Seulgi memutar bola matanya jengah saat dua pria menyebalkan dihadapan mereka duduk begitu saja di hadapan ia dan Irene tanpa minta izin terlebih dahulu. Seulgi tentu kesal, karena sejak tadi sangat sulit mencari timing yang pas untuk bicara empat mata karena ia ingin mengadu sesuatu kepada Irene tentang kekasihnya.
"Ya!! Kenapa kalian sangat menyebalkan?" Protes Seulgi begitu kesal, sedang Irene di sampingnya hanya mengulum senyum.
"Kenapa? Ini tempat umum Nona Kang" Jawab Chanyeol tak terima.
"Kau tak lihat, kafetaria ini sudah penuh. Terlalu serakah itu tak baik Nona" Lanjut Chanyeol lagi.
Seulgi mencebikkan bibirnya sebal, lalu netranya menatap tajam ke arah Taehyung yang menghirup supnya.
"Hei Kim, alasanmu apa??!!"
Taehyung mengangkat bahunya acuh, membuat Seulgi semakin kesal.
"Nope, aku hanya ingin makan bersama rekan satu divisiku. Apa aku salah?"
Chanyeol tertawa seraya memukul meja, "Ayolah Seul, kita adalah rekan kalau kau lupa"
"Katakan saja kau ingin makan bersama Irene" Tebak Seulgi yang sepenuhnya benar.
"100" Sahut Taehyung membuat Irene menghentikan suapannya sejenak. Bagaimanapun sedikit tak nyaman dengan kalimat Taehyung walaupun Irene sangat tau itu hanya sebuah candaan. Tapi bagaimana jika ada yang menganggap serius candaan itu?
Seulgi menyipitkan mata lalu menatap Taehyung dan Irene secara bergantian dengan tatapan penuh selidik. Irene tampak gugup.
"Apa alasan kau selalu mengekori Irene agar bisa mengambil sisa potongan daging miliknya huh? Aku benarkan?" Tuduh Seulgi.
Irene menghela nafas lega. Dalam hatinya Irene bersyukur, beruntung Seulgi tak curiga.
"Sampai kapan kau terus mengekor Irene?" Celetuk Seulgi.
"Eumm sampai ia sendiri yang memintaku pergi" Jawab Taehyung ringan.
-
Taehyung terseok masuk ke apartementnya dengan penuh lebam. Ia segera berlari menuju wastafel kamar untuk membasuh wajahnya itu. Rasa perih langsung menjalar ketika air keran menyentuh wajahnya.
Taehyung terdiam sesaat, mengingat kejadian yang baru saja di alaminya lalu meninju kaca yang berada disana hingga retak, dan membuat buku jarinya mengeluarkan darah.
Perih, namun itu semua tak sebanding dengan hatinya kini. Perasaannya begitu kacau, bukan hanya tentang hubungan gelap mereka yang kini ketahuan namun lebih dari itu. Tak ada lagi harapan bersama gadis itu karena -tentu saja Irene akan memilih kekasihnya. Taehyung berani bertaruh.
-
Taehyung terbangun dari tidurnya ketika weker berdering nyaring. Ia mengernyit merasakan nyeri di wajahnya. Bogeman Junmyeon benar-benar tak bisa diremehkan. Begitu keras.
Dengan wajah babak belur, Taehyung tak mungkin bekerja dengan keadaan seperti sekarang. Hingga ia memutuskan mengambil ponselnya di atas nakas lantas menelepon Chanyeol, sang ketua divisi.
"Park Chanyeol disini"
"Ketua, maafkan aku tak bisa bekerja hari ini"
"Eoh benarkah? Kenapa?"
"Ada urusan"
"Oh baiklah"
Tut tut tut
KAMU SEDANG MEMBACA
Frenemy || Vrene ✔
Fanfictionlet's not fall in love. [complete] cr by pinterest/on pic.