Permainan Kata?

5.9K 267 0
                                    

________

Jangan lihat seberapa kamu terluka, tapi lihat seberapa terpuruknya orang yang kau lukai atas perlakuan mu

________________

"Asya bakal jadi taruhan dalam pertandingan kali ini, setelah gue terlalu banyak diem untuk dapetin itu cewek, kali ini gue bangkit lagi buat dia" ucap Deva—ketua geng balapan Ginastra.

Refal menatapnya, "Sekarang cewek itu bukan punya gue, jadi gak sepantasnya lo naruhin dia sama gue, ngerti?"

"Pinter juga lo nyari alesan, gue tahu itu semua, jelas berita itu udah tersebar karna lo adalah sosok asing terkenal disekolah gue" Deva menggebrak meja.

"Terus? kenapa lo masih nuntut gue buat naruhin dia?" tanya Refal menaikan satu kakinya.

"Karna gue yakin, hati mantan cewek lo itu masih ada di lo" Deva menunjuk wajah Refal.

"Dia udah pindah kelain hati, kalo lo suka, ya tinggal lo gebet, apa susah?"

"Lo kalo gengsi tingkat apa? mau ngeles apalagi kalo lo udah gak suka sama dia? mata lo bohong!" Deva menatapnya galak.

"Asal lo tau, gue gak pernah cinta sama dia, sekarang kita bicarain tentang masalah menang atau enggak, selebihnya tentang kemauan lo ya terserah lo aja mau apa" Refal menghela nafas kasar.

Deva menatap manik yang begitu tampak gelisah itu, "Lo yakin ngelepas Alasya untuk cowok lain? gak kasihan sama cewek famous yang tiap hari ditolak mentah-mentah sama mantannya sendiri? sekarang gue tambah yakin kalo sebenernya lo emang manusia gak punya hati"

Refal mengerutu dalam hati, mengapa sedari tadi Deva hanya membuatnya larut dalam perilakunya, padahal niat Deva kan mendapatkan Alasya?

"Niat lo ngomong kayak gitu apaan?"

"Inget ya, gue itu orangnya gak licik-licik banget, walaupun gue suka banget sama tuh cewek, gue juga harus tetep nyadarin Rival gue ini buat sadar"

"Kalo gue gak sadar, gue gak bakal ngomong sama lo" Refal menatapnya sinis.

"Ck, bukan itu maksud gue, sadar kalo lo udah dirugiin sama diri lo sendiri"

"Gak guna" Refal kian malas dengan topik pembicaraan yang selalu melibatkan dirinya juga ex nya itu.

"Gue berhenti dari balapan ini Fal" Deva beranjak dan tersenyum.

Ucapan Deva barusaja mengejutkan Refal, apa-apaan semua ini? kini ia hanya bisa diam dan meratap apa yang sudah terjadi.

"Maksud lo? dari tadi lo ngebacot buat apa?"

"Gue tahu, harapan Alasya terkahir sama lo gak boleh balapan kan? oke gue bakal turutin kalo lo gak bisa nurutin" Deva kembali mendudukan dirinya.

"Lo disuruh? dibayar berapa lo?" Refal menatanya marah.

Kini batas kesabarannya sudah hampir habis, obrolan sampah seperti tadi hanya membuang waktunya dan menekan pikirannya.

"Omongan gue tadi gak berarti apa-apa sebelum lo terima tuh cewek balik ke kehidupan lo, karena lo gue jadi putus harapan buat dapetin dia" gretak Deva.

My cold Ex Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang