PART 14

36 3 0
                                    

Bissmillah,

Alhamdulillah udah sampai Part 14
Mohon dukungannya ya teman-teman,

Mohon vote dan comment-nya sesudah ataupun sebelum baca,

Karna itu merupakan salah satu apresiasi dari kalian semua, menghargai tulisan yang kalian baca ini,

Karna itu juga sangat mendorong bagi penulis baru seperti aku,

Makasih banyak,

💖

💫💫💫💫💫

Ocha mempercepat menyelesaikan tatanan rambutnya. Maid suruhan Bundanya sudah dari tadi memanggil Ocha. Menyuruh gadis cantik itu turun dari kamarnya.

Padahal sekarang jam baru saja menunjukkan pukul 06.20. Masih ada beberapa menit tersisa untuk bermalas-malasan sebelum berangkat ke sekolah.

Tapi ntahlah, kenapa hari ini Bunda Ocha mendadak menyuruh dirinya siap-siap lebih awal.

"Nona Ocha, sudah siap Nona ?"

Ocha menjepitkan pita kecil di kepala bagian kirinya. Sebagai sentuhan terakhir.

"Iya, Ocha udah mau turun"

Tidak ada lagi panggilan-panggilan dari maid tersebut. Ocha meyakini bahwa wanita paruh baya yang memanggilnya tadi sudah turun melanjutkan tugasnya yang lain.

Ocha mengambil tas biru soft di kasur nya. Menyampirkan ke kedua bahu mungilnya.

Ocha melangkah membuka pintu kamar dan menuruni tangga menuju meja makan untuk sarapan pagi.

"Sayang, ayo cepet jalannya" teriak Bunda Ocha dibawah sana.

Ocha mempercepat langkahnya "Iya Bun" teriak Ocha.

Langkah Ocha terhenti di sepuluh anak tangga terakhir.

Matanya melotot melihat siapa yang sedang dengan tenangnya menikmati jamuan pagi di hadapan Bundanya.

Seorang laki-laki yang juga menggunakan seragam yang sama dengan dirinya. Anak Calvert.

Laki-laki itu mengangkat kepalanya memandang Ocha. Memberikan senyuman lembutnya.

Oh my God,

Ocha tertegun.

"Loh sayang, kenapa malah jadi patung di situ" ujar Bu Wijaya melihat anaknya hanya diam di tangga sana.

"Ini temennya udah lama nunggu loh, sini sayang"

Mendengar itu Ocha seketika mengangguk dan melangkah menuju kursi dimana biasanya duduk. Dan kali ini tepat di samping laki-laki itu.

Tidak ada Papanya hari ini. Karena kebetulan beliau sedang mengurus beberapa bisnisnya yang ada di Turki.

"Pagi" sapa laki-laki tersebut.

"Pp-...pagi Kak Megan" balas Ocha gugup seperti biasanya.

Ocha berdehem pelan menghilangkan kegugupannya.

"Kok Kakak pagi-pagi udah disini" tanya Ocha memberanikan diri. Demi menjawab rasa penasarannya dari tadi.

"Sayang, nggak boleh begitu, Nak Megan udah repot-repot mau kesini jemput kamu loh" ujar Bu Wijaya.

Definition of ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang