#Budi02

109 7 1
                                    


Laura dan Budi berjalan berdua di koridor. Banyak siswa siswi yang melihat mereka. Bahkan ada yang mengira kalau mereka pacaran.

"Mmm ... kamu mau nunggu aku dimana? " tanya Laura.

"Eee ... disini aja, " jawab Budi.

"Yakin? Mending di perpustakaan aja, " saran Laura.

"Ah, boleh, " sahut Budi semangat.

' Semangat banget, ' batin Laura.

"Ya udah, kalau gitu aku anterin," kata Laura.

Budi pun mengangguk mantap. Laura dan Budi pergi menuju perpustakaan sekolah. Setelah mengantar Budi, Laura pergi menuju ke kelas. Di kelas, Laura hanya duduk termangu tanpa berbuat apapun.

"Hai Tukimah, " sapa Jastin dan duduk di sebelah Laura.

Laura hanya melirik Jastin dan kembali termenung.

"Cuek banget si lu, " kata Jastin.

Laura masih diam tidak menanggapi.

"Oh ya, kaki lu udah sembuh belom? Sory ya waktu itu gua ninggalin elu, " celoteh Jastin.

"Gua mulai khawatir ama lu, " sahut Desi tiba-tiba.

"Main nyosor aja lu, " kata Jastin.

"Mendingan lu ke rumah sakit jiwa aja sono, dari pada ngomong sendiri, " kata Desi.

"Gua ngomong ama Laura, " kata Jastin.

"Laura-nya gak nganggep tuh, " kata Desi.

Jastin terdiam dan melihat ke arah Laura.

"Gak asik ah, lu ngambek, " kata Jastin.

"Iya-iya, gua sadar gua salah. Jangan ngambek dong ... " rayu Jastin.

"Laura sayang ... cantikku, manisku, manjaku, jangan ngambek dong ... " mohon Jastin.

"Laura jangan ngambek dong ... " mohon Jastin lagi.

"Laura! Rangga manggil tuh! " Tiba-tiba seseorang memanggil dari depan kelas.

"Hah? Rangga? " kaget Laura.

"Iya ... " sahutnya.

Laura pun berdiri beranjak pergi namun di halang oleh Jastin.

"Lu lebih milih Rangga dari pada gua? " tanya Jastin.

"Setidaknya Rangga lebih ngerti dari pada elu yang gak berperasaan, " kata Laura.

"Laura? " kata Jastin kecewa mendengar perkataan Laura.

Laura pun pergi meninggalkan Jastin dan pergi menghampiri Rangga.

"Ga, " sapa Laura tersenyum manis.

"Laura, kantin yuk, " ajak Rangga.

"Yuk, " jawab Laura bersemangat.

Laura dan Rangga pun pergi menuju kantin sekolah.

"Mau pesan apa? " tanya Rangga.

"Nasi goreng aja, " jawab Laura tersenyum manis.

"Ya udah, bentar ya, " kata Rangga dan pergi memesan makanan.

' Impian gua untuk dekat ama Rangga akhirnya tercapai, ' batin Laura sambil senyum-senyum sendiri.

"Laura. " Tiba-tiba Jastin datang.

"Jastin? " kaget Laura.

"Meskipun lu lebih milih Rangga, gua gak bakalan nyerah, " kata Jastin.

"Apaan si lu? " kata Laura jutek.

"Laura, gua gak suka di ngambekin kaya gini, " kata Jastin.

"Bodo amat, " kata Laura cuek.

Tiba-tiba Rangga datang dan meletakkan pesanan di meja.

Buukk ....

Tanpa instruksi Jastin langsung memukul wajah Rangga.

"Jastin?! " pekik Laura.

"Berani banget lu ya? udah ngerebut hati Laura dari gua? " bentak Jastin.

"Maksud lu apa? " tanya Rangga.

Buukk ....

Kembali lagi Jastin meninju wajah Rangga.

"Pakai ilmu santet apa lu sampai-sampai Laura gak mau maafin gua hah? " bentak Jastin.

"Gua gak apa-apain Laura, " jawab Rangga yang terus menahan sakit.

"Alaahh ... boong kan lu? " kata Jastin tak percaya.

"Jastin, udah dong ... " kata Laura.

"Gua gak bakalan berhenti sebelum lu maafin gua, " kata Jastin pada Laura.

Karena Jastin hilang fokus, tiba-tiba Rangga melempar seekor cicak ke arah Jastin.

"Huuaaa ... " pekik Jastin ketakutan.

Jastin pun melompat-lompat berharap cicak tersebut jatuh dari tubuhnya.

"Tolong! Tolongin gua ... " teriak Jastin berlari-larian di kantin sehingga membuat barantakan semua.

"Jastin lu, lu tenang dulu yah? " kata Laura mencoba menenangkan Jastin.

"Aaa ... nih cicak pakai acara masuk ke celana gua lagi, " pekik Jastin.

Jastin pun terus melompat-lompat hingga naik ke atas meja.

"Jastin, tenang dong ... " kata Laura khawatir.

"Tolong dong, hilang keperawanan gua diambil nih cicak, " pekik Jastin.

"Jastin diem, cicaknya keluar tuh, " kata Laura.

"Mana? Mana? " tanya Jastin antusias.

"Makanya diem, " kata Laura.

Jastin pun mematung di atas meja dengan bada gemeteran. Perlahan Laura mendekati Jastin dan menangkap cicak tersebut kemudian membuangnya.

"Udah gua buang, " kata Laura.

"Udah? " tanya Jastin ragu.

"Iya udah, " jawab Laura.

Jastin pun turun dari atas meja dan merapikan seragamnya yang berantakan.

"Dimana tuh si Rangga? minta baku hantam tuh anak, " kata Jastin kesal.

"Laura? " Tiba-tiba ada suara seseorang di belakang Jastin.

Jastin pun membalikkan badan dan langsung menonjok orang tersebut.

"Rasain lu, " kata Jastin.

"Budi? " kaget Laura.

"Yah, gua salah nonjok orang, " ucap Jastin.

Dengan cepat Laura mencoba menolong Budi yang sudah pingsan karena menerima satu tonjokan dari Jastin.

"Gua bantu, " kata Jastin yang mencoba menolong.

"Gak perlu. Mending lu beresin nih kantin, udah kaya kandang ayam. Masalah Budi biar gua aja yang urus, " kata Laura.

Laura dan siswa-siswi yang lain pun mengangkat Budi menuju UKS. Sedangkan Jastin sibuk bersenang-senang dengan kantin yang sibuk berantakan.



















Seperti biasa,
Jangan lupa votenya ya
Dan komen juga sangat di butuhkan
Terus follow nya juga lho
Oh ya,
Dapat salam nih dari author bacot
#olehAsellaMN

ku dijodohkan pada 5 priaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang