Bissmillah,
Alhamdulillah udah sampai Part 17
Mohon dukungannya ya teman-teman,Mohon vote dan comment-nya sesudah ataupun sebelum baca,
Karna itu merupakan salah satu apresiasi dari kalian semua, menghargai tulisan yang kalian baca ini,
Karna itu juga sangat mendorong bagi penulis baru seperti aku,
Makasih banyak,
💖
💫💫💫💫💫
Ocha baru saja keluar dari lift Gedung kelas XII.
Langkah kaki Ocha terasa begitu berat sekarang.
Pasalnya, alasan yang membuat dia memberanikan diri untuk menjajaki tempat mengerikan ini adalah Megan. Kakak kelas yang membuat pikirannya tidak tenang sedari tadi.
Ocha sama sekali tidak mengucapkan terima kasih atas usaha Megan yang menjemputnya berangkat sekolah. Maka dari itu, disinilah Ocha sekarang memberanikan diri menemui Megan terlebih dahulu.
Walaupun pada dasarnya mereka akan bertemu juga nantinya. Mengingat pesan Megan yang mengajaknya untuk pulang bersama.
Tapi Ocha ingin memberikan kesan bahwa Ocha bukanlah orang yang tidak tau berterima kasih. Jadi kali ini, biarlah Ocha yang memulai. Anggap saja Ocha yang menjemput Megan.
Ocha telah sampai di pilar depan kelas XII IPA 5, kelas Megan.
Jantungnya benar-benar berdetak kencang sekarang. Dirinya belum pernah memasuki Gedung khusus kelas XII ini. Ocha benar-benar tidak berani.
Ocha mendongakkan kepalanya dan memiringkan tubuhnya sedikit. Mencoba mengintip kearah kelas XII IPA 5, dibalik pilar depan kelas tersebut.
Dilihatnya kelas tersebut masih lumayan ramai oleh penghuninya.
Terlihat juga Megan sedang membuka-buka lembaran putih di bangku pojok belakang sana.
“Orang kayak Kak Megan duduknya di pojok juga ya, biasanya kan orang pinter itu sukanya di depan, udah kayak badboy di novel-novel aja deh duduknya di belakang” ujar Ocha pelan dengan pandangan yang tidak lepas dari laki-laki tampan tersebut.
“Kak Megan ganteng banget, benar-benar perfect deh, cowok idaman”. Ocha menggigit jari telunjuknya. Menikmati pandangan indah di dalam sana.
“Kayaknya Allah nyiptain Kak Megan benar-benar terkonsep dan terumuskan dengan baik dan benar deh, hasilnya yaa Allah, bikin mata terasa mubadzir kalo di bawa ngedip”.
“Masuk nggak yah, tapi Ocha malu” ringis Ocha. Kentara sekali bahwa dirinya sangat merasa ragu sekarang.
“Masuk aja deh, ntar keburu Kak Megan keluar kelas duluan”
Ocha menegakkan tubuhnya. Mencoba mengumpulkan semua keberanian yang dia punya.
Ocha harus menemui Megan terlebih dahulu. Seperti niat awal. Agar terkesan dirinya-lah yang menjemput Megan. Sebagai salah satu bukti bahwa dia adalah gadis yang tau berterima kasih.
Baru saja Ocha ingin melangkahkan kakinya. Niatnya terurung kembali. Melihat kelas di depannya itu masih terlihat begitu ramai, sukses membuat nyalinya menciut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Definition of Choice
Teen FictionIni cerita tentang dia dan dia yang memilihku Ini cerita tentang aku yang sangat bahagia saat diperebutkan Ini cerita tentang aku yang bingung harus memilih siapa Ini cerita tentang dia yang menyakitiku Ini cerita tentang dia yang kembali kepadaku I...