Terungkap

271 27 1
                                    

Matahari telah meninggi. Meski belum tepat di atas kepala tetapi setidaknya cukup membuat para Saint yang sedang bekerja dehidrasi.

Cancer Manigoldo, Gold Saint penjaga kuil keempat nampak asik berkeliling sambil sesekali mengawasi beberapa Bronze Saint pemalas. Tapi toh bukan Manigoldo namanya jika tidak membuat mereka langsung lari kalang kabut begitu melihatnya.

"Bocah Pegasus itu pasti sedang menangis seperti bayi, hehe..." Manigoldo tertawa sendiri mengingat kejadian beberapa waktu lalu ketika dia menjebloskan Tenma ke penjara Sanctuary tanpa alasan yang jelas.

"Eh, bukannya itu Kardia?" Manigoldo menyipitkan mata begitu melihat seseorang dengan siluet biru sedang menghancurkan batu di colosseum. Orang itu berteriak seraya mengangkat kukunya, kemudian bum! Batu-batu beserta pilar berubah menjadi debu dalam sekali kedip.

"Mau apa kau ke sini, kelomang?"

Manigoldo hampir tersedak ludahnya sendiri. Dia bisa merasakan Cosmo Kardia membara seperti api phoenix.

"Cuma lewat," jawab Saint Cancer sambil berusaha menyembunyikan kegugupannya. "Kok sendirian Kar? Si kutu buku itu mana?"

Kardia tidak menjawab, lalu tiba-tiba dia kembali berteriak dan menjadikan Manigoldo sebagai sandsack Scarlet Needle miliknya.

"SAKIT NJIIIIR!" Manigoldo menjerit seraya meringis kesakitan."Kardia, kamu itu kenapa sih... kayak orang lagi pms aja..."

Yang diomelin memalingkan wajah kemudian pergi dari Colosseum begitu saja. Manigoldo yang bingung dengan perilaku anti mainstream rekannya itu memutuskan untuk membuntuti Kardia diam-diam.

***


Kardia berjalan memasuki hutan. Dia sendiri juga bingung kenapa masuk ke tempat itu, namun karena sudah telanjur jadi biarlah.

Kardia menemukan sebuah kolam yang dikelilingi pohon willow, airnya pun jernih dan tidak terlalu dingin. Setelah memastikan tidak ada orang, dia menanggalkan Cloth-nya kemudian masuk ke dalam kolam.

Terdengar suara kicauan burung bersaut-sautan. Semilir angin lembut menerpa rambut birunya dan ada beberapa tupai melompat dari satu pohon ke pohon lain. Kardia menghela napas. Semua yang ada di sekitar situ menjadi saksi bisu dari rahasia besar yang selama ini ia sembunyikan.

Seraya berendam Gold Saint Scorpio itu memikirkan kawannya, si kutu buku Aquarius Dégel. Kardia tahu kejadian pagi tadi terjadi atas dasar ketidaksengajaan, maka dari itulah seusai berendam dia ingin meminta maaf.

"Waduh... ke mana dia tadi ya?" Manigoldo celingak-celinguk. Sungguh sial nasibnya, niatnya mau ngikutin Kardia tapi dianya sendiri malah tersesat. Menyerah, akhirnya Saint dari konstelasi kepiting itu pun berniat kembali, namun niatan tersebut diurungkan karena dia mendengar samar suara senandung. Begitu mengetahui sumber suara, Manigoldo seketika melotot dan matanya terlihat seperti mau copot.

Kardia yang merasakan adanya kejanggalan berhenti bersenandung lalu menengok sedikit ke belakang.

"Gyaaaa dasar mesum!" Kardia menjerit dan refleks melepas tiga tembakan ke arah Manigoldo, membuat burung-burung di dalam hutan terbang ketakutan. Sayangnya tembakan tersebut meleset dan Manigoldo mempunyai ruang untuk kabur.

Semuanya terjadi begitu cepat, membuat Kardia diam selama beberapa saat. Setelah kesadarannya kembali dengan segera ia memakai Cloth kemudian mengejar Manigoldo yang sudah menghilang di antara lebatnya pepohonan.

***

Keenam Gold Saint yang terdiri dari Hasgard, Defteros, Dohko, Sisyphus, Shion serta Albafica melintas di depan Kuil Aries. Mereka baru saja kembali dari perbatasan Sanctuary dan menyampaikan laporan pada Pope.

Maple Tree in the middle of Forest [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang