Author POV
Seorang gadis duduk di tepi sofa. Mengelus lembut surai hitam pria yang tengah terlelap tidur dengan nyenyak. Hampir 10 menit Sana melakukan hal tersebut. Entahlah, ia betah. Sangat betah.
"Unghh?" Lenguhan kecil keluar dari mulut Dahyun saat ia menyadari tangan halus yang mengelus pelan surai nya.
"Sana?" Dahyun mengucek matanya lalu beranjak duduk layaknya anak kecil. Sana hanya tersenyum hangat. Masih terlihat sembab mata gadis itu.
"Dahyun, bersiaplah. Kita akan ke kantor polisi dan menyelesaikan semuanya."
.
.
.
.
.
.
📍Rumah Sakit JiwaSeorang pria melangkah sembari menenteng sebuah kotak berisi makanan. Dengan senyum sumringah ia berjalan masuk.
"Gila, aku sedikit merindukan bocah bodoh itu." Gumamnya. Ia melangkah, lalu bertanya pada salah satu petugas keamanan di situ. Ia terlihat menunggu seseorang. Badannya lumayan berotot, tak lupa kepala plontos nya membuat kesan garang di mata Jeongyeon.
"M-maaf. Apakah anda tahu pegawai bernama, Kim Dahyun?" Tanya Jeongyeon, seketika mimik wajah pria itu berubah sedikit terkejut.
"Kim Dahyun?" Senyum mengerikan tiba tiba terpatri di wajah pria botak itu.
"Mari ikut aku." Perintahnya kemudian berjalan memimpin. Tanpa ragu, Jeongyeon mengikuti langkah orang itu.
Pria itu memasuki sebuah ruangan dimana terdapat 2 orang sejenis pria tadi dan 1 orang wanita cantik yang tengah duduk dengan kedua kaki bertumpu pada meja. Sungguh, wanita itu sangat cantik. Mungkin ia tak akan mengira bahwa usianya menginjak 46 tahun.
Minatozaki Sunmi.
Jeongyeon sekilas bingung saat pria yang mengantarkan nya tadi berjalan dan membisikkan sesuatu pada si wanita.
"Tutup pintunya." Perintahnya sesaat setelah pria tadi membisikkan sesuatu. Tentu, pria lainnya menurut dengan menutup dan mengunci pintunya.
"K-kenapa ditutup?" Gugup Jeongyeon saat wanita cantik itu tersenyum simpul.
"Katakan dimana tempat tinggal Dahyun." Tanyanya dingin. Jeongyeon diam sejenak, ia baru menangkap sesuatu yang tidak beres.
"Maaf, aku tidak bisa mengatakannya." Jeongyeon berbalik, hendak melangkah keluar. Namun, seseorang mencengkram bahunya dan membantingnya kebelakang.
"Akh-!" Rintihnya saat punggungnya berbenturan keras dengan lantai. Kotak makanan Jeongyeon? Entahlah, benda itu sudah terlempar. Satu orang lagi memaksanya untuk berdiri, memberi aba aba pada temannya agar memberi bogem mentah untuk Jeongyeon.
Bugh! Bugh! Bugh!
"Uhuk! Uhuk!" Satu tendangan dan satu pukulan di perutnya berhasil membuat pria itu terbatuk kesakitan. Tak lupa satu pukulan pada hidung Jeongyeon mengakibatkan darah segar mengucur begitu saja.
Bruk
Jeongyeon terkulai lemas saat pria itu melepas kuncian tangannya.
Sunmi berdiri dari kursinya, berjalan mendekati Jeongyeon yang terduduk kesakitan.
"Kau adalah senjata terbaikku sekarang. Terimakasih sudah datang." Wanita itu mundur beberapa langkah. Mengambil ponselnya dan memotret kejadian itu dengan kamera ponselnya.
"Baiklah, kalian bisa tembak dia." Sunmi melemparkan pistol di mejanya, ditangkap mulus oleh salah satu bawahannya.
Pria itu lantas mengarahkan pistolnya tepat pada kepala Jeongyeon. Jeongyeon hanya menatap Sunmi lemah.
"Katakan dimana tempat tinggal Dahyun atau kau benar benar ku bunuh." Jeongyeon hanya tersenyum.
"Tidak, kau pasti akan menyakitinya. Biar saja aku yang mati." Ujar Jeongyeon. Sunmi sama sekali tidak menangkap raut 'takut' pada Jeongyeon. Membuatnya sedikit geram.
"Tembak dia!" Jeongyeon memejam damai.
'Kim Dahyun, maaf aku belum mengucapkan salam perpisahan. Jaga dirimu baik-baik, bodoh.'
Dor!
.
.
.
.
.
.Drrt! Drrt!
Ponsel Dahyun bergetar, menandakan adanya pesan masuk.
______________________________________
⚪ Unknown
______________________________________4 messages unread
⚪: 📷Send a pict
: Cukup tunjukkan dimana kau dan
Sana sekarang atau orang ini akan
mati.
: Dan jangan berani berani kau
melibatkan polisi
: Aku tidak main-main dengan kata
kataku
______________________________________Tangan Dahyun bergetar, menjatuhkan kunci mobil yang baru saja ia raih dari meja.
"Dahyun? Ada apa?" Tanya Sana. Berusaha mencari tahu apa yang Dahyun lihat. Ia meraih ponsel Dahyun dan membaca seluruh pesannya. Dengan geram ia membuka profil orang tersebut.
"Siapa dia!?" Dahyun, tatapannya kosong. Ia jatuh terduduk, mengacak-acak rambutnya frustasi. Sebulir air mata turun membasahi pipinya.
"Tidak! Hyung sama sekali tidak ada hubungannya dengan semua ini." Gumamnya mengusak wajahnya kasar.
"Dia ibuku, Minatozaki Sunmi."
.
.
.
.
.
To be continuedMaap lama g apdet:v
Tugas aing bejibun ga terhitung
Sungguh tega Corona:(
Okelah, abaikan typo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy [SaiDa]
Fanfiction[𝑬𝒏𝒅✓] Kim Dahyun, seorang pria yang memilih untuk memenuhi kehidupannya sendiri. Ia benci jika harus dijadikan mesin uang oleh ayahnya. Ia juga rindu dengan sosok ibu yang selalu mendukung keputusannya. Ia bingung dan kesulitan untuk mencari pek...