14 : Terjebak di ruang temaram

43 8 0
                                    

    Hey hey hey para readers jangan lupa tinggalkan jejak ya :) untuk mendukung author lebih sering up di bawah ada bintang tuh boleh dong di klik gitu 😅, itung-itung semangat untuk author😅 yaudah deh itu aja :) bintang nya di bawah ya ❤️

    Hari kedua ujian ku, aku masuk kekelas setelah Abang mengantar ku sampai depan sekolah. Aku letakkan tas dan seperti biasa juga aku hanya memainkan ponsel milikku. Yang kulakukan hanyalah membuka tutup sosmed, hingga suara Cicha yang mengema di kelas itu membuat aku menganga terkejut.

    "Dreyyyyyy Audreyyy ohh audreyy dimana kah gerangan..." Teriaknya tanpa malu padahal kakak kelas berada di kelas itu juga.

    "Wihhh ga tau malu Lo njirr" kataku menarik nya keluar dari kelas itu.

    "Ada apa?'' lanjutku padanya jutek dan ketus dengan ekspresi wajah tak karuan.

    "Gini drey gue denger info itu kakel yang di depan Lo kayaknya suka sama lo deh. Soalnya semalam kan waktu lo keluar kelas duluan dan jajan bakso di depan pager sekolah, dia liatin lo dan ngomong sama kak yando kayak sesuatu gitu dia bilang Lo cantik katanya" Ungkap Chica membuat ku ternganga ke dua kali nya.

    "Terus gue harus apa, kalau dia bilang gitu ya gue harus bilang makasih." Kata ku meninggalkan dia di belakang.

    "Gu...e belum siap njir main ninggalin ae sih lo, dreyyy." Kata nya mengejar ku dan merangkul ku dari belakang hingga kami tertawa bersama. Dan tak lama suara bel pun berbunyi bertanda ujian akan di mulai.

    "Baik anak-anak semua peralatan yang tidak di butuhkan untuk ujian harap di kumpulkan di depan paham! Jika ada yang ketauan menyontek atau melihat catatan maka kertasnya akan bapak dan ibu tandai merah, mengerti!" Ucap bapak dan ibu guru pengawas.

    "SIAP BU!!"

    "OKEY PAK, AMAN"

    "SANTUY KUY"

     ucap beberap murid menjawab penjelasan guru pengawas tersebut, sambil mengeluarkan peralatan yang di perlukan. Dan kami pun memulai ujian hari kedua ini dengan lancar khususnya untuk ku sebab tidak da gangguan dari si kakel yang katanya most wanted bagi teman-teman ku itu, yang aku heran adalah kenapa kakel itu memiliki sikap seperti itu padaku yang ku tau dari teman-teman ku yang konon katanya dia adalah orang yang cuek, cool, dan acuh tak acuh tapi mengapa dia seperti ini pada ku ahh sudah lah ini tak pantas terlintas di pikiran ku.

Kringggggggg

     Bel pertanda jam ujian telah berakhir, dan berarti kami juga sudah bisa kembali kerumah masing-masing, namun sayang nya anak organisasi pramuka tidak bisa pulang lebih awal karena kami akan di bagi job untuk kegiatan amal selesai ujian nanti.

    "Audrey kantin yuk, nunggu di situ aja bosan kan di kelas" ajak Chica pada ku.

    "Luan aja Cha gue lagi ngiket tali Sepatu" kataku sambil mengikat tali sepatu ku.

   "Oke gue Luan, gue pesen kayak biasa ya" ucap Chica dan berlari ke kantin.

"Okey" ucap ku dan melanjutkan ikatan yang terhenti tadi.

    "Selesai" ucap ku dan berdiri namun terhenti karena sosok yang tak di sangka-sangka berdiri di hadapan ku. ya Habsyi! Dia adalah idola teman-teman ku.

    "Awas gue mau lewat" ucap ku bergeser ke kiri namun ia juga bergeser ke kiri dan tersenyum.

    "Apaan sih, gue mau lewat" dan aku bergeser ke kanan, dan ia juga bergeser ke kanan.

    "Gue mau lewat kak Habsyi, mau Lo apa sih, orang mau lewat aja ribet." Kata ku begitu cepat seperti kereta api.

    " Lo! Gue mau Lo" ucap nya dan bersandar di sudut pintu.

    "Gu...g...gue"  kata ku gugup padanya.

    "Iya kenapa ada yang salah?" Tanya nya padaku.

    "Ga ada yang salah bagi kakak, tapi salah bagi aku" Ucapku padanya.

    "Salah dimana drey haa.. salah di mana?" Tanyanya padaku namun dengan nada yang meninggi.

    "Salah. Salah karena temen aku suka sama kakak dia selalu cerita soal kakak, dan niat ku sebenarnya membantu dia bisa dekat dengan kakak, tapi aku yang terjebak dengan rasa yang gak seharusnya. Pliss ngertilah dengan keadaan aku kak, aku gak mau pertemanan kami ini rusak" Kataku kemudian menunduk.

   "Drey rasa ga bisa di paksakan, pliss sadar belum tentu juga temen lo itu ngerti perasaan lo kan? Kalau gue ga suka sama dia, dia bisa apa? Gue itu suka nya sama lo drey. Ini hak gue, lo juga ga bisa maksa gue untuk suka sama dia. Jadi tolong sadar sama perasaan lo sendiri. Soal dia?! Maaf hati gue ga bisa di paksakan, kalau gue suka sama lo dan Lo berusaha ngedeketin dia sama gue, percuma! Sia-sia perjuangan lo itu!!" Terangnya panjang lebar.

    "Tapi kak..." Belum selesai aku berbicara ia sudah memotongnya.

    "Udah cukup! Lebih baik kita sama-sama berjuang untuk kita bukan orang lain, dia itu belum tentu sama kayak Lo, dan jangan mentingin perasaan orang lain, dan mengorbankan perasaan Lo sendiri." Ucap nya sambil melihat ku yang menunduk.

    "Aku gak tau kak, kenapa aku yang terjebak dalam rasa ini, aku gak ngerti satu sisi rasa ku satu sisi pertemanan ku" ucap ku dengan pelan pada nya.
   
    "Gue paham, diri Lo sendiri yang ngerti diri Lo sendiri, gue cuma mau bilang jangan mengorbankan perasaan Lo sendiri untuk orang yang belum tentu seperti itu pada Lo, jadi tolong paham lah sedikit!" Katanya dan membanting pintu yang ia sandari lalu pergi begitu saja.

     Aku terdiam akibat ucapannya dan suara pintu itu, seolah-olah apa yang ia lakukan menyadarkan ku, aku sadar pikir ku namun aku ragu akan diri ku sendiri. Apa ini benar? Pikir ku pada diriku.

    "Gue liat semuanya" kata kak Yando. "Gue kira selama ini dia cuma bercanda, ehh rupanya segini nya, hahah dasar kunyuk yang malang" ucap kak Yando dan pergi.

  Pikiran ku begitu kacau, dan hati ku begitu berat rasanya, aku harus apa aku juga tak mengerti ku duduk di kursi sebelah ku dan membuat otak ku berfikir begitu keras. " Mengapa begitu rumit" ucap ku dalam hati.

    "Drey lo gapapa" tanya kak Lesti pada ku.
   
    "Kak Audrey ga sehat kayak nya, Audrey izin pulang ya?" Kata ku dengan hati yang kacau.
   
    "Yaudah nanti kakak bilangin deh ke pemegang absen, hati-hati di jalan nanti ya" katanya dan pergi meninggalkan ku.
   
    Ohh aku terjebak di situasi seperti apa ini perasaan dan teman apakah perasaan ku yang kali ini mengalah atau pertemanan ku yang semakin jauh. Kata ku pada diri ku sendiri.

***
Terjebak di ruang temaram

Dalam sebuah rasa
Ada sebuah candu
Candu dalam namanya
Namun terucap kelu

Dalam diri terdapat lirih
Menjadikan hati sedikit perih
Entah apa yang menemani sunyi
Untuk menerangi hati yang sepi

Sedikit sesak di hati menetap
Sejak lembut sapaannya terucap
Mata indahnya menatap
Hati pun ingin untuk tetap hinggap

Aku berdiri di tengah ruang temaram
Menyembunyikan rasa dalam diam
Menyimpan rasa yang terpendam
Hingga berlalu diwaktu malam

Suaramu menggema
Bagaikan syahdu berirama
Kau yang menyinari
Hingga buatku lupa diri

Namun dapatkah aku mencari?
Sebuah hati yang benar ingin dimiliki?
Apakah kau tidak bercanda?
Akan rasa yang entah bagaimana?

Sungguh aku terjebak,
Diruang temaram bersama sajak
Sembari merangkai kata
Yang tak kumengerti maknanya.

Datang Hilang Kembali (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang