Keluh malam•-

10K 534 5
                                    

This is my sacrifice, for you
___________________

Andai saja aku tahu, semua hal indah itu hanya singgah sebentar dan berakhir menyakitkan, pasti aku tidak akan menerima hal indah itu masuk dalam hidupku.

___________________________

-Alasya Refalasya.

Kini Alasya sudah berdandan diri, ia benar-benar berharap semua rencananya dengan Diva benar-benar berhasil.

"High five dulu dong" ucap Diva menyodorkan kepalan telapak tangannya didepan Alasya.

*Tos.

"Yuhuu, semoga berhasil ya Div, thank you" Alasya memeluk Diva erat.

"Pokoknya, lo harus bisa buat Refal mau dulu buat ngomong berdua, lo ingetin semua kenangan yang sweet aja pokoknya!" Diva kembali mengingatkannya. Mengingat sahabatanya itu rada cengok dan beg*.

"Pokoknya beres, gue harap ini berhasil" ucap Alasya menatap penuh harapan.

"Yaudah, jangan lama-lama, buruan cepet pergi!"

"Lo ngusir gue bagong?"

"Bukan gitu bego, emang lo mau lama-lama galau?Nggak kasihan sama jiwa lo?" tanya Diva melotot.

"Ya enggak sih, yaudah gue minggat dulu ya, bye!" dengan cepat Alasya melambaikan tangannya dan berjalan cepat, sebelum ia menabrak seseorang di ambang pintu.

"Mau kemana lo, ayo jalan bareng gue!" Athala menarik tangan Alasya.

Diva bergegas menghampiri mereka, "Athala, ajak gue makan dong, laper"

Alasya tersenyum kearah Diva, pintar sekali mengelabui Athala dengan paras cantiknya. Jangan begitu, Athala itu sulit terpancing dengan gadis lain.

"Kamu laper?" tanya Athala, membuat Alasya meneguk salivanya tak menyangka.

"Ekhem... Oke aku kamu nih" Alasya tersenyum menggoda.

Athala hanya mengerutkan dahi, "Lo gak papa kan Al?" tanya Diva mengangkat-angkat alisnya.

"Yaudah sana, kalian kan sama-sama kelaperan, jadi mending makan berdua dari pada gue jadi tersangka menelantarkan tamu. Oke gue duluan. Bye!" Alasya melambai dengan cepat dan berlari, sebelum Athala berubah menjadi sosok pemaksa yang ganas.

"Kasian, lo laper kan? yaudah makan yuk" Athala memegang pergelangan Diva.

Diva tersenyum begitu lama, hingga ia dengar suara mobil Alasya benar-benar hilang dari rumah ini, lalu melirik dari jendela dari atas, memastikan Alasya benar-benar sudah keluar.

Setelah aman, Diva menarik tanganya dari pegangan tangan Athala lalu berkacak pingang sambil melunturkan senyumannya.

"Males!" jawab Diva membuang wajah.

"Loh? ayo!" ucap Athala dengan mengulurkan telapak tangannya diudara.

"Maksa aja lo bagong! gue kenyang! abis makan kambing!" Diva masuk kedalam kamar Alasya dengan menutup pintu kamar keras.

My cold Ex Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang