PART 12

25 3 0
                                    

Bissmillah,

Alhamdulillah udah sampai Part 12
Mohon dukungannya ya teman-teman,

Mohon vote dan comment-nya sesudah ataupun sebelum baca,

Karna itu sangat mendorong bagi penulis baru seperti aku

Makasih banyak,

💖

💫💫💫💫💫

Bara menelan kunyahan kacang tanah rebus terakhir ke dalam kerongkongannya.

Santai di tempat favorit Megan benar-benar membuat dirinya merasakan ketenangan seperti yang sahabatnya itu rasakan. Tempat apalagi jika bukan kolam renang.

“Lo bisa diam aja gitu liat perlakuan rival Lo buat si Ocha” ucap Bara setelah meminum jus orange yang diberikan maid tadi.

Megan yang memang sedari tadi masih memfokuskan diri pada laptop dihadapannya hanya berdehem pelan.

“Lo nggak niat buat balas” tanya Bara lagi. Bara mengetahui kalau Megan sedang mengerjakan project baru bisnisnya sekarang.

Megan mengalihkan pandangannya kearah Bara. Menatap Bara bingung.

“Maksud gue, Lo nggak mau kayak si Dikta, ngasi perlakuan manis kayak begituan misalnya” ujar Bara mengerti dengan maksud tatapan dari laki-laki tampan disampingnya ini.

Megan kemudian mengalihkan kembali pandangannya ke posisi tadi. Fokus dengan laptop.

“Yaa agak najisu juga sih gue, apalagi ngebayangin Lo yang ngelakuin” Bara tertawa renyah membayangkan apa yang ada dipikirannya sekarang.

“Secara gitu, orang yang notabennya irit bicara, tiba-tiba di sulap jadi cowok romantis, aneh kan”

Benar kata Bara, akan sangat aneh rasanya jika melihat Megan melakukan hal langka seperti itu.

Megan tidak pernah memberikan perhatian maupun perlakuan manis kepada seorang wanita. Khususnya untuk kekasih.

Dan hingga sekarang ini, hal tersebut belum terlihat dari diri Megan. Akan seperti apa nantinya, ah sungguh Bara sangat menunggu hari itu.

Oh pernah, saat Megan mengulurkan tangannya untuk gadis itu, saat Megan memberi mawar merah, hanya itu yang Bara saksikan. Tidak lebih.

Megan hanya menggelengkan kepalanya pelan.

Dia sadar Bara adalah tipe sahabat yang care. Hanya saja, terkadang mulut tanpa rem si Bara itu membuat Megan tidak tau harus merespon ucapannya seperti apa.

Megan terlalu irit bicara untuk Bara yang ucapannya kemana-mana.

Iya, terkadang Bara seperti itu. Berbicara semau nya mengungkapkan sesuai pikiran dan apa yang dirasakannya. Lebih tepatnya blak-blakan.

Akan tetapi, kadang-kadang laki-laki disampingnya ini juga mampu bersikap cool dan dewasa.

“Gan, tapi gue serius” Bara mengarahkan tubuhnya persis menghadap Megan. Memberikan ekspresi seriusnya.

“Lo wajib ngelakuin hal yang bisa menarik hati cewek itu, gue nggak rela kalo Lo kalah sama si Dikta, ini pertama kali Lo suka sama cewek, mubazdir sumpah kalo nggak dapat”. Bara menampilkan wajah malasnya. Mencoba memancing Megan.

Definition of ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang