Dua

4.1K 248 1
                                    

☸☯☸

(Namakamu) menyeruput es the miliknya dan menghela nafas dengan kasar, jam pelajaran kedua baru saja selesai dan kini saatnya istirahat. Gadis itu memilih menghabiskan waktu istirahat nya dikantin ketimbang rooftop seperti kemarin-kemarin. Rooftop adalah tempat nongkrong nya bersama para squad nya yang lain, biasanya mereka disana sering makan cemilan bareng, ngemusik ataupun ngeghibah cowok ganteng yang sering mereka temui. Tapi, Kali ini Dia sangat malas untuk bertemu teman-temannya, dia masih merasa marah akibat kejadian kemarin yang menjerumuskannya pada kesepakatan yang... sulit diterima.

Gadis mana yang mau dinikahkan diusia semuda ink, apalagi dengan pria yang tidak dikenal sama sekali. Dengan umur yang terpaut cukup jauh membuat (Namakamu) Merasa sangat risih jika harus berdekatan dengan pria itu.

Huft! Membayangkan wajahnya saja membuat (Namakamu) merasa ilfeel seketika.

'BRUK'

Gadis itu terlonjak kaget dan langsung mendongak, mendapati ketiga temannya yang tak lain si sumber masalah ada dimereka.

"Gilaa! Kemana aja sih lo kemaren? Lo Gak tau Apa kita nungguin lo dari siang sampe malem, tapi lo Gak dateng juga! Dan dengan terpaksa kita ngerjain tugas tanpa lo!" Pekik Andira dengan hebohnya seraya memasang wajah kesel nya pada (Namakamu). Ya secara dia itu anti dengan yang namanya tugas, ini malah disuruh nugas.

Yoriko menganggukkan kepalanya dan menatap (Namakamu) dengan tatapan seriusnya. "Lo kemana sih kemarin? Perasaan Lo teleponan sama gue jam duaan deh, Tapi gue tunggu sampe jam 5 lo Gak dateng juga. Perasaan apartemen gue Gak jauh-jauh amat, bukannya gue udah kasih tau tempat gue yang mana? Masih Gak ketemu juga? Yaampun (Namakamu), lola banget sih!"

(Namakamu) mengeram dengan kesal menatap satu persatu temannya dengan tatapan marah, Apakah mulut mereka tidak bisa diam. Kepalanya saat ini sudah terasa hampir pecah, malah dibuat pusing lagi dengan cerocosan menyebalkan dari mulut para penghuni rumah penyihir itu.

Aisyah menautkan sebelah alisnya lalu menyikut lengan gadis itu membuat sang empu meliriknya sekilas. "Jawab kali... diem-diem bae, Untung ada gue yang pinter, Kalo engga gue Gak tau gimana nasib tuh dua cabe-cabean itu.."

"Duh Please deh, kalian bisa diem Gak sih? Gue tuh lagi pusing, kepala gue berasa mau pecah tau gak! Gue itu lagi punya masalah dirumah, makanya kemaren gue pulang lagi, sorry gue gak ikut." Untung saja dia ini seorang ratu alibi, jadi tidak susah untuknya menipu para dedemit ini. Kalau mereka sampai tau apa yang terjadi padanya, bisa habis dia diserang ribuan pertanyaan dari mulut mereka.

"Iya deh iya, tau orang sibuk mah susah buat diajak ketemu. "Celetuk Andira lagi dan langsung meneguk air mineralnya.

(Namakamu) menatap ketiga sahabatnya dengan tatapan sendu lalu menghela nafas beratnya, dia sudah membohongi mereka dengan masalah sebesar ini. Tapi dia juga tidak ingin mereka semakin memperumit masalahnya, bukannya membantu yang ada mereka malah membuat keadaan semakin runyam.

'Udah cukup kepala gue pusing mikirin pernikahan konyol itu, gak mau gue nambah-nambah lagi, yang ada nanti body bohay gue jadi kerempeng gara-gara mikirin itu... "

☸☯☸

Iqbaal mengacak rambutnya dengan kasar dan mendengus pelan. Dihadapan nya saat ini terpampang sebuah gambar jas dan juga gaun yang sengaja diberikan Rike padanya. Jangankan untuk memikirkan pernikahan itu, menginginkan saja dia tidak. Dia tidak menyangka kalau dia akan melepas masa lajangnya dengan cara seperti ini, ini sama sekali bukan pernikahan impiannya. Setiap orang pasti ingin menikah dengan gadis dicintainya dan mencintainya, bukan dengan unsur paksaan.

Lagipula, dia tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya bersama gadis cerewet dan rese seperti (Namakamu). Gadis keras kepala dan juga egois, yang ada dia akan menjadi pria kucel dan tak terurus, kesannya mereka bukan seperti suami istri tetapi lebih cocok seorang ayah dan anak.

My Ideal Husband (✓️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang