Pemberian cinta•-

7.5K 284 5
                                    

_____

Diam bukan karena sedang marah. Namun hanya sedang berusaha menenangkan hati yang terlanjur rapuh tanpa harus menambah luka dengan mendengar dan menyebut namanya lagi.

_____________

-Alasya Refalasya.

Alasya memeluk cepat Athala yang tersenyum menyapa nya, sungguh Alasya benar-benar terbawa suasana kali ini.

"Lo kenapa Al?" tanya Athala melepaskan pelukan Alasya dan menatapnya cemas.

"Gue nunggu lo lama, banyak cerita sedih yang harus adek lo ini ceritain" ucap Alasya dengan nafas memburu.

Athala terdiam sejenak, karena banyak tugas kuliah akhir-akhir ini membuatnya sulit bertemu dengan Alasya.

"Ceritain pelan-pelan ya" ucap Athala mendudukan Alasya disofa ruang tamu.

Alasya mengalirkan air matanya, badannya mulai bergetar, sudah cukup ia menahan semua ini untuk tidak bercerita pada orang lain.

Namun sepertinya kali ini ia harus bercerita dengan Athala, bagaimana pun juga Athala lah yang mampu membuatnya lebih tenang untuk saat ini.

Alasya menceritakan sambil menangis sejadi-jadinya, matanya memanas begitu saja mengingat semua itu.

Athala menghela nafas kasar, ia tak mampu melihat sosok yang ia cinta harus tersakiti begitu saja, apalagi masalah hati, Athala sudah bepengalaman, dan ia bisa merasakan getaran itu.

"Jangan sakitin diri lo tentang Refal Al, kalau lo masih cinta, terus terang sama dia" ucap Athala was-was.

Alasya menyeka air matanya, ia memegangi lengan Athala dengan erat.

"Temenin gue buat jauh sama dia" pinta Alasya penuh harapan.

Athala menatap kasihan pada Alasya, "I-iya Al. Kalau lo merasa kesepian, telfon aja gue. Gue gak mau lo mendem ini sendiri" Athala memeluknya erat.

"Makasih Thal. Maaf selama ini gue selalu bersikap gak baik sama lo" ucap Alasya menyeka air matanya.

"Gak papa Al, lo tetep jadi adek gue" ucap Athala berat hati.

* * *

"Duh cepet Div, nanti telat" teriak Alasya sambil
menatap jam tangannya.

Diva berjalan cepat dan berlari kearah Alasya yang sudah mengeluarkan emosinya dipagi hari.

"Kalau kita ketinggalan pelajaran gue bisa rugi besar tahu gak?" decak Alasya sebal lalu bergegas masuk kearah mobilnya.

Diva pun hanya bisa mengikuti Alasya saja, ia tak mau membuat sahabatnya tambah marah dan emosi lagi.

Alasya mengendari mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata, entah apa yang membuat Alasya menjadi sosok yang penuh amarah juga murung.

Bahkan untuk menanyakan keadaan Alasya saja Diva masih ragu.

* * *

My cold Ex Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang