☯☸☯
"Saya terima nikah dan kawinnya Agatha (Namakamu) Binti Herlan Wijaya dengan mas kawin tersebut dibayar... Tunai! "
Beberapa kata sukses keluar dari mulut Iqbaal dengan lancar dan mulus layaknya jalan tol namun mampu membuat jantung (Namakamu) seakan lepas dari tempatnya. Tolong katakan padanya kalau ini hanyalah mimpi, nightmare dipagi hari tidaklah lucu, baru saja dia bangun dari tidurnya tidak mungkin dia masih bermimpi.
'Plakk'
"Aduh kok sakit sih? Berarti gue gak mimpi dong, ahh sial banget sih idup gue. Awas aja yah tuh om-om, gak bakal gue buat dia gak betah satu kamar sama gue, liat aja... "Gumamnya lalu kembali meringis mengusap pipinya yang dia tampar oleh tangannya sendiri.
Acara yang memang agak tertutup dan hanya pihak keluarga saja yang menghadiri, kini telah selesai dan mereka mulai pergi meninggalkan kediaman (Namakamu). Gadis itu kini berhadapan dengan kedua orang tuanya dan menatap mereka dengan sendu. "Harus banget yah (Namakamu) ninggalin rumah? "Pertanyaan itu terus saja dia lontarkan pada kedua orang tuanya membuat mereka menghela nafas berkali-kali menghadapi sikap putri mereka yang sepertinya sangat tidak ingin jauh dari mama dan papanya.
Anggi tersenyum manis dan mengusap lembut kepala (Namakamu)." Kan kamu bisa main kesini kalo mau ketemu mama sama papa, bisa izin sama Iqbaal juga. Jangan bandel yah sama suami kamu, sekarang tugas kamu bukan jadi seorang anak lagi, tapi seoranh istri yang harus nurut sama apa yang suaminya bilang. "(Namakamu) melirik Iqbaal dengan sinis lalu menggeleng pelan, dia mendekatkan wajahnya kedekat telinga sang mama membuat pria disampingnya mengernyitkan dahi dalam.
"Aku takut dipukulin ma. "Celetuknya Yang sukses membuat Anggi terkekeh pelan, wanita itu melirik Iqbaal Yang masih menatap keduanya dengan bingung.
"Gak bakalan, mama percaya kok suami itu bail... Udah gig pergi kerumah suami kamu. "
"Kan bisa (Namakamu) ditinggal disini meskipun udah nikah, kita jalanin aja hidup kita masing-masing, aku gak mau pergi—."
"(Namakamu), jangan kayak anak kecil. Kamu Sekarang udah nikah, jadi kamu harus nurut sama suami kamu. "Omel sang papa Yang langsung mendapat tatapan kesal dari gadis itu. "Lagian siapa Yang mau nikah, kaliannya aka Yang langsung nikahin aku dengan paksa. Egois tau gak! "
(Namakamu) menghentakkan kakinya dengan kesal, setelah itu melenggang pergi meninggalkan rumah Tanpa pamitan terlebih dahulu. Hal itu membuat kedua orang tuanya menatap kepergian sang anak dengan kesal, Herlan menatap Iqbaal lalu mengusap bahu pria itu dengan lembut." Jagain anak papa yah, maaf kalo dia bakal nyusahin kamu."
'Emang udah nyusahin kali, pa. "Batin iqbaal seraya menggerutu pelan, Pria itu tersenyum lalu mengangguk kepalanya pelan. Dia mencium punggung tangan kedua mertuanya itu lalu melenggang pergi menyusul (Namakamu) Yang sudah terlebih dahulu masuk kedalam mobil.
Mendengar pintu mobil yang dibuka, gadis yang sudah stay sejak tadi menoleh sekilas lalu membuang kembali tatapannya kejendela mobil, yang pemandangan nya jauh lebih menarik daripada Pria tua disamping nya. Saat ini mereka menuju perjalanan menuju apartemen Iqbaal, awalnya orang tua Iqbaal menyuruh mereka tinggal dirumah keluarga Iqbaal, Tapi pria itu menolak dengan alasan tidak mau menyusahkan Herry maupun Rike. Jadilah pria itu memutuskan untuk pulang ke apartemen nya saja.
Pria itu melirik gadis yang sejak tadi terus terdiam tanpa mengelurkan sepatah katapun, tumben sekali mulut merconnya tidak bersuara, dia fikir (Namakamu) tidak bisa diam. "Seharusnya Kamu gak kasar gitu sama orang tua kamu, Gimana pun juga mereka orang tua kamu, emang Kamu mau jadi anak durhaka?"
(Namakamu) menatap Iqbaal lalu menautkan sebelah alisnya. "Apaan sih, Emang yah omongan orang tua itu sama aja. sama-sama suka ceramah, eeh om! Ini itu gara-gara om tau gak, Kenapa sih Aku harus nikah sama om yang udah kepala tiga ini? Buruk banget nasib gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ideal Husband (✓️)
FanfictionNikah karena salah pahaman itu gak enak, serius? Orang nikahnya sama cowok yang gak dikenal, terus itupun karena digerebekin. Mana sama om-om lagi, apa kata orang dong cewek secantik, semanis dan seseksi aku nikah sama bujang lapuk yang udah buluka...