyak tatapan menilai dan hinaan yang semua orang lontarkan padaku. Tadinya kalau aku hanya dimusuhi teman 1 pesantren aku akan baik - baik saja,tapi karna menyebar beritanya ke sekolah jadinya aku makin stress dan ingin sekali aku  memukul kepalaku sendiri dengan palu agar aku mati. Sungguh kejadian itu membuatku sangat down,aku lelah dan sangat lelah. Ingin ku mati! Tapi aku berpikir mati bukanlah jalan yang baik,malah itu akan membuat semuanya makin rumit.

Hari ini hari minggu,seperti biasa para santri diperbolehkan istirahat dari segala macam kegiatan peaantren.

"Ukhty,aku ingin ke minimarket membeli sesuatu..boleh tidak?" Tanyaku di pos polisi siswa (polsis).

"Iya boleh,tapi isi daftar dahulu ya!" Jawab ukhty Rara dan hanya ku angguki. Setelah itu aku berjalan keluar pesantren untuk ke minimarket. Sebenarnya murid kelas 11 dan 12 itu kasihan padaku,yang selalu sendirian kemana - mana.

Saat aku sedang jalan tiba - tiba ada sebuah mobil yang berhenti menghadang jalanku.

"Sita." Ucap seseorang dari dalam mobil seraya membuka kaca.

"Mama! Sita kira siapa." Ucapku terkejut. Ya,seseorang itu adalah mama.

"Ayo masuk mobil,mama ingin bicara sesuatu." Ucap mama.

"Nanti ya mah,Sita ingin pergi ke minimarket dahulu." Ucapku dan hanya diangguki saja.

15 menit kemudian...

Aku selesai berbelanja keperluanku yang habis,dan langsung menaiki mobil menuju pesantren.

"Mama ingin bicara apa?" Tanyaku bingung. Aku melihat ada jejak air mata dipipi mama dan Amanda sepertinya mereka baru saja habis menangis.

It's My Life (END)✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang