6

6.6K 229 9
                                    

*BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA*

HARGAI PENULIS YANG SUDAH CAPEK-CAPEK MELUANGKAN WAKTU DAN TENAGANYA UNTUK MENGETIK STORY INI. TERIMA KASIH





HAPPY READING









Aruna menganga, menatap bangunan di hadapannya dengan pandangan kagum. Sungguh ia belum pernah melihat rumah sebesar ini

Rumah dengan desain interior mewah milik Satya di hadapannya ini benar-benar hampir seperti istana

Satya memandangi gadis yang tengah menatap kagum rumahnya tersebut. Cantik sekali

Mata bulatnya yang bersinar, wajah ayunya yang putih bersih seperti salju, hidung mancungnya yang mungil,serta bibirnya yang merah merekah, membuatnya selalu ingin mencium bibir indah tersebut

Tunggu? "Apa yang aku pikirkan?" Satya menggeleng-gelengkan kepalanya. Baiklah sepertinya dirinya mulai menjadi seperti om om pedofil "Ah, tapi dia kan adalah sugar baby ku sekarang, jadi tidak masalah kan?"

"Ekhemmm, mari kita masuk" ucap Satya memecahkan keheningan dan mulai melangkah masuk ke dalam rumah tersebut

Aruna pun mengikutinya dan begitu ia masuk ke dalam rumah tersebut, ia kembali merasa kagum karena ternyata isi dalam rumah tersebut jauh lebih indah dari luarnya

"Astaga,seberapa kaya dirinya?"

Seorang pelayan menghampiri mereka berdua "Selamat datang,Tuan" sambutnya yang di balas anggukan oleh Satya "Anda ingin makan malam?" Tanya nya sopan

"Ya, dan sebelum nya aku ingin memperkenalkan dia. Namanya Aruna dan dia akan tinggal disini,jadi perlakukan dia dengan baik" ucapnya sambil memberikan gesture agar Aruna memperkenalkan dirinya

"Saya Aruna,bi" ucap Aruna memperkenalkan dirinya dengan sopan

"Nama saya Ina,panggil saja bi Ina" jawab sang pelayan dengan tak kalah sopan

Setelah sesi perkenalan dengan beberapa maid , Satya membawa Aruna ke kamar atas. Dan saat Satya membuka pintu kamar tersebut, Aruna kembali terkagum

"Astaga,apa benar ini akan jadi kamarku? Besar sekali" batinnya

"Ini kamarmu, Kau bisa menggunakannya" ucap Satya seraya menatap gadis yang masih terkagum kagum akan kamar barunya tersebut "Kau bisa membersihkan dirimu terlebih dahulu dan turunlah saat makan malam" Satya sudah berniat meninggalkan kamar itu sebelum sebuah tangan mungil menahan pergelangan tangannya "T-Terima kasih, Daddy " ucapnya lirih seraya memelankan suaranya di akhir kalimat "Daddy"

Satya tersenyum sebelum tangan besarnya menarik tengkuk gadis itu dan bibir kedua nya bertemu kembali

Kedua benda kenyal itu saling menikmati rasa masing-masing, Satya menyukai bagaimana bibir semanis madu itu berusaha mengimbanginya

Aroma mint dari nafas pria itu begitu terasa,membuat Aruna seketika merasa kehilangan rotasinya, ia bahkan melingkarkan tangan nya pada leher pria itu, dengan tangan nya yang terus mengusap tengkuknya seolah menggoda sang dominan

Satya memalingkan kepalanya ke kiri dan ke kanan seraya memegang kedua pipi gadis tersebut. Satya mengabsen satu-persatu gigi gadis itu sebelum melesakkan lidahnya membelit lidah milik Aruna,saling bertukar saliva masing-masing

Satya is a good kisser , setidaknya itulah yang dipikirkan Aruna

Saat merasa pasokan udara mulai menipis, keduanya melepaskan ciuman tersebut dengan sisa sisa saliva yang mengalir di bibir keduanya yang bengkak karena 'aktivitas' mereka tadi

Satya mengusap bibir Aruna yang membengkak itu sebelum mengecupnya kembali "Sama-sama. Turunlah saat makan malam" perintahnya yang mendapat anggukan yang disertai dengan rona malu khas anak remaja Aruna , setelah nya Satya pun meninggalkan kamar tersebut menuju ke kamarnya yang hanya berjarak beberapa langkah dari kamar Aruna

Aruna hanya menatap punggung itu berjalan menjauhinya seraya memegang bibirnya "Astaga,aku malu sekali" Aruna merutuki dirinya yang terbuai dengan ciuman Satya , OK lupakan tentang ciuman Satya, ia bahkan membalas ciuman nya "Ia pasti akan menganggapku murahan,Astaga aku malu sekali" Ia berguling guling diatas kasurnya sambil membenamkan wajahnya , merasa malu akan apa yang Ia dan Satya lakukan . Ia merasa sudah kehilangan muka sekarang

"Astaga,bagaimana aku menghadapinya nanti?" Ucap Aruna frustasi bercampur malu yang rasanya sampai ke ubun-ubun

Sementara Satya yang sedang mengecek berkas di kamarnya, tersenyum-senyum sendiri, Ia memegangi bibirnya seraya mengingat bagaimana tekstur bibir kenyal dengan rasa semanis madu yang sudah dua kali Ia cium tersebut "Astaga imutnya"
Perlahan Ia memegang dadanya yang berdegup kencang "Astaga,Ada Apa denganku? Kupikir Aku pasti sudah gila " rutuknya pada dirinya sendiri sebelum menggelengkan kepalanya berusaha mengusir pikirannya yang sejak tadi hanya tertuju pada gadis yang bahkan belum ada 24 jam bersama nya tersebut dan berusaha untuk fokus kembali kepada berkasnya jika saja bi Ira tidak mengetuk pintu kamarnya "Makan malam sudah siap,Tuan muda" ucapnya memberitahu

"Apa Aruna sudah turun?" Tanya nya

"Belum,Tuan Muda,saya baru saja akan memanggil nya"

"Tidak perlu,biar aku saja" jawab Satya seraya melepaskan kacamata baca miliknya

"Baik tuan" Bi Ira pun meninggalkan Tuan Mudanya itu sambil tersenyum. Pasti ada apa-apa antara gadis itu dengan Tuan Mudanya, Karena Tuan Mudanya itu bukan termasuk orang yang ingin repot-repot untuk hal sepele seperti ini . Ia hanya berharap semoga Aruna gadis yang baik, yang bisa membuat hidup sang Tuan muda kembali berwarna

"Hati tuan muda sudah lama terluka , saya berharap semoga saja anda bisa mmengobati luka hatinya, Nona Aruna" monolognya seraya berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah untuk kembali melanjutkan tugasnya

Semoga saja...










To be continued

Jelek ya? Maaf ya baru update
Rencananya emang update nya setiap hari jum'at . Tapi kembali lagi ke kesempatan buat nulis

So I hope you like this story and don't forget to vote + comment ya
Kritik dan saran diterima

ARUNA (HUNRENE VERSION) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang