-o0o-
Setelah kejadian dimana dia marah kepada Iqbaal dan berhasil disogok oleh sebuah kotak musik cantik, kini (Namakamu) tidak lagi marah seperti kemarin malam. Gadis itu malah terus bersikap manis pada Iqbaal bahkan pagi ini sudah menyiapkan makanan untuk pria itu sarapan, ya sebagai ungkapan tanda terima kasih dia. Dan juga dia sudah bersiap untuk berangkat kesekolah, dimana hari ini adalah hari pertama ujian nasional nya yang akan menentuka perjalanan nya selama tiga tahun belajar disekolahnya. Mungkin, setelah lulus nanti dia tidak akan dulu memutuskan untuk mengambil kuliah atau jadi ibu rumah tangga, dia akan menunggu keputusan dari Iqbaal saja, dia kan suaminya.
Iqbaal yang baru saja keluar dari kamar, serta pakaian rapihnya tersenyum manis kala melihat meja makan sederhana yang tampak penuh dengan beberapa masakan, pria itu mendongak kearah (Namakamu) lalu menyipitkan kedua matanya.
"Tumben masak banyak, biasanya juga nasi goreng pake telor ceplok." Celetuknya yang langsung mendapat tatapan datar dari (Namakamu). "Istrinya masak banyak tuh harusnya seneng, baik-baikin gituh... bukannya malah julid. Udah ayo makan, Terus anterin Aku sekolah... Nanti telat."
Iqbaal terkekeh pelan lalu mulai duduk ditempatnya dan memakan makanan dari istrinya keduanya hanya diam fokus dengan makanan masing-masing. Kan pamali kalo makan sambil ngobrol,-
Setelah selesai dengan aktivitas sarapan, Keduanya mulai beranjak untuk melakukan kegiatan masing-masing. (Namakamu) dengan sekolahnya, dan Iqbaal dengan kantornya.
Sesampainya disekolah (Namakamu), gadis itu langsung berpamitan pada Iqbaal dan mencium punggung tangan pria itu. "Kalo isi soal yang bener, Jangan mikirin Aku terus. Awas Kalo gak lulus!"
"Ck, doain istri itu yang bener dikit kek, lagian siapa yang bakal mikirin om. Udah buang-buang waktu aja, papay!"
'Bruk'
Iqbaal menatap punggung (Namakamu) yang semakin menjauh disertai senyuman manisnya. Kakinya mulai kembali menginjak pedal gas dan melaju meninggalkan kawasan sekolah gadis itu.
-o0o-
"(Namakamu), Ini maksudnya Apa ha? Gue gak mau tau jelasin sejelas-jelasnya sama gue Ini maksudnya apa?!"
(Namakamu) berdecak sebal saat melihat Andira dan Aisyah yang saat ini tengah duduk dihadapannya seraya menatap dirinya dengan tatapan intogasi. Sebuah layar ponsel menunjukkan foto dirinya dengan Iqbaal disebuah akun Instagram milik pria itu, dia juga heran kenapa kedua anak ini bisa mengetahuinya, Apa mereka kepo atau hanya lewat sekilas saja diberanda.
Baru satu menit dia duduk tadi, kedua anak curut itu datang dan langsung menyerangnya dengan ribuan pertanyaan. Untung saja ini masih pagi, Jadi tidak terlalu banyak siswa/i yang udah ada disini.
"Gini yah guys, Sorry Kalo gue udah nutupin hal ini dari kalian. Gue cuman gak mau kalian masih terlalu dalam sama hal yang menurut gue... privacy. Tapi Mungkin, ini udah saatnya kalian tau... Kalo sebenarnya gue itu udah... nikah."
"APA NIKAH?!!"
"Shutt jangan kenceng-kenceng nanti ada yang denget, bahaya!" Aisyah dan Andira sama-sama mengatup bibir mereka yang sempat menganga, Keduanya menatap (Namakamu) dengan tatapan tak percaya.
Aisyah memegang bahu gadis itu dengan kedua mata yang masih belum berkedip. "(Namakamu), lo Gak bercanda kan? Sumpah ini tuh garing banget!!"
"Gue serius kali! Lo pikir pernikahan ini main-main, lagian biasa aja gak usah panik gituh." Andira menggelengkan kepalanya dengan tak percaya lalu menelan salivanya dengan susah payah. "Lo serius udah nikah? Apa jangan-jangan lo–"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ideal Husband (✓️)
FanfictionNikah karena salah pahaman itu gak enak, serius? Orang nikahnya sama cowok yang gak dikenal, terus itupun karena digerebekin. Mana sama om-om lagi, apa kata orang dong cewek secantik, semanis dan seseksi aku nikah sama bujang lapuk yang udah buluka...