Bissmillah,
Alhamdulillah udah sampai Part 19
Mohon dukungannya ya teman-teman,Mohon vote dan comment-nya sesudah ataupun sebelum baca,
Karna itu merupakan salah satu apresiasi dari kalian semua, menghargai tulisan yang kalian baca ini,
Karna itu juga sangat mendorong bagi penulis baru seperti aku,
Makasih banyak,
💖
💫💫💫💫💫
Seseorang baru saja tiba di depan sebuah perusahaan. Perusahaan yang terlihat megah dan mewah. Dengan sentuhan desain khas Eropa.
Orang tersebut keluar dari mobilnya. Memperlihatkan seorang anak laki-laki berseragam SMA.
Laki-laki berseragam SMA tersebut memberikan kunci mobilnya kepada laki-laki yang lebih dewasa darinya.
Kemudian berlalu meninggalkan laki-laki dewasa tadi yang sebelumnya membungkukkan badan sebagai tanda penghormatan.
Laki-laki tersebut melangkahkan kakinya menuju pintu utama perusahaan.
"Selamat siang Tuan Muda Diktaro" ujar salah satu petugas kantor tersebut seraya membungkukkan sedikit badannya.
Dikta hanya mengangguk singkat kemudian melanjutkan langkah kakinya ke dalam perusahaan tersebut.
Dirinya ingin menuju ruangannya. Karena perusahaan yang dia jajaki sekarang adalah miliknya.
Dikta sampai di tempat tujuan. Seperti biasa setiap sisi yang di lewatinya selalu mendapat penghormatan khusus dari semua karyawan disini.
Dikta duduk di bangku kebesarannya. Menatap beberapa dokumen yang ada di meja.
Dikta menekan salah satu tombol telepon ruangan tersebut, yang sudah terhubung dengan sekretarisnya.
"Ke sini sekarang" titahnya.
Dikta menyandarkan kepalanya pada pembatas kursi. Menutup matanya. Memijit kepalanya pelan. Kenapa kepalanya begitu berdenyut sekarang. Ditambah lagi keadaan hatinya yang masih saja begitu panas.
Dikta mengembuskan nafasnya pelan. Berharap dengan begitu keadaan dirinya menjadi lebih baik.
Ceklek.
Suara pintu terdengar. Yah pintu itu dibuka oleh seseorang. Menampakkan seorang wanita berapakaian formal khas seorang sekretaris.
"Permisi Tuan Muda Diktaro" ucap wanita itu sopan di dekat pintu.
"Masuk" ujar Dikta tanpa membuka matanya.
Wanita itu mendekat kearah Dikta. Kemudian membungkukkan sedikit badannya setelah sampai di depan meja bos mudanya itu.
"Maaf Tuan Muda, ada yang bisa saya bantu"
"Saya belum baca jadwal saya hari ini, apa saja ?"
"Siang ini kebetulan Tuan Muda tidak ada janji dengan siapa-siapa" ujar sekretaris Dikta.
Dikta mengangguk.
"Tapi untuk malam ini, Tuan Muda ada jadwal makan malam dengan keluarga Motley"
"Setelah itu ?"
"Tidak ada lagi Tuan Muda"
Dikta mengangguk sambil membenarkan posisi kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Definition of Choice
Teen FictionIni cerita tentang dia dan dia yang memilihku Ini cerita tentang aku yang sangat bahagia saat diperebutkan Ini cerita tentang aku yang bingung harus memilih siapa Ini cerita tentang dia yang menyakitiku Ini cerita tentang dia yang kembali kepadaku I...