*ada sedikit adegan yg ga baik buat anak2 di awah 18 thn:v kalo ngeyel gapapa dosanya bagi dua ya.gg
•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•"Mau lebih?" Sumpah demi apapun, Dahyun merinding setengah mati. Bahkan tak mampu bergeming. Ia terlalu kalut dengan bahasa ambigu Sana.
Sana diam, menatap mata Dahyun intens. Dijilatnya pelan daun telinga pria yang terlanjur panas dingin itu.
Dahyun mengantup kan bibirnya rapat, serapat mungkin agar suara kenikmatan tak keluar dari mulutnya.
Gadis itu berhenti, memilih kembali menatap wajah merah padam yang lebih menarik indra penglihatannya.
"Kau seksi disaat seperti ini." Di tangkup nya pipi Dahyun.
"Kau belum membalas pertanyaan ku bukan?" Tangan Sana turun, mengelus pelan dada bidang pria itu.
"Aku tidak sabar melihat bahkan memainkan milikmu yang kurasa ber-urat. Bagaimana, boleh?" Dahyun linglung sekarang. Mulutnya ingin mengelak, namun nalurinya sudah kalah telak.
"Diam, ku anggap boleh." Gadis itu tersenyum simpul, mendekat dan mencium bibir Dahyun. Sungguh permainan yang baik untuk permulaan. Sedangkan Dahyun bingung, kenapa ada orang gila namun se panas ini.
Sana melumat lembut bibir Dahyun, menggigit dan membelit lidah pria putih itu. Sedikit bangga saat Sang Pria membuka jalan bagi Sana. Mereka bermain lidah, merasakan saliva hangat satu sama lain.
Tangan Dahyun ia letakkan ke pinggang sempurna Sana. Membuat ciuman itu terasa semakin intens
Diakhiri dengan kehabisan nafas, Dahyun melepas ciuman itu. Terlihat benang benang liur membentang namun sesaat hilang saat mereka mengambil jarak awal. Deru nafas mereka tak beraturan.
"Sepertinya kau menyukainya, Kim." Ucap Sana, terdengar mengejek. Diusapnya peluh keringat di dahi Dahyun. Sana kembali mendekatkan wajahnya, memejam seiring bibir mereka yang kembali bertemu.
Lumatan demi lumatan serta gigitan kecil kembali terjadi, namun kali ini terasa lebih agresif membuat keduanya melenguh nikmat.
Dahyun sadar, miliknya sudah bangun. Sekuat tenaga ia menahan, tapi gadis gila ini menggodanya sangat keras. Tangan Sana turun, mengelus pelan milik Dahyun yang terkungkung dibalik celana. Membuat netra Dahyun memejam erat, merasakan kenikmatan sentuhan Sana.
Ciuman mereka berakhir, dilanjutkan dengan menatap satu sama lain. Tiba-tiba Sana meremas milik Dahyun. Tentu saja pria itu mendelik, kaget dengan perlakuan Sana.
"N-nyonya?" Tanyanya gugup, sedangkan Sana hanya tersenyum.
"Mari kita lan--"
Tok! Tok! Tok!
Terdengar ketukan pintu dari luar. Dahyun melirik jam tangannya. Nafasnya lega saat sarapan menyelamatkan nyawanya dari seorang, Minatozaki Sana.
"S-sepertinya sudah waktunya sarapan." Dahyun menggaruk pipinya pelan, kemudian berjalan melewati Sana begitu saja.
Sana dengan dingin mengambil ponselnya, memilih satu kontak lalu menekan tombol panggilan.
"Pecat pengantar sarapan di ruangan ku pagi ini."
.
.
.
.
.
To be continuedMaap kepotong:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy [SaiDa]
Fanfiction[𝑬𝒏𝒅✓] Kim Dahyun, seorang pria yang memilih untuk memenuhi kehidupannya sendiri. Ia benci jika harus dijadikan mesin uang oleh ayahnya. Ia juga rindu dengan sosok ibu yang selalu mendukung keputusannya. Ia bingung dan kesulitan untuk mencari pek...