WARNING!
PART INI BENER-BENER GAK COCOK SAMA ANAK DI BAWAH UMUR.
MOHON KEBIJAKANNYA.
⚠️
⚠️
⚠️
⚠️
Masih dalam suasana keramaian di dalam ballroom, Taehyung yang sejak tadi terus menguap menyeka matanya yang berair, ia benar-benar sangat mengantuk hingga merasa tak bisa menahannya lagi.
Taehyung akhirnya memutuskan pergi ke toilet lalu mencuci muka, sekedar menghilangkan rasa kantuk yang sejak tadi menyerangnya.
Dari kamar mandi dimana Taehyung berada, bisa mendengar jelas riuh tepuk tangan disusul dengan bising suara yang bercampur satu dengan derap langkah kaki di luar sana. Taehyung bisa menebak jika acara sudah selesai dan semua orang tengah membubarkan diri.
Ponsel Taehyung bergetar, sebuah panggilan masuk dari tempat sewa mobil yang tadi diam-diam sempat ia datangi. Ya, Taehyung memang berencana menyewa mobil karena ingin mengajak Irene pergi di hari ketiga.
Taehyung sangat mengetahui resiko dari ide gilanya ini. Dan juga peluang untuknya bisa bersama Irene, bisa dibilang hampir tak ada -selama ada Junmyeon di sisi gadis itu.
Taehyung tahu. Tapi ia tetap mencoba. Bukankah kita tidak akan tahu hasilnya jika tidak mencobanya?
Dengan segera ia mengambil tisu untuk mengeringkan tangannya dan mengangkat panggilan itu.
'Dengan Tuan Kim Taehyung-ssi?' Sapa suara seorang lelaki di seberang sana.
"Eoh, dengan saya sendiri" Jawab Taehyung mulai melangkahkan tungkainya menuju pintu keluar Ballroom.
'Mobil yang ingin anda sewa, sudah siap. Silahkan selesaikan registrasinya ke kantor kami'
"Apa mobil yang anda maksud adalah mobil dengan baret tadi pagi?" Tanya Taehyung lagi, sedikit khawatir karena ia tak mau ada kesalah pahaman karena mobil yang ingin ia sewa sedikit cacat.
'Tidak Tuan, kami sudah menggantinya dengan tipe dan warna yang sama'
"Syukurlah"
Langkah Taehyung terhenti tepat di balik pintu keluar, ketika mendengar sebuah suara yang sudah tak asing di telinganya. ia sangat yakin suara itu milik...
"Hari ketiga kosongkan jadwalmu"
"Baiklah Pak Direktur, as you wish"
Benar, itu suara Irene yang sedang berbicara dengan Kim Junmyeon.
Apa yang mereka bicarakan? Hari ketiga?
Taehyung mematung bersandar di balik pintu Ballroom, seraya menggenggam ponselnya -yang panggilannya masih tersambung. Tangannya yang bebas kini mengepal kuat.
Nampaknya peluang itu benar-benar nol untuknya.
'Tuan Kim, anda bisa mendengar kami?'
-
Segala sesuatu memang tak bisa diprediksikan, seseorang bisa saja merencanakan semuanya begitu rapi, namun tidak jika semesta sudah berkehendak lain. Taehyung tersenyum menang, nampaknya di kehidupannya terdahulu, ia pernah satu kali menyelamatkan Negara hingga Dewi Fortuna begitu merestuinya hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Frenemy || Vrene ✔
Fanficlet's not fall in love. [complete] cr by pinterest/on pic.