Tiga Belas

3.5K 382 11
                                    

♛♛♛

(Namakamu) mendorong kursi roda nya dan berhenti tepat diambang pintu rumah mertuanya ini, mengedarkan pandangannya kearah gerbang rumah yang terbuka lebar lalu menghela nafasnya dengan kasar. Kenapa Iqbaal belum juga pulang dijam selarut ini? Apa dia sangat sibuk dikantor? Saat ini dia berada dirumah mertuanya, sampai Iqbaal datang dan menjemputnya untuk pulang ke Apartemen. Tadinya dia ingin langsung saja pulang kesana tapi mertuanya itu terus membujuknya, untuk menunggu disana sampai Iqbaal kembali karena jika (Namakamu) membutuhkan sesuatu, akan ada yang membantunya.

Tapi, ini sudah larut dari jam Iqbaal pulang, pria itu belum juga menunjukan tanda-tanda akan datang. Membuatnya cemas saja.

"Iqbaalnya belum datang yah? "Gadis itu tersentak kaget lalu menoleh dan tersenyum saat mendapati Rike baru saja datang lalu duduk dibangku rotan yang berada didepan rumahnya.

"Belum, bund. Kayaknya om Iqbaal lembur deh. "Timpalnya yang langsung mendapat anggukan kecil dari wanita itu.

Rike menggenggam lembut lengan bebas perban (Namakamu) dan menatapnya dengan sayu. Hal itu membuat (Namakamu) mengeryitkan dahinya dengan dalam.

"Bunda minta maaf yah, kamu kayak gini pasti karena Iqbaal lengah jaganya. Bunda bener-bener minta maaf. "Gadis itu menggeleng pelan. "Enggak kok bund, ini semua emang salah aku yang gak mau nurutin ucapannya om Iqbaal... Dia gak salah kok, akunya aja yang bandel... Hehe... "

"Bunda tau ini sulit buat kamu, (Namakamu). Tapi bunda percaya kalo kamu bisa jadi istri yang baik buat anak lelaki bunda, dan... Bunda minta maaf karena kejadian itu dimana bunda maksa kamu untuk menikah. "

(Namakamu) menatap teduh wajah wanita cantik dihadapannya, dia menggangguk kecil dan tersenyum manis. "Semua ini terjadi emang udah takdir, bund... Dan aku yakin kalo ini pasti ada hikmahnya. Lagi pula, aku udah terbiasa kok sekarang sama kak Iqbaal, dan aku juga udah gak risih lagi... Harusnya aku yang minta maaf sama bunda, udah buat masa depan anak bunda jadi—"

"Enggak sayang, justru masa depan kamu yang hampir hancur karena pernikahan ini. Dan sekarang, masa depan kamu ada ditangan Iqbaal, bunda percaya sama anak bunda kalo dia bisa bahagiain kamu. "

♕♕♕

Iqbaal membuka pintu kamarnya dan masuk kedalam ruangan yang sudah cukup lama tidak dia tempati itu. Tatapannya mengarah pada seorang gadis yang tengah tertidur pulas diatas ranjang kesayangan miliknya lalu, melangkah mendekati gadis tersebut. Terlihat dari, raut, wajahnya, dia benar-benar lelah dengan hari ini, rambut yang acak-acakan serta pakaian yang tidak serapih sebelumnya.

Pria itu terduduk diatas ranjanh tepat disamping (Namakamu) lalu mengusap wajahnya dengan gusar. 'Lo itu bodoh tau gak? Kenapa gak lo lenyapin (Namakamu) langsung? Gak harus mukulin dia dulu? Lo itu emang bego, pekok tau gak! Gue nyuruh lo buat bunuh (Namakamu), bukan buat siksa dia!! 'Ingatan tadi seketika kembali terlintas dikepalanya.

Jadi selama ini Vanesha sudah mengetahi tentang pernikahannya dengan (Namakamu), tapi kenapa gadis itu tidak pernah memberitahukan padanya malah bersikap seolah-olah tidak tahu apa-apa. Saat mereka bersama pun, tidak terlihat kalau Vanessa bertingkah sakit hati karena pernikahan ini, dan... Darimana dia bisa tahu kalau dirinya sudah menikah? Siapa yang sudah memberitahukannya.

Bahkan yang lebih mengerikannya, dia tidak mengetahui kalau gadis itu memiliki niat jahat pada (Namakamu). Harusnya bisa dia nebak tingkah Vanesha selama ini yang sangat membenci (Namakamu), kalau saja dia sadar mungkin dia sudah yakin kalau mantan kekasihnya itu bisa saja mencelakai (Namakamu). Dia benar-benar suami yang buruk, dia tidak tahu siapa saja musuh dari istrinya sendiri, bahkan dirinyalah yang menjadi alasan gadis itu, terkena masalah.

My Ideal Husband (✓️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang