PART 13

28 3 0
                                    

Bissmillah,

Alhamdulillah udah sampai Part 13
Mohon dukungannya ya teman-teman,

Mohon vote dan comment-nya sesudah ataupun sebelum baca,

Karna itu merupakan salah satu apresiasi dari kalian semua, menghargai tulisan yang kalian baca ini,

Karna itu juga sangat mendorong bagi penulis baru seperti aku,

Makasih banyak,

💖

💫💫💫💫💫

“Gila, gila, gila, Lo kayak bukan Dikta sahabat gue sumpah” ujar Raga takjub dengan apa yang dilakukan Dikta tadi malam.

Pasalnya Raga dan Jack sama sekali tidak terlibat dalam persiapan aksi Dikta tersebut.

Karena biasanya jika ada hal-hal yang baru, pasti Dikta akan meminta bantuan kepada kedua sahabatnya itu. Tapi kali ini, tidak sama sekali.

Mereka tau bahwa Dikta ingin mengajak Ocha dinner karena mereka memang disuruh datang.

Akan tetapi mereka tidak mengetahui ternyata Dikta juga mengundang seluruh anak Calvert kelas XII.

Termasuk Megan dan Bara.

Ditambah lagi, Dikta tidak pernah mau menyentuh dan berurusan dengan yang namanya cewek, selama mereka kenal, di pikiran Dikta hanya bisnis dan bisnis.

Jangan kan masalah cewek, masalah sekolah saja laki-laki itu sama sekali tidak mengizinkan sedikitpun masuk di dalam otaknya.

Efek jenius mungkin, itu yang ada di fikiran Jack dan juga Raga.

Dari awal Jack dan Raga bertanya-tanya, kenapa bisa dengan mudahnya Dikta mengakui menyukai seorang gadis, adik kelasnya yang baru dirinya kenal.

Bahkan memperlakukan gadis itu dengan sangat berbeda dari kebiasaan Dikta yang sama sekali tidak tertarik perihal wanita.

“Yoi broo, unik nya gini loh” Jack bangkit dari rebahannya di kasur.

“Si Dikta minta orang-orangnya buat nyiapin semua, gue kira mau nembak jadi pacar dong, eh malah minta kesempatan buat ngelakuin hal-hal manis, ajaib sobat gue sumpah” lanjutnya.

Raga tertawa mendengar penuturan dari Jack. Mereka akui Dikta menunjukkan sisi uniknya sekarang.

Mem-book kafe sebesar itu, mengundang semua anak Calvert kelas XII, lalu menunjukkan sisi romantisnya.

Mereka semua mengira bahwa Dikta berniat untuk meminta gadis itu menjadi kekasihnya, tapi ternyata hanya meminta kesempatan untuk memberikan perhatian manis untuk gadis incarannya itu.

Unik sekali Dikta.

Dikta meneguk minuman kaleng yang ada digenggamannya. Sekarang mereka sedang ada di kamar Raga.

“Broo gini ya” ujar Dikta sambil meletakkan minuman kaleng tersebut diatas meja.

“Kita nggak bisa ngelepasin anak panah secara langsung kalo targetnya hati, bisa remuk, hancur” ujar Dikta dramatis sambil memegang anak panah yang tertata rapi di kamar Raga.

Yah, sahabatnya itu hobi memanah.

So, kali ini ngelepas anak panahnya harus pelan-pelan karena semuanya perlu rumus. Gue nggak bisa seenak jidat gue nembak dia. Dia punya perasaan, and the big home work for me adalah gimana ngebuat dia jatuh cinta sama gue, jalan pertamanya ya ini, harus buka dulu pelan-pelan hatinya” lanjutnya.

Definition of ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang