Sangat benci•-

7.1K 287 1
                                    


A/R
_________

Ketika malam selalu memutar kenangan masa lalu yang diinginkan untuk kembali dimiliki.

________________

Athala menyusuri ramainya jalan ditemani gemerlap lampu yang menghiasi, kata gelisah dan kesal lah yang cocok menjadi gambaran seorang Athala untuk sekarang ini.

Athala mengambil ponselnya, menelfon Diva.

"Hallo, si Alasya ada disitu gak? gausah boong, boong kecebur got lo!" ucapnya ngotot.

Hah? apaan sih? siapa nih.

"Haduh, ternyata masih ada yang gak ngesave nomor gue? pacar sahabat lo?"

Hah? lo ngomong apa gue gak ngerti bahasa kambing.

"Sialan! mana Alasya? dia dirumah lo kan?"

Lo kok nuduh ya, lo kira gue tukang nyulik anak orang? emang Alasya kemana? gue yakin pasti dia kabur gara-gara lo paksa mandiin lo kan? jawab Diva kesal dengan Alasya.

Athala mengerutkan dahinya, "Mandi? maksudnya?"

Athala, Athala.. mana mau sih cewek cantik banyak fans mau mandiin kambing? gak jelas lo.

Athala melotot tajam, namun Diva sudah lebih dahulu mematikan telfonnya sebelum Athala mengeluarkan unek-uneknya.

* * *

"Sayang ayo dong, masa kita gak jadi jalan terus sih? padahal aku kan gak pernah sama sekali berduaan sama kamu" Jessy memegang lengan Refal.

"Sebenernya lo tu mahluk apa? yang tiba-tiba dateng sama keluarga lo terus ganggu kehidupan gue?" Refal melepas pegangannya dan membentaknya.

Jessy tersenyum, "Gue adalah orang yang bakal mencintai lo sampai kapan pun, karna gue sayang sama lo dan kita jodoh!"

Telinga Refal kian memanas, "Seharusnya lo ngaca, lo gak ada apa-apanya dari pada cewek diluar sana!" ucap Refal berharap semoga Jessy sakit hati dan pergi dari hadapannya. Sungguh Refal sangat kesal.

Namun kali ini dugaannya sedikit meleset, gadis ini justru mulai menangis kecil, mungkin sakit hati.

Dan sayang, Jessy tidak pergi dari hadapan Refal.

"Nangis aja sana, gue tegasin sekali lagi ke lo, LO GAK ADA APA-APA NYA!" tegas Refal saking kesalnya.

Padahal dekat dengan cewek saja Refal jarang, namun ia teringat kepada fans-fans nya yang baik hati, yang selalu ia perlakukan dengan dingin dan ketus.

Dan secara alami kalimat itu muncul dengan lancarnya, hebatnya mampu membuat Jessy sakit hati, itulah juga salah satu yang diharapkan Refal.

"Pergi! pergi dari hidup gue selamanya! dan jangan sekali-kali lo tampakin muka lo didepan gue!"

Jessy mengusap air matanya, keluar dari kamar Refal dengan perasaan kecewa, sungguh Jessy benar-benar menangis.

My cold Ex Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang