5

3.2K 373 75
                                        

Gimpo Airport.

Irene memandang lurus bandara yang disebut sebagai bandara tersibuk ke-dua setelah Incheon di Korea Selatan. Dalam posisinya sekarang yang tengah duduk di kursi tunggu membuat Irene mudah untuk mengedarkan pandangan pada sekeliling bandara. Hiruk pikuk menyatu dengan suara langkah kaki yang bergesekan dengan lantai atau orang-orang yang memulai obrolan.

Seorang Pilot yang menyeret kopernya di ikuti beberapa Pramugari yang berjalan dengan posisi beraturan, menciptakan kesan estetik. Ada pasangan yang nampaknya baru menikah, berjalan seiring tanpa melepas tangan satu sama lain. Atau orangtua muda yang tengah sibuk karena bayi mereka baru bisa berjalan.

Di tengah kesibukan itu, Irene lebih memilih untuk menjadi pengamat. Mengamati bagaimana orang-orang silih berganti, datang dan pergi. Sesekali ekor matanya melirik arah kanan, untuk sekedar melihat Taehyung yang tengah berbincang seru bersama Chanyeol dan senior Ahn. Tiga orang pria di divisinya itu seolah tak peduli dengan kebisingan yang ada.

Irene merapatkan syal yang melilit lehernya, bukan karena ia mencoba melindungi sesuatu yang haram dipertontonkan dibalik lehernya -tidak sama sekali, tanda sialan itu sudah menghilang beberapa hari lalu- tapi karena memang cuacanya cukup dingin. Salahkan jam penerbangan yang menuntut mereka harus bangun pagi-pagi dan bertemu cuaca sedingin itu.

"Hebat juga kekasihmu memilih Jeju, aku sangat tidak sabar" Kang Seulgi yang duduk disampingnya begitu antusias, Irene hanya tersenyum tipis menanggapi.

Gadis yang tengah memakan roti dengan rasa kopi itu tampak menghentikan kunyahannya, lalu menyipit menatap Irene dengan tatapan curiga, "Aku curiga, dia sengaja memilih Jeju karena ingin bermesraan denganmu setelah acara selesai"

Irene menatap malas pada sahabatnya itu, "Kau berpikir terlalu jauh, tempat itu diputuskan bersama oleh para petinggi"

Kang Seulgi nampak tidak puas dengan jawaban Irene hingga mencebikkan bibirnya membuat Irene menggelengkan kepala. Mata Irene kemudian berpindah pada tiga koper yang berjejer rapi di dekat sahabatnya itu.

"Seul, kau ingin pindah ke Jeju? Untuk apa membawa banyak koper?" Tanya Irene dengan kening mengerut. Begitu heran apa sebenarnya isi dari ketiga koper itu. Bukankah mereka hanya 3 hari disana?

"Kau benar-benar sangat kuno, biar ku jelaskan satu koper berisi pakaian untuk kegiatan workshop, satu lagi untuk semua barang-barangku termasuk tas dan sepatu, dan satu koper lagi berisi penuh bikini dengan berbagai macam bentuk dan ukuran. Kalau kau mau akan ku pinjamkan satu untukmu"

Uhukk.

Irene tersedak mendengar penjelasan panjang dari gadis Kang sahabatnya itu. Benar-benar gila, apa sebenarnya tujuan gadis itu membawa banyak model bikini? Apa ia berencana untuk berenang seharian?

"Rene, kemari aku ingin membisikkan sesuatu" Kang Seulgi dengan gerak-gerik mencurigakan mulai memberi isyarat, agar Irene mendekatkan telinganya.

"Sebenarnya di hari ketiga Jimin akan menyusul ke Jeju, kami ingin bulan madu. Tolong rahasiakan ini dari siapapun" Bisiknya yang membuat mata Irene melotot.

"Kau gila, Seul. Bagaimana jika ada yang tahu? Bukankah kekasihmu itu dari perusahaan pesaing kita?"

Seulgi menggeleng dengan raut santai, "Rene, hari ketiga itu saatnya jadwal individu. Kau bebas pergi kemanapun dan siapapun tanpa ada yang melarang"

Irene menghela nafasnya pasrah, ia tak punya hak untuk melarang ide gila Seulgi. Toh, apa yang ia lakukan lebih gila dari gadis itu. Jadi, Irene tak ingin memperpanjang masalah.

"Kau tak perlu khawatir, Jimin bukan dari Korea Utara yang keberadaannya begitu di cekal di negara ini. Urie Jimin, cuma pegawai yang kebetulan bekerja di KNT Group. Lagipula, jika bertemu, obrolan kami hanya seputar posisi berhubungan intim atau varian kondom rasa terbaru, tidak pernah sekalipun membahas tentang perusahaan"

Frenemy || Vrene ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang