◆◆◆
Dahi pria itu tampak mengkrut dengan tatapan mata nya yang tajam, jari jemarinya dengan lihai menari-nari diatas keyboard komputer. Keringat perlahan menetes dari dahinya menandakan kalau dia sangat serius sehingga harus berhati-hati dalam mengerjakan pekerjaan nya ini. Beberapa hari tidak masuk kantor, membuatnya disuguhkan oleh beberapa file yang cukup menumpuk dan mau tak mau dia harus bisa menyelesaikannya secepat mungkin.
Saking fokus nya pada pekerjaan, membuat pria itu tidak menyadari kalau pintu ruangan nya terbuka dan seorang pria masuk begitu saja. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya seraya berdecak pelan.
"Sibuk banget yah kayaknya sampe gak nyadar gue dateng? "
Iqbaal, pria itu sedikit tersentak lalu mendongak, dia tersenyum kecil lalu menurunkan kepalanya. "Sorry... Gue gak denger pintu kebuka, ada apa Ald? Tumben banget kesini gak bilang-bilang, kayak jeangkung. "
Aldi mendengus sebal lalu terduduk disofa yang terdapat diruangan Iqbaal dan menngangkat kakinya hingga bertumpu pada meja. Sungguh tidak sopan dia diruangan direktur.
"Baal, tadi kayaknya gue liat cewek lo dehh dijalan. "
Iqbaal menautkan sebelah alisnya dan melirik Aldy sekilas. "Sasha maksud lo? "
"Iyaa, gue liat tadi nyegat anak SMA... Tapi gue gak tau apa yang mereka omongin. "
Aktivitas kerja Iqbaal seketika terhenti saat mendengar penuturan yang sahabatnya lontarkan. Vanesha bertemu dengan seorang anak SMA? Apa jangan-jangan (Namakamu)?
Tidak, tadi gadis itu mengatakan kalau dia akan berangkat bersama temannya, bagaimana mungkin dia bisa dicegat oleh Vanesha kalau begitu. Mungkin anak SMA yang lain, bisa saja dia punya saudara yang anak SMA juga kan.
Aldy menatap Iqbaal dengan tatapan bingungnya lalu memasang wajah datarnya."malah bengong lagi, woyy! Kesambet Lo ntar."
"Mungkin sepupunya kali. "Timpal Iqbaal yang langsung mendapat anggukan kecil dari pria itu. "Tapi dari logat bicaranya, kayaknya mereka cekcok gitu... Masa iya sepupu sampe berantem, apa jangan-jangan dia udah tau soal pernikahan lo sama istri lo itu, Baal? "
"Wushh, ngaco lo, tau dari mana dia kalo gak ada yang ngasih tau. "Aldy menghela nafas kasarnya lalu menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Iya juga sih... Ahh udahlah mungkin mereka lagi ada masalah keluarga. "
Iqbaal terdiam dengan pandangan yang menatap ke layar komputer, siapa sebenarnya gadis yang Vanesha temui? Kenapa perasaannya mendadak berubah menjadi tidak enak sekarang?
★★★
(Namakamu) sejak tadi tidak bisa memperhatikan Apa yang gurunya sampaikan dengan serius, fikirannya berkecamukan kemana-mana. Hatinya mendadak tidak tenang dan juga jantungnya terus berdegup dengan sangat cepat, tidak seperti biasanya. Dia bingung, Dimana Vanesha sampai tahu kalau dia dan Iqbaal adalah sepasang suami istri, bukan nya sepupu. Mana mungkin dia tahu jika tidak ada yang sengaja memberitahu Kan nya.
Gadis itu menolehkan kepalanya dan menatap Yoriko dengan lekat, Apa mungkin sahabatnya sendiri yang sudah memberitahu rahasia sebesar ini pada Vanesha? Ah tapi tidak mungkin juga, Yoriko sendiri tidak mengenal nya dia hanya tahu namanya saja itupun dari dirinya. Tapi, tidak ada yang mengetahui rahasia ini selain Gadis itu.
" (Namakamu), lo kenapa?" Lamunannya seketika terbuyar dan dia langsung menggeleng pelan. "Gue gakpapa kok, cuman laper aja hehee...."
Yorilo mencebikkan bibir bawahnya lalu kembali pada kegiatan mencatatnya. Tidak seharusnya dia berfikiran kalau Yoriko yang membongkar rahasia dirinya, Mereka sudah Bersahabat sangat lama dan (Namakamu) juga tidak bisa menuduh begitu saja jika tidak ada buktinya. Dia harus mencari tahu sendiri darimana Vanesha sampai mengetahui statusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ideal Husband (✓️)
FanfictionNikah karena salah pahaman itu gak enak, serius? Orang nikahnya sama cowok yang gak dikenal, terus itupun karena digerebekin. Mana sama om-om lagi, apa kata orang dong cewek secantik, semanis dan seseksi aku nikah sama bujang lapuk yang udah buluka...