Hari ini Yura sudah bersiap dari pagi hari untuk melakukan pendaftaran ke kantor polisi. Tentu saja untuk mendaftarkan dirinya sebagai calon.
Namun Yura termenung beberapa menit setelah memakai baju formal. Gadis itu lupa kalau Seungwoo yang biasanya akan mengantar sudah tidak ada dirumah lagi.
Yura mengambil ponselnya dinakas, lalu mencoba menghubungi Seungwoo.
Teleponnya langsung diangkat. Yura langsung mendengar sapaan dari suara lembut kakak pertamanya itu, ah, gadis itu benar-benar merindukan Seungwoo.
"Ada apa, hm?"
Yura menarik nafas. "Aku gak bakal minta kakak buat anter aku. Aku cuma mau bilang kalo sekarang aku mau daftar buat kepolisian. Bentar lagi berangkat." Yura hanya mengatakan itu. Setelahnya keheningan menyelimuti panggilan tersebut, Yura maupun Seungwoo, keduanya terdiam.
Disana, Seungwoo langsung mengerti apa yang sedang dimaksud oleh adik perempuannya itu. Sangat mengerti.
"Hm, semangat ya. Jaga kesehatan, jangan lupa makan. Maaf kakak gak bisa anter kamu."
"Gak apa-apa kok, kak. Sendiri juga bisa. Makasih ya. Kalo gitu aku tutup."
"Iya."
Yura menatap ponselnya setelah memutuskan panggilan.
Yura mengambil tasnya lalu berjalan keluar kamar.
"Ya, akhirnya juga bakal nyisa gue sama Dodo doang dirumah. Pas semuanya nikah, pergi dari rumah. Mungkin rumah ini bakal kosong, kan? Jadi seenggaknya gue harus belajar mandiri." gumam Yura sambil berjalan menuruni tangga dan masuk ke dapur untuk sarapan.
Namun siapa sangka? Gumaman itu ternyata terdengar oleh Wooseok yang kebetulan pintu kamarnya sedikit terbuka dan lelaki itu sedang dekat dengan pintu. Mendengar itu membuat Wooseok mengurungkan niatnya untuk sarapan dan kembali duduk ditempat tidurnya lalu menelpon seseorang.
Didapur, Yura sedang mengolesi roti panggangnya dengan selai. Sambil memainkan ponsel, gadis itu memakan rotinya dengan selera makannya yang menurun. Entah mengapa, roti yang biasanya enak kini terasa hambar dilidahnya.
BRAKK... BRUKK...
Suara gaduh itu terdengar oleh Yura dari lantai atas. Yura berjalan keluar dari dapur lalu melihat ke lantai atas masih dengan roti yang belum habis.
Suara gaduh itu terdengar dari kamar Seungyoun. Tidak lama lelaki itu memunculkan kepalanya dan tersenyum ke Yura yang menatapnya dari bawah.
"Tunggu bentar! Jangan dulu pergi!" teriaknya.
Yura hanya mengangguk lalu kembali masuk ke dapur dan melanjutkan makannya.
Beberapa menit akhirnya Seungyoun turun dengan pakaian semi formalnya.
Saat Seungyoun masuk ke dapur, Yura memberikan roti yang sudah Yura siapkan untuk Seungyoun. Kakaknya itu duduk setelah mengecup pipi Yura.
"Tumben cium-cium segala." ucap Yura.
Seungyoun hanya tersenyum manis menanggapi ucapan adiknya dan mulai melahap rotinya.
"Ada yang mau lo bilang ke gue, kak? Tadi disuruh nunggu segala. Gue mau pergi nih."
"Ayo gue anter."
"Hah?" Yura menyimpan gelas berisi susu yang sudah habis setengahnya tersebut dan langsung menatap Seungyoun. "Ngapain?"
"Lo mau daftar kan? Ayo gue anter."
Yura terdiam. Gadis itu merasakan ada yang aneh dengan Seungyoun. Jadwal daftarnya ini tidak diketahui oleh siapapun kecuali Seungwoo dan kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
X1 Family
Fanfiction-HAN YURA- Ini kisah hidup gue yang jadi adeknya kakak-kakak ganteng sama adek imut satu. Jadi adek mereka gue berasa senam jantung setiap harinya. Saking seringnya senam jantung, jantung gue jadi sehat gara-gara mereka ber-11 😅