[7] All Started

2.5K 282 18
                                    

Author POV

Hari hari berjalan seperti semestinya. Hingga tak terasa, sudah 2 bulan Dahyun bekerja di rumah sakit jiwa bak neraka itu.

Dahyun mulai ragu apakah Sana hanya berpura pura gila. Dikarenakan, Dahyun jarang sekali melihat Sana bertingkah laku sesuai statusnya.

Kini, Dahyun sedang menyuapi Sana sepiring nasi goreng kimchi. Sendari tadi pagi, Sana hanya diam dan bermain ponsel. Dahyun benar benar tak habis pikir bagaimana seseorang dengan gangguan kejiwaan bisa bermain ponsel.

Setelah selesai menyuapi Sana, Dahyun meletakkan piring tersebut di atas nakas. Hendak bangkit untuk mengambil minum, tapi Sana memanggilnya.

"Dahyun!" Pria itu menoleh, melihat Sana yang telah usai memainkan ponselnya.

"Apa?" Tanya Dahyun. Ia kembali duduk, tepat disamping Sana.

"Malam ini, ayo kita pergi jalan jalan." Kata kata Sana membuat Dahyun terbelalak, terkejut tentunya.

"Maaf, nyonya. A-aku tidak bisa." Jawab Dahyun gugup, takut jika Sana marah.

"Aku bosan. Sudah bertahun-tahun lamanya aku tidak keluar dari tempat terkutuk ini." Ujar Sana. Dari nada bicara, terdengar tidak terjadi apa apa.

"Tapi--"

"Kumohon.." Sana menatap Dahyun, nadanya terdengar memohon. Sana menggenggam tangan Dahyun, seakan meminta restu.

Dahyun hanya diam, kalut dengan pikirannya.

"Sekali lagi, diam ku anggap boleh!" Sana berteriak girang. Mencium sekilas pipi Dahyun, lalu melompat dari ranjang.

"Tunggu! Aku akan mandi dan bersiap siap!" Sana berlari menuju kamar mandi, tanpa memikirkan Dahyun yang kalang kabut mencari akal. Lalu, ia menelepon Jeongyeon

______________________________________
📞: Ya, Dahyun?

Hm, Hyung. Kau dimana? : 📞

📞: Aku sedang melakukan pemotretan.
Ada apa?

Dimana? :📞

📞 : Di kafe samping tempat mu bekerja.

Benarkah!? Aku pinjam mobilmu! : 📞

📞 : Dasar! Ya sudah, akan kuletakkan
kuncinya diatas mobil. Hati-hati!

Baiklah! Kau yang terbaik! : 📞

______________________________________

Dahyun berlari secepat kilat. Ia menghampiri mobil Jeongyeon dan mengendarainya menuju ke basemen rumah sakit. Langkah pertama selesai, sekarang tinggal bagaimana Dahyun membawa Sana turun.

Dahyun pergi mengambil pakaian petugas sebelum kembali ke ruangan Sana. Dilihatnya gadis itu sudah cantik dengan pakaian kasual dan rambut terurai. Dengan nafas tersengal-sengal, ia bertumpu pada kedua lututnya.

"Kemana saja kau?" Ucap Sana nampak cemberut.

"Aku mengambil mobil. Sekarang, pakailah ini." Jawab Dahyun lalu menyerahkan seragam miliknya.

"Aku harus memakai ini?" Tanya Sana polos.

"Ck, iya! Gunakan saja sebagai double an. Kau bisa melepaskannya di mobil." Jelas Dahyun. Sana hanya mengangguk lalu melaksanakan perintah Dahyun. Tak lupa ia menggunakan masker dan topi sebagai atribut.

"Sudah!" Ucap Sana girang.

"Baiklah, ikuti aku. Jangan gugup jika bertemu orang lain." Ucap Dahyun memberi perintah, bagai berbicara dengan orang normal. Semoga saja.

Dahyun berjalan dahulu, diikuti Sana yang diam diam menyelipkan sesuatu di antara pakaiannya. Tentunya, hanya dia dan Tuhan yang tau.

"Aku sudah siap." Gumamnya menarik nafas dalam, lalu berjalan menyusul Dahyun.
.
.
.
.
.
.
To be continued

Heyo wasap! Makin gaje aja nih cerita. Jangan lupa komen dan subret ya-!


Crazy [SaiDa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang