Dahyun POV
"Aish! Kenapa di Jepang sangat sulit mencari pekerjaan!? Aku bisa jadi gelandangan jika aku hanya menjadi seorang pengangguran tanpa penghasilan sepeserpun." Aku bergumam kesal dan mengacak rambutku kasar.
Ting tong...
"Siapa!? Benar benar merusak mood ku di pagi hari!" Dengan langkah malas aku berjalan menuju pintu apartemen dan menemui seorang Yoo Jeongyeon berdiri dengan senyum bodohnya. Setidaknya dia juga berasal dari Korea.
"Annyeong~"
"Kau menyebal- Oh... Mari masuk..." Aku mengganti kalimatku saat dia mengangkat bungkus makanan ke depan wajahku.
"Dasar!" Sepertinya di mengumpat pelan saat tangan ku dengan sigap mengambil bungkusan itu. Kekeke~
.
.
.
.
.
"Wah! Aku kenyang sekali..." Aku mengelus perutku dan berjalan menuju Jeongyeon yang sedang asik dengan game nya."Hyung! Carikan aku pekerjaan! Hyung~ Kau tak kasihan dengan adik tampanmu ini?" Aku menggoyang goyangkan pundak nya manja.
"Sejak kapan kau menjadi adikku?" Pertanyaan itu keluar dari mulutnya saat matanya masih terfokus pada game kesayangannya.
"Sejak.." Aku mengelus pahanya pelan sambil tersenyum mesum. Seketika, Jeongyeon membeku dan menatap tanganku yang masih setia mengelus lembut pahanya. Ekspresi wajahnya sangat membuatku ingin muntah.
"Yak! Dubu!!" Dia memukul tanganku dengan ponselnya. Namun, tanganku langsung merebut benda itu dan berlari menjauhinya.
"Yak! KIM DAHYUN!" Hahaha! Sepertinya aku sudah membangunkan kera yang sedang tertidur.
"Defeat"
Dia mematung saat mendengar suara yang paling di bencinya.
"Hufftt.. Sabar Jeong..." Jeongyeon berjalan mendekatiku yang masih membawa ponselnya.
"Baiklah, aku menemukan pekerjaan yang pantas untukmu."
Author POV
"Benarkah!?" Mata Dahyun berbinar saat melihat Jeongyeon mengatakan itu.
"Iya.. Tapi, sebelumnya berikan ponselku. Akan ku tunjukan artikelnya." Dahyun dengan cepat memberikan ponsel itu pada Jeongyeon.
Dahyun dengan setia menunggu Jeongyeon menemukan artikel yang membahas lowongan kerja yang dimaksudnya.
"Ini dia!" Jeongyeon menunjukkan layar ponselnya agar Dahyun membacanya sendiri.
"Lowongan kerja menjadi perawat rumah sakit jiwa. Oh..- WHAT!? Ani! Aku tidak mau!" Dahyun melotot sehari jadinya saat lowongan pekerjaan itu melenceng dengan ekspektasi nya.
"Lihatlah dulu gajinya setiap bulan." Dahyun membaca dengan teliti isi dari artikel itu. Mulutnya terbuka saat melihat ada banyak angka nol yang berjejer rapi.
"Mau tidak?" Jeongyeon menawarkan sekali lagi.
"A-aku.. Aish! Baiklah!" Dahyun terlihat pasrah dengan garis hidupnya. Jika dipikir pikir, ia sering merasakan kebahagiaan dengan hadirnya sahabat sahabat yang setia membantunya. Baru kali ini ia merasakan perhatian Jeongyeon yang bisa dibilang daddyable. Mungkin dia benci pekerjaan itu. Namun, jika seseorang membuatnya nyaman dan betah disana. Siapa tau?
.
.
.
.
.
TebeceSaida shipper🙋🙋🙋
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy [SaiDa]
Fanfiction[𝑬𝒏𝒅✓] Kim Dahyun, seorang pria yang memilih untuk memenuhi kehidupannya sendiri. Ia benci jika harus dijadikan mesin uang oleh ayahnya. Ia juga rindu dengan sosok ibu yang selalu mendukung keputusannya. Ia bingung dan kesulitan untuk mencari pek...