Dengan kesal Yura membanting pintu kamarnya dan berjalan ke arah ruang keluarga. Menghampiri kakaknya yang bernama Minhee yang sedang duduk bersantai dengan game di ponselnya.
"Kak! Lo apain PS2 gue?!" tanya Yura dengan tidak santai.
Minhee menoleh sejenak lalu kembali fokus lagi ke ponselnya. "Gak ada."
Yura langsung berdiri didepan Minhee lalu mengambil paksa ponsel Minhee, dimana di sana sedang bermain game.
"Apaan sih?" tanya kesal Minhee.
"Gak ada lagi yang minjem PS2 gue selain lo, PS2 gue rusak, lo apain?"
"Gak gue apa-apain kok. Emang jelek aja barangnya, jadi cepet rusak."
Yura mengepalkan tangannya. "Jelek? Seenaknya lo bilang gitu. Lo gak inget udah berapa kali main di PS2 gue? Itu dibeliin sama ibu, seenggaknya kalo minjem jaga baik-baik, jangan dirusak. Kalo rusak harus ditanggung jawabin, inimah udah ngerusak, gak tanggung jawab lagi." omel Yura dengan penuh emosi.
"Udahlah, game ini. Banyak game dihp yang bisa lo mainin." Minhee berdiri lalu mengambil kasar ponselnya dan langsung pergi keluar rumah.
Yura duduk disofa dan langsung menangis.
Seungwoo yang baru saja turun dari atas langsung mengalihkan haluan kakinya yang awalnya ingin ke dapur saat melihat adik kecilnya terisak.
Seungwoo duduk disamping Yura, mengelus rambut adiknya dengan lembut.
"Kenapa? Kok kamu nangis?" tanya Seungwoo.
"Kak Mini ngerusakin PS2 aku, dan dia gak mau tanggung jawab." jawab Yura masih dalam posisi sama, dan masih terisak.
Seungwoo mengangguk mengerti, lelaki itu tahu kenapa adiknya menangis hanya karena PS, Seungwoo tahu betapa sayangnya garis kecilnya ini kepada dunia game, betapa telatennya Yura menyimpan PS-nya, jadi tidak aneh jika seseorang merusaknya dan tidak bertanggung jawab akan membuat Yura marah dan sedih.
"Sekarang kemana Minhee?"
"Gak tau." Yura berdiri dan langsung berlari naik ke atas menuju kamarnya, dan gadis itu menutup pintu kamarnya dengan kasar membuat Seungyoun dan Yohan yang mendengar kegaduhan keluar dari kamar.
Keduanya turun dan menghampiri Seungwoo yang ada di ruang keluarga.
"Yura kenapa kak?" tanya Yohan.
"PS-nya dirusak Minhee, anaknya gak mau tanggung jawab."
"Wah kurang ajar banget tuh anak. Gak tau apa perjuangan Yura dapetin PS itu dari ibu." ucap Seungyoun.
Ketiga kakak Yura itu langsung mengerti bagaimana perasaan Yura saat ini. Apalagi mereka tahu bagaimana sifat Minhee yang kadang tidak mengerti situasi kondisi.
"Kalian ambil gih PS-nya, benerin kalo bisa dibenerin, kalo engga beliin yang baru, sama kaya itu. Biar kakak yang cari Minhee."
"Oh siap kak!"
Seungyoun dan Yohan langsung berjalan menuju kamar Yura, sedangkan Seungwoo keluar mencari Minhee. Dan beruntung Minhee masih ada dihalaman depan rumah sedang bermain game di ponselnya.
Seungwoo duduk disamping Minhee. Minhee yang menyadari kakaknya datang langsung mematikan ponselnya, tidak peduli dengan game yang belum selesai.
"Kamu berantem sama Yura?" tanya Seungwoo pelan sambil menatap Minhee yang terlihat salah tingkah.
Minhee mengangguk pelan. "Iya."
"Kenapa?"
"Aku gak sengaja nyenggol PS-nya itu sampe jatoh."
"Terus kenapa kamu gak jelasin ke Yura? Kamu harus bisa tanggung jawab sama apa yang udah kamu lakuin."
Minhee langsung menundukkan kepalanya.
"Dengerin kakak. Kamu udah dewasa, kamu harus bisa nyelesain masalah yang kamu buat, gak baik berantem sama adik sendiri. Kakak ngerti kenapa Yura sampe kaya gitu, kamu bisa gak bayangin? Kalo kamu dikasih barang sama orang yang berharga buat hidup kamu terus dirusak barangnya sama orang lain, gimana perasaan kamu? Pasti marah, sedih kan? Nah yang Yura rasain itu sekarang. Kalo kamu gak bisa bertanggung jawab secara fisik, seenggaknya minta maaf ke Yura. Kakak tau kalo Yura cuma butuh kata maaf dari kamu, hm?"
"Tapi Yura udah marah kak."
"Engga kok, kamu ngomong baik-baik sama Yura, minta maaf ke dia. Kalo PS-nya Seungyoun lagi benerin kalo engga nanti beli lagi."
Perlahan Minhee mengangguk. Kini ia sadar jika hal yang ia lakukan kepada Yura sudah keterlaluan.
"Nah kalo gitu sekarang sana, Yura ada di kamarnya." Seungwoo menepuk pundak Minhee lalu pergi ke dalam.
Setelah Minhee merangkai kalimat-kalimat yang akan ia ucapkan kepada Yura, Minhee langsung bergegas menuju kamar adiknya itu.
Namun beberapa kali ketukan Yura tidak kunjung membuka pintu. Akhirnya Minhee hanya diam sambil menyenderkan punggungnya di pintu kamar Yura.
"Dek. Gue tau lo bisa denger gue. Gue minta maaf, maaf banget! Gue gak sengaja nyenggol PS lo dan betapa begonya gue yang kaya anak kecil ngadepin masalahnya. Gue tau gue salah, tapi buat tanggung jawab gue cuma bisa bilang maafin gue, gue bener-bener nyesel udah kasar sama lo. Sekali lagi maaf."
Jika saja Minhee tidak menahan tubuhnya, mungkin tubuhnya sudah terhuyung ke belakang dan jatuh saat pintu kamar mendadak dibuka. Disana Yura memandang Minhee dengan mata merah karena menangis.
Yura langsung memeluk Minhee dan kembali menangis.
"Gue gak tau kak kenapa hati gue sakit banget lo kasarin."
Minhee membalas pelukan Yura dan mengelus punggung Yura dengan lembut. "Maaf ya." lirih Minhee dan Yura hanya mengangguk.
"Gue salah, gue janji kalo kejadian kaya gini gak bakal terjadi lagi."
Apa yang sedang dilakukan oleh Minhee dan Yura disaksikan oleh Seungwoo dan Dohyon, keduanya memperhatikan bagiamana Minhee meminta maaf dibawah.
"Kamu jangan sampe kaya kakakmu itu ya, kalo ada masalah sekecil apapun, cepet selesain, jangan sampe kamu buat kesalahan tapi kamu gak berani tanggung jawab. Jadiin kejadian ini buat pelajaran."
TBC
Halo(• ▽ •;)
Meskipun nama X1 udah kenangan buat OneIt, tapi hadirnya ff ini menurut gue ngebuat gue khususnya bisa ngenang masa kebahagiaan X1 sebelum dihujani kasus yang sebenernya ternyata salah:')
Terus berdoa ya buat para member semoga project OneIt bisa dilaksanakan dan para member bisa bareng lagi:')
KAMU SEDANG MEMBACA
X1 Family
Fanfiction-HAN YURA- Ini kisah hidup gue yang jadi adeknya kakak-kakak ganteng sama adek imut satu. Jadi adek mereka gue berasa senam jantung setiap harinya. Saking seringnya senam jantung, jantung gue jadi sehat gara-gara mereka ber-11 😅