Satu

7.2K 330 1
                                    

✜️✜️✜️

Seorang pria ber-jas hitam, melangkahkan kakinya menyusuri lorong apartemen yang cukup sepi ini dengan langkah tegas nya yang lelah. Dasi yang sudah tidak serapih pagi hari, serta rambut yang sedikit acak-acakkan, tak membuat aura kewibaan nya hilang begitu saja. Malah membuatnya terlihat semakin tampan dan... menggoda. Ditelinga kirinya, Sebuah headset bluetooth tertempel dan mulutnya terus mengeluarkan untaian kata untuk seseorang yang sedang berbicara diujung sana.

"Iya, bunda... Iqbaal udah di apartemen kok, bunda kesini aja udah dibawah kan? Iqbaal baru aja pulang, Jangan marah-marah terus lah.. yah udah dulu bunda langsung kesini aja, Pintu nya gak Iqbaal tutup kok."

Pria itu mendengus pelan saat mendengar cerocosan dari sang bunda yang terus memarahinya. Untung saja dia menyayangi, Kalau tidak sudah pasti dia mencibir sejak tadi. Wanita yang masih saja Possessive padanya, Padahal umurnya sudah 25 tahun tetapi sang bunda masih saja memperlakukan nya seperti anak berusia 10 tahun.

Pria itu membuka kunci apartemen yang sudah dia tinggali selama setahun belakang ini, setelah pintu terbuka lebar dia masuk kedalam dan memastikan tetap terbuka agar saat bunda datang tidak perlu kebingungan mencari kamar. Sebenarnya, bunda nya marah itu karena dia menyuruhnya untuk pulang kerumah tetapi dia sama sekali tidak menurutinya, dan dengan mau tak mau sang bunda harus datang ke apartemen until menemui anak bungsunya itu. Sudah tahu bundanya tidak mau pusing memilih pintu bercat sama, malah disuruh kesini. Memang benar anak muda jaman sekarang, tidak kasihan melihat ibunya sendiri kesusahan.

Untung anak!

✜️✜️✜️

"Duh nyusahin banget sih lo, Kenapa gak jemput gue aja sih.. gue males harus naik lift selama itu yang buat gue kesusahan buat nafas. Kalo bukan karena lo temen gue, ogah gue temuin lo."

Seorang gadis berseragam SMA terus saja menggerutu seraya memegang kepalanya yang berdenyut. Selalu seperti ini, Jika Dia kelamaan naik lift dia pasti Akan langsung pusing seperti orang yang mabuk perjalanan. Bisa dikatakan dia gadis norak yang tidak bisa naik lift, tetapi itu faktanya kalau dia memang phobia Akan ketinggian dan tahu sendiri kalau lift bergerak seperti apa.

Hanya karena tugas sekolah yang harus segera di kerjakan membuatnya mau tak mau datang kegedung bertingkat ini untuk menemui teman-temannya. Mereka semua sudah berkumpul disana sedangkan dirinya? Ditinggal sendirian tanpa ada yang mengasihani! Yaampun.

'Udahlah Jangan ngomel, Udah sampe ataskan? Kamar gue diujung–"

"Iya-iya gue kesana sekarang bawel lo!"

'Tutt tutt'

Gadis itu mematikan sambungan telpon nya sepihak lalu kembali memasukkan benda pipih tersebut kedalam saku seragam nya. Dia mengedarkan pandangannya kesetiap pintu apartemen berniat mencari kamar teman nya itu. Dia juga heran, Kenapa teman nya itu mau tinggal diapartemen seperti ini, seperti yang tidak punya rumah saja.

"Duh kamar nya yang mana sih? Udah pala gue pusing naik lift malah ditambah pusing nyari kamar. Yaampun Yoriii! Idup lo itu emang seneng banget nyusahin gue." Dumelnya dengan kesal dan terus melangkahkan kakinya dengan sesekali hentakkan.

Kedua mata bulatnya mendadak berbinar seketika saat dia berhasil sampai diujung lorong dan melihat pintu apartemen yang sudah terbuka. "Ahh pasti ini tempatnya, Untung aja dia bukain pintunya. Kalo enggak bisa pecah kepala gue nyari tempat ini." Tanpa berfikir panjang lagi, Gadis itu langsung masuk kedalam apartemen dsn menutup pintu yang langsung terkunci otomatis.

My Ideal Husband (✓️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang